Bangun dengan tak ada lagi beban di kepala itu sangat menyenangkan ditambah aku bolos sekolah, hahaha. Biar kutebak, Jun pasti belum bangun. Aku berniat kerumahnya untuk makan bersama, sekaligus mengejutkannya. Aku mencoba memasak nasi goreng untuk dimakan bersama Jun nanti. Aku harap dia bakal suka, sesampainya aku di rumah Jun, aku mengetok pintu nya berkali - kali tetapi tidak ada respon. Jam menunjukkan angka 11 apa dia belum bangun? Ku coba telfon, juga tidak diangkat. Apa lagi mandi? Jadi, kuputuskan untuk duduk di kursi depan di teras rumahnya sembari menunggu.
"aku di depan rumah, bukain pintu." aku mengirim pesan padanya.*BRUK* terdengar bunyi seperti orang kesandung hahah aku yakin itu Jun yang ingin membuka pintu setelah membaca pesan ku. Dan, pintu terbuka, Jun kelihatan bingung karena pas pintu terbuka tidak ada siapa - siapa di depannya,
"disini di kursi" kata ku
"ngapain?" tanya nya.
"gapapa, kangen. Sini sarapan Jun, aku belum sarapan juga." pinta ku.
"bawa apa emang?" tanya Jun.
" nasi goreng, aku yang masak sendiri" jelas ku.
"duh, aku order makanan aja deh."
Kata nya seolah tak yakin dengan masakan ku.
"udah sini, cicip dulu. Baru komentar." kata ku sambil menyuapi nya.
"tumben enak. Makan di dalam aja yuk, sambil nonton." ajak Jun.
"ga jadi order makanan nih." kata ku menyindir.
"ga, makan masakan kamu ini aja." jawabnya dan langsung meninggalkan ku masuk ke ruang tengah.
Kami makan, sambil bercerita dan bercanda. Beda sekali dengan keadaan ku di rumah. Hanya diam, merenung, walaupun orangtua ku sedang ada di rumah, mereka sibuk masing - masing, jadi bagiku tempat pulang yang ku senangi adalah tempat dimana aku dan Jun berada, karena bersamanya aku dapat berbagi segalanya.
"belum mandi?" tanya ku, sembari membereskan makanan kami.
"belum, tadi aja bangun karena dengar notifikasi pesan dari kamu." jawabnya.
"pantas nih, ada bau menyengat, hahahahah." canda ku.
"yauda aku mandi, tunggu ya." kata nya.
Memang ya, kalau cuman makan sekali itu ga kenyang. Jadi, kuputuskan untuk order burger. Selesai Jun mandi, pas banget dengan datangnya burger, jadi aku pergi keluar untuk mengambil burger.
"Lyn!" panggil Jun dari dalam.
Saat aku masuk rupanya dia mencariku kemana - mana, bahkan sampai mencari ke kamarnya.
"disini!" kataku sambil menunjukkan kantong berisi burger.
Saat dia menuruni tangga dan menghampiriku, dia terpeleset jatuh mengenai ku, dan tangannya melindungi kepala ku agar tidak terbentur lantai.
"aduh!" jeritku, saat kami jatuh berdua menimpa ku dengan mata terutup. Dan saat ku buka mata ku, ternyata wajah Jun, sangat dekat dengan wajah ku. Bisa kulihat wajahku, dari bola mata nya. Kami saling menatap selama beberapa detik, sampai..
"mau begini terus nih?" tanya ku, menyadarkannya. Jantung ku bisa meledak jika terus berdekatan seperti itu dengan Jun.
Jun langsung berdiri, dan membantuku.
"kalau habis mandi tuh ya, lap dulu tuh kaki. Baru jalan kesana - kesini, liat tuh basah semua lantai." jelas ku, kepadanya.
"ku kira kamu pulang."
"tanpa pamit gitu?" tanya ku.
"kan kukira, lyn. Gitu amat." jawabnya.
"nih burger, ga kenyang aku kalo nasi goreng doang hahahha"
"makan di lapangan basket aja. Habis makan, main basket ya."
"ya apapun asal dengan mu." jawab ku dengan suara kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu dalam Diam
Teen FictionAku diam.... Bukan berarti aku tak memikirkanmu. Aku diam.... bukan berarti aku tak mengharapkanmu. dan... Aku diam.... bukan berarti aku tak mencintaimu Aku lebih memilih diam. Karna.. Tak seorang pun mengerti ini termasuk diriku.