-11-

393 10 0
                                    

"HEI JUN! SIAPA YANG SURUH KAMU MELAMUN?" bentak guru pada saat kami belajar.
  Dia mikir apa ya? Sampai melamun segitunya sampai kena tegur guru. Apa mikirin soal tadi yang aku ninggalin dia ke kelas? atau dia mikirin cara biar aku jadian sama kak Allen?Tapi apa iya aku harus dekat dengan kak Allen biar ga disangka pemberi harapan palsu? Apa harus? Pemikiran ini membuatku tambah bingung.

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Dan aku langsung keluar kelas tanpa Jun.
 "Lyn, tunggu" kata Jun. Dan aku berhenti berjalan.
 "maaf yang tadi." sambungnya
 "gapapa" kataku.
  "yaudah, ayo pulang sama - sama ya"ajaknya.
   "aku pulang sendiri aja." tolakku.

   Aku meninggalkan diri nya. Aku begitu bodoh jelas-jelas dia minta maaf tapi aku tidak menghiraukannya sedikitpun. Memang aku akui ini kekanakan. Tapi, ya aku cuma butuh waktu untuk sendiri.

Sesampainya di rumah, aku teringat. Hari ini biasanya aku ke sekolah buat lihat latihan basket.
"Lyn, di rumah ga?!" seseorang memanggilku di balik pintu rumahku.
Ketika ku buka itu Jun. Oh, datang lagi momen canggung.
"kenapa Jun?" tanyaku.
"masih marah?" balasnya.
"kan sudah bilang gapapa." jawabku.
Sambil meraih tanganku dan  berjalan dia berkata
"yaudah, jangan marah lagi ya. Kamu mau nonton kami latihan basket ga? Abis itu kita ke bioskop, ya nonton film yang kamu mau."
"iya tapi aku kunci pintu dulu jangan asal tarik aja." aku segera berbalik ke rumah, mengambil tas dan dompet. Ku kunci pintu rumah dan pergi bersama Jun.
  Selama di motor, aku memikirkan mimik wajahku ketika tadi tanganku berpegangan lagi dengannya. Pasti rona di pipiku muncul lagi, memikirkan nya membuatku senyum sendiri.

Sesampainya di sekolah, Jun langsung menukar baju nya, dan langsung latihan ke lapangan.Aku juga sudah duduk di bangku kantin yang langsung mengarah ke lapangan.
   Wah, latihan yang kompak. Semua nya bagus dalam bermain, oh aku lupa sebentar lagi ada pertandingan. Pantas yang latihan hari ini hanya anggota tim biasanya ramai dengan anak - anak extrakulikuler.
  Tapi, hanya latihan begini? Tak ada duel? 1 lawan 1? Baru saja terpikir begitu, si pelatih seakan mempunyai pikiran yang sama dengan ku. Dan, yang lebih kaget Jun dan Kak Allen yang diminta 1 lawan 1 untuk menentukan kapten tim.

Vote dan comment, thankyou.

Mencintaimu dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang