╰Part 18 ~Meeting~

175 29 6
                                    

Author POV

Yuta membuka kedua matanya perlahan. "Hhhaaa..."

Mendengar hembusan nafas dari mulut namja ini, Jiyeon segera mendekap tubuh Yuta erat. Yuta sendiri tidak menggubris perlakuan Jiyeon padanya. Terlalu pusing dengan kepala yang berputar-putar seperti sedang menaiki komedi putar, sehingga ia lebih memilih diam untuk menstabilkan rohnya yang baru kembali ke tempat raganya.

"Ooh astaga, tidur ku benar-benar aneh kali ini." gumam Ren setengah sadar. Disusul oleh Hwayoung dan Jeonghan yang mengucek mata mereka bersamaan bak seseorang bangun tidur dipagi hari.

"Ya bung, aku juga mimpi aneh. Seperti ada sesuatu yang menarik roh ku dengan paksa, untungnya hanya mimpi." racau Jeonghan yang mencoba mendudukkan dirinya disofa yang ia tiduri.

Hwayoung yang telah sadar sepenuh nya tidak teriak seperti biasanya. Ia hanya mengedarkan pandangan ke segala penjuru, dan menyimpulkan kini dirinya sedang berada di ruang tamu rumah seseorang. Lalu matanya teralih pada posisi yang menurutnya sangat layak untuk ditonton.

Hwayoung melihat Jiyeon yang mendekap Yuta dengan erat, seakan Jiyeon enggan melepaskan namja itu. Terlihat dari air muka Jiyeon yang sangat mengkhawatirkan bocah berkebangsaan Jepang tersebut. Melihat mereka, Hwayoung jadi teringat sesuatu, mencoba untuk mengingatnya tapi sulit.

"Nah nah, kalian semua sudah bangun. Minumlah selagi panas, tidak usah sungkan." Soyeon keluar dari arah dapur membawa nampan berisi 5 gelas coklat panas. Asap yang cukup tebal dari ke-5 gelas itu menarik perhatian Yuta.

Soyeon memberikan satu persatu gelas kepada semua teman Jiyeon dengan senyum ramahnya. Jeonghan terpaku pada sosok eonni Jiyeon yang menurutnya benar-benar indah dipandang. Ditambah lagi perawakan Soyeon yang bisa dibilang imut untuk seorang kakak, berbanding terbalik dengan Jiyeon.

Ren memicingkan matanya untuk menggoda. "Mau sampai kapan kalian jadi teletubbies? Teletubbies pun tidak selama dan seerat itu... Kalau Hansol hyung tau, bisa mampus kalian."

Jiyeon cepat-cepat menghentikan aksi berpelukannya dan menjauh sedikit. Menyembunyikan kedua pipinya yang perlahan berubah menjadi merah.

Detik berikutnya Jeonghan sedikit terkekeh membayangkan bagaimana reaksi Hansol melihat 'girlfriend'nya bersentuhan dengan anak buahnya yang sedikit hyperactive.

"BWAHAHAHAHA..." akhirnya tawa dari seseorang yang mengeluarkan peringatan tadi pun pecah dengan bebasnya. Diikuti oleh tawa Hwayoung, Jeonghan, Jiyeon, kemudian Yuta. Membuat seisi rumah ramai bergema oleh tawa mereka.

Sejurus perasaan bahagia menyelimuti hati Soyeon. Ia yang tidak mengerti apapun hanya bisa tersenyum melihat tawa lepas mereka, terutama Jiyeon. Sudah lama adik perempuan nya tidak tertawa lepas, apalagi bersama teman-teman barunya. Ini juga pertama kalinya Soyeon melihat wajah-wajah teman baru Jiyeon.

Dari koridor dalam lantai 2, yang langsung mengarah ke lantai dasar ruang tamu, berdiri 2 sosok peri kecil. Mereka bergandengan tangan sambil memperhatikan kejadian yang menciptakan sebuah atmosfer hangat seperti ini. Senyum manis tak luput dari keduanya.

"Hina-ya, aku senang." peri dengan rambut kuncir buntut kuda meremas erat kedua tangannya didepan dada.

Peri yang dipanggil Hina, dengan rambut yang dikuncir dua di atas telinga. Membalas sahutan peri di sebelah nya dengan senyum manis namun getir.

Hina teringat pada tuannya yang sekarang berada di dalam kamar, mengurung dirinya seperti biasa. Karena aksi tuannya yang menyelamatkan noona nya serta teman-temannya itu, ia terluka. Ingin sekali peri kecil nan imut ini membantu menyembuhkan Jaehyun dengan sihirnya, tapi tuannya menolak dengan datar seperti biasa.

Minute Of Life [HIATUS!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang