╰Part 29.A RIP ~Number Six~

137 8 14
                                    

"Park Jiyeon! Chakkaman!"

Hansol berlari menghampiri Jiyeon dari sebelah barat. Jiyeon tak langsung berhenti dan menggubrisnya seperti biasa, kali ini ia bersikap cuek. Akibat pertengkaran yang dilakukan kedua sahabatnya, dan orang lain yang terkena imbasnya.

Jiyeon tak berhenti meski terus Hansol panggil berkali-kali. Hal itu membuat Hansol mau tak mau meraih pergelangan yeoja itu dan menahannya paksa.

"Hosh... Hosh... Dengarkan aku dulu!" Hansol membentak keras disela aturan nafasnya yang terburu-buru. Tak disangka ternyata langkah kaki yeoja ini begitu jauh nan cepat.

Kaki Jiyeon berhenti melangkah namun muka nya masih menyiratkan ketidakpedulian untuk saat ini. Dan Hansol mengerti apa yang barusan terjadi. Secara, Hansol sudah memperhatikan mereka ㅡJiyeon, Myungsoo, dan Taeyongㅡ dari kejauhan.

Ingin sekali Hansol membicarakan sesuatu yang akan ia sampaikan dengan keseriusan dari semua pihak, namun apa daya, lawan bicara nya kini salah satu type manusia keras kepala.

"Begini, aku mengerti sekarang. Perlahan ingatanku kembali... Hossh..."

Mata Jiyeon akhirnya melirik wajah Hansol, tapi tetap dengan mimik yang cuek dan terkesan sinis.

"Hoshh... Tentang Hwayoung..." Hansol sengaja menggantung kalimatnya, kedua mata Jiyeon otomatis memicing.

"Aku hanya ingin penjelasan dari semua ini... Kau tahu bagaimana hidup tidak tenang, eoh? Bahkan lebih menyiksa daripada kematian." tutur Jiyeon tanpa pikir panjang.

Hansol menempelkan jari telunjuknya pada bibir Jiyeon, "Shhuutt... Jangan bicara sembarangan soal kematian. Lebih baik ikut aku sekarang, kita perlu menemui Ren dan Luhan. Sebelum terlambat."

Halis Jiyeon semakin mengkerut dan amarahnya mulai bercabang, Hansol tidak melanjutkan topik mengenai Hwayoung. Meski begitu, Jiyeon tetap menurut.

~~'MOL'~~

BRAK!

"Hey! Ketuk dulu jangan langsung dobrak! Kalian kan bukan hewan." omel Luhan yang baru menyadari pintu kamarnya didobrak oleh dua hoobae nya.

"Ga ada waktu! Ikut!"

Hansol yang baru bertindak tidak sopan, melanjutkan ketidaksopanan nya dengan menarik paksa diri Luhan, disusul oleh Jiyeon yang masih tidak mengerti apa-apa.

~~'MOL'~~

"CHOI MINKI!" nada tinggi Hansol mengaum keras.

DUK!

"YE?!" orang yang disebut namanya terlonjak dibawah meja, tak lupa ubun-ubun yang berciuman dengan bagian bawah meja.

"KEBAKARAN! LARI!!!" Hansol membuat suara panik untuk menipu Ren. Karena Hansol tau, Ren akan lebih mudah dengan cara seperti ini. Benar faktanya, tanpa pikir panjang Ren berlari terbirit-birit menerobos Hansol dengan muka panik mencari tempat aman.

"Nah, semua beres." ucap Hansol pada dirinya sendiri santai, mengembangkan senyum lega sebelum menyusul Ren yang entah sudah sampai mana.

~~'MOL'~~

Krieett!~

Lami masuk ke dalam ruangan yang biasa dipakai sebagai penjara rumahnya. Dia membawa dua buah apel di genggaman tangan kanan dan kiri nya. Apel merah segar yang digenggam tangan kiri, ia lemparkan dengan sedikit tenaga agar dapat menerobos jeruji besi dan membentur kepala seseorang yang ada disana.

"Makan." Lami memberi aba-aba mengizinkan tahanannya memakan apa yang ia beri.

Tahanannya, Herin, menatap buah apel yang jatuh dekat sisi kanan nya. "Kau pasti merindukannya..."

Rahang Lami yang tadinya normal sekarang mengeras, terpancing oleh kalimat yang dilontarkan Herin. Meski tidak jelas namun Lami tahu betul kemana arah percakapan ini nantinya.

"Aku juga..." Herin menyunggingkan senyum kecil, "merindukan tuanku..."

"Cih!" dalam dirinya, ingin sekali Lami tidak peduli pada topik ini, namun hati kecilnya berkata lain.

"Kenapa... Padahal jika kau meminta, tidak... Jika kau menemuinya saja, dia mungkin akan membantumu."

"Gadis polos bau kencur itu? Cih, aku bahkan muak melihatnya yang lamban."

"Tolong jangan hina tuanku... Dia belum siap menghadapi ini semua."

"Ya tentu saja! Apalagi aku menahan satu-satunya jalan keluar baginya. Hahahaha..." Lami menginjakkan kaki keluar dari sini dan membiarkan pintu ruangan terbuka setengahnya.

~~'MOL'~~
To Be Continue...

Maaf sekali...

MMAAAAAFFFFFFF...😭😭😭
Author janji ff ini akan selesai tamat dengan ending yg uwaw(?) sebelum bergantinya tahun! Janji!

Terimakasih bagi yang sudah sabar menunggu, membaca, & membayang-bayangkan akan seperti apa alur ini nantinya 🤗🤗🤗

Janji, author gakan buat  kalian kecewa lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Minute Of Life [HIATUS!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang