╰Part 23 ~Started~

133 29 9
                                    

Jiyeon POV

"Ada yang harus perlu kau tahu sebelum kita melakukannya."

"Hmm?"

"Aku..."

"..."

"A-aku... Aku..."

"Come on!"

"Aku belum siap."

"Kau bercanda?"

"Aku tidak tahan rasa sakitnya yang akan menusuk bagian sensitifku."

"Ayolah, ini tak akan sesakit itu. Aku tak akan berbuat kasar... Terutama pada bagian sensitifmu."

"Tapi aku takut Myungsoo-shi. Kau tak akan mengerti setelah bagian sensitifkuㅡ"

"Hey! Hey... Jangan pikirkan akibatnya nanti. Jangan pikirkan yang lain. Nikmati saja, enjoy. Aku yakin kau akan ketagihan nantinya. Kuyakin bagian itulah titik kenikmatannya."

"..."

"Aku akan bertanggung jawab jika hal itu terjadi."

Aku mengangguk sambil menatapnya. Dia balik menatapku, meyakinkanku dengan hal yang akan ia lakukan. Hal yang ia bilang adalah titik kenikmatan. Untunglah sebelumnya kami sudah pemanasan terlebih dahulu. Yaa... Kalian tahulah bagaimana pemanasan semacam itu.

Aku belum siap, sungguh. Tapi dia memaksaku dengan sangat lembut, dia membuatku percaya padanya. Bagaimana jika hal yang ditakutkan semua orang terjadi? Terutama untuk seorang yeoja belia sepertiku? Itu akan memalukan. Sangat memalukan. Tapi Myungsoo sudah berjanji akan bertanggung jawab. Tapi hal memalukan itu tidak bisa ditebak, bisa saja terjadi. Dan kami belum ada persiapan apapun!

Ahh Tuhan... Bawa aku pergi dari sini.

Myungsoo mencengkram lalu menarik tanganku.

"Akhh..." kasar sekali dia. Memperlakukan yeoja seperti ini? Mungkin yeoja lain ingin dilakukan kasar, terutama para kupu-kupu malam. Tapi aku bukan kupu-kupu malam atau yeoja lain. Aku seseorang yang terhormat, yang harus menyerahkan kehormatanku pada namja kasar seenaknya seperti dia?

"Hey, jangan tegang begitu. Kubilang nikmati saja, eh. Kalau kau seperti ini terus, aku akan berbuat lebih kasar lagi, dan kau akan menderita sekaligus menikmatinya."

Omongan macam apa itu?!

"A-aakhhh Myungsoo... Hentikan. Sshhh... appo!"

"Lebih baik seperti ini kan?"

Oh tidak!

Dia baru saja mencengkram tanganku lebih kuat lagi, lalu menyeringai sombong seperti itu?! Ohh shit! Tapi mau bagaimana lagi, tenaga seorang namja lebih kuat dari seorang yeoja. Apalagi yeoja lemah sepertiku.

Sebelum kami melangkah lebih jauh, lebih dalam lagi, aku menarik lengannya yang mencengkram tangankuㅡlebih tepatnya pergelangan tangan, agar dia bisa fokus melihat ekspresi wajahku saja.

Dan hey, benar saja dia langsung fokus ke titik yang kuinginkan. Sedari tadi aku memasang wajah memelas untuknya. Sebenarnya tidak sudi memelas seperti ini, tapi aku harus mencoba segala cara agar ia menghentikannya sebelum terlambat.

Minute Of Life [HIATUS!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang