17. PILIHAN

904 31 0
                                    

-"Aku harus tegas, agar perasaan ku ini tak diketahui olehnya. Pilihan itu membuatku belajar untuk menjadi lebih dewasa, dan belajar mengenal bagaimana penyesalan yang sesungguhnya "
-Azrah Rahmadhani

"Rah ditunggu Rifky di bawah katanya bawa buku yang dia bilang sama lo " ujar Inri.

"Iya.." Azrah berpikir sejenak.


"Tapi Inri lo bisa nggak bantu gue, tolong kasi ke Rifky yahh. Tolongg "

"Ya udah mana"

Azrah bergegas dan langsung mengambil buku yang tadi Rifky minta.

"Makasih yah Inri " ujar Azrah saat buku itu sudah terdapat di tangan Inri.

"Emang kenapa bukan lo aja yang kasih buku itu langsung ke Rifkynya Rah?" tanya Nabila merasa aneh, karena sedari tadi ia memerhatikan tingkah Azrah yang aneh.

"Hah?  Nggak, gue lagi malas aja ganti baju lagi, lagian kan sekalian tuh Inri kan juga mau kebawah" balasnya dan langsung memasang headset untuk  melanjutkan aktivitasnya.

"Kenapa bukan Azrah yang bawa? " tanya Rifky heran saat mendapati Inri membawa buku Azrah.

"Nggak tau, nih! " balas Inri lalu memberikan buku itu pada Rifky.

"Makasih! "

❄❄❄❄❄

Setelah makan malam Azrah menuju kelas sesudah sholat isya bersama beberapa temannya yang menuju tempat yang sama.

"Rah?, ada tugas nggak ?" tanya Rifky saat ingin memakai sendalnya dan mendapati Azrah yang ada di sampingnya.

"Hah? Nggak tau!" balas cewek itu kikuk menghindari Rifky dan langsung berlari meninggalkan Rifky yang masih termangun keheranan.

"Kayak ada yang aneh deh. Tapi apa yah"  benak Rifky berpikir akan kelakuan Azrah padanya akhir - akhir ini.

"Lo ngehindarin gue yah Rah? " ujar cowok itu to the point di depan Azrah yang tengah duduk di bangkunya.

"Apaan sih, nggak! "

"Lo kayak ngehindarin gue, lo nggak kayak Azrah yang gue kenal!" celetuk cowok itu.

"Emang Azrah yang lo kenal gimana?.  Lo kayak kenal gue banget tau nggak!" sentak Azrah membuat beberapa orang yang ada di dalam kelas kaget akan kelakuannya.

"Gue butuh waktu buat berpikir apa yang sebenarnya terjadi sama diri gue, Ky.  Karena gue sendiri juga bingung,  jadi gue mohon untuk sementara..."

"Ok, ini pilihan lo gue ikutin! " sentak cowok itu kesal meninggalkan Azrah yang belum sempat menyelesaikan pembicaraan mereka, ia tau apa beban pikiran cewek itu dia sedang bimbang tentang perasaannya.

❄❄❄❄❄

Mulai hari itu, Mereka berdua diam seperti tak pernah saling kenal padahal kenyataanya begitu banyak cerita diantara mereka, mereka berdua seperti orang asing yang tak pernah di persatukan.

Saling menghindar saat semua hal mencoba menyatukan mereka, tapi Rifky selalu menolak hal hal yang menyangkut dirinya dan Azrah. Itu kemauan Azrah bukan, cowok itu hanya ikut arus yang di berikan Azrah padanya,  itu saja. 

"Ky!  Kenapa lo nggak menjauh dari Azrah? " tanya Taufiq yang sekarang sudah menjadi teman sekelompoknya.

"Gue bukan menjauh tapi gue menghindar!" balas cowok itu lesuh.

"Emang apa bedanya, perasaan sama aja! "

"Beda!  Gue menghindar karena gue yakin suatu saat salah satu dari kita bakalan balik mengembalikan kenangan lama, gue nggak ada niat lupain. Kalo menjauh gue harus siap buat pergi menghilang melupakan segalanya. " jelas cowok itu membuat Taufiq mangut mangut.

"Ok!, cepetan baikan nggak baik orang diem dieman lama kayak lo gini ntar dosa! " saran Taufi membuat Rifky berpikir dua kali untuk mengawalinya.

Itu permintaan Azrah kenapa harus dia yang memulai?










Dalam Diam Aku Bertahan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang