19. KEPUTUSAN.

882 27 3
                                    

"Pilihan dan keputusan.
Dua hal berbeda yang berujung sama.
Bukan hal mudah membuat pilihan dan menempatkan sebuah KEPUTUSAN."
-Azrah Rahmadhani Putri

Pandangan Azrah lurus mengarah pada pria yang sedari tadi ia pandang hingga jejak itu menghilang.

Azrah lalu melangkahkan kakinya menuju Asrama. Di lihatnya Salwa yang sedang duduk memandang sebuah layar kecil dengan aksesoris manis yang terpasang di belakang layar kecil itu sambil cekikikan tak jelas.

"Sal!" panggil Azrah dengan sorotan mata yang sayu sudah berkaca kaca pada sahabatnya yang baru pulang dari pertukaran pelajar.

Salwa sontak kaget di tengah cekikikannya yang tak jelas saat mendengar namanya di panggil.

"Iya Rah?" Azrah sudah berhasil mengeluarkan air bening dari ujung mata coklat nya.

"Lo kenapa Rah?" tanya Salwa dan menarik Azrah kedalam pelukannya untuk menenangkan.

"Gue cuman pengen nangis! Mata gue udah nahan air ini lama." ujarnya mengangkat kepala dan segera mengusap air matanya.

Selang beberapa menit.
Azrah mengangkat wajahnya yang sedari tadi menunduk.

"Sal! Gue pengen nanya sama lo!, kalo misalnya gue suka sama seseorang, menurut lo apa gue harus menjauh dari orang itu ?" ujar Azrah setelah merasa diri mulai tenang.

"Menurut gue nih yah Rah!, jangan! Karena orang itu bakal bingung, pasti orang itu bakal bertanya tanya, kenpa lo menjauh dari dia tiba tiba. Jadi saran gue lo biasa aja Rah"

"Harus kayak gitu yah guenya, makasih
Sal" balas Azrah dan segera berdiri, berjalan dengan tatapan kosong.

Setelah beberapa lama terhayut akan pikiran tentang sebuah pilihan hatinya kedepan.

Azrah pun berkeputusan bahwa dia akan bersikap biasa saja pada Rifky.

❄❄❄❄❄

Saat Azrah akan menuju kelas di lihatnya Rifky yang sedang memakai sepatu didepan musholah.

"Ky!" Rifky tersontak saat melihat kearah suara orang yang memanggilnya.

"hm"

Namun cepat cepat Rifky berdehem saat tau orang itu adalah Azrah. Dia belum siap untuk bersikap biasa saja pada Azrah. Rifky lalu menyelesaikan ikatan sepatunya yang belum selesai sempurna dan meninggalkan Azrah terpaku melihat kelakuannya yang dingin.

"Ky! Tungguin gue kenapa sih. Kita jalan bareng ke kelas!" ujar cewej itu tanpa beban sambil menjajarkan langkah mereka.

"Apaan sih lo Rah!, jangan ngikutin gue!" ujar Rifky membentak, sontak membuat jantung Azrah berdegup kencang, kaget.

"Maaf, Gue nggak bakal ganggu lo!" ujar Azrah pelan memadang kepergian cowok itu menahan matanya yang terasa berat.

Ia harus kuat, Rifky seperti itu karena pilihan dan keputusan bodohnya, ia tak boleh mangisi kesalahannya itu sama saja ia pengecut.

Cewek itu lalu lanjut berjalan menuju kelas yang masih tersisa beberapa jam lagi. Pandangan matanya benar benar kosong, banyak pertanyaan dalam otaknya. Tapi ia harus apa harus minta tolong pada siapa atas keputusan bodohnya. Dan disinilah Azrah menyesal dengan keputusan yang dia ambil membuat banyak orang bingung akan sikapnya.

Dalam Diam Aku Bertahan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang