-"ketika kejujuran sangat sulit di ungkapkan"-
-Muhammad RifkyAzrah melangkah menuju asrama, deruh napasnya ia atur sedemikian rupa agar tak menonjolkan hal hal yang mencurigakan oleh teman teman sekamarnya.
Hatinya sakit apa yang baru saja ia saksikan membuatnya benar benar terpukul. Di lubuk hatinya yang paling dalam ingin sekali ia pergi meninggalkan kisah yang begitu menyakitkan ini, tapi apa dayanya yang tak ada hak untuk mengatur alur hatinya apa lagi alur hati seseorang.
Ia membenamkan kepalanya di bantal yang teratur rapih, ia menangis mengeluarkan segalanya, ia berusaha agar deruh napas dan suara tangisannya tak dapat di dengar orang.
Harinya makin kesini semakin berat, hatinya benar benar membuat goncangan yang kuat membuatnya tak dapat menebak apa yang akan terjadi selanjutnya, dalam benaknya ia berharap semoga saat esok hari ia bangun perasaannya akan kosong tak ada sosok siapapun atau dia akan bertanya apa Rifky dan dirinya masih sama ? Tak pernah berani bicara?.
Azrah membenahi letak kepalanya menghapus air mata yang masih tersisa di wajahnya, berdiri kembali tertawa bersama teman temannya yang sedari tadi tengah tertawa. Ia benar benar tak dapat di tebak.
❄❄❄❄❄
"Ky!", panggil Salwa saat melihat Rifky yang baru saja keluar dari kantin.
"Ya?"
"Gue boleh bicara sama lo sebentar ?".
"Ok!"
Mereka berdua duduk di teras kelas XI-3, Salwa masih mengatur kata kata apa yang sebenarnya ingin ia tanyakan pada Rifky.
"Lo mau ngomong apa?", Rifky akhirnya buka suara ditengah kebingungan Salwa mengatur kata.
"Mmm... Itu gue mau tanya, ada cewek yang lo suka di sekolah?".
Rifky mengernyit memandang heran teman SMP nya.
"Itu privasi!", desisnya sambil berdiri berniat meninggalkan Salwa.
"Lo apaan sih baru juga ditanya kayak gitu udah main pergi aja", tahan Salwa sadar Rifky menghindari pertanyaan itu.
"Gue cuman mau tanya itu doang nggak ada maksud lain, kita kan teman SMP udah pasti udah saling kenal lama nih yah, masa lo masih sembunyiin sesuatu sama temen SMP lo!", ujarnya dengan senyum semringah sambil menepuk tempat kosong disampingnya menandakan Rifky untuk duduk kembali ditempat.
"Ok !, gue suka sama Farah!".
Sorot matanya membulat menatap Rifky heran, ia tak menyangka teman SMPnya itu bisa menyukai seseorang.
Rifky selau di kejar banyak cewek di SMP tapi tak ada satu pun yang dapat memikat hatinya ada satu, tapi saat ia ingin mulai PDKT sudah direbut dulu oleh sahabatnya."Ky ?, lo sadar kan?", ujar nya memastikan.
"Apaan sih loh! Gue normal kali, "
"Gue benar benar nggak percaya!, akhirnya lo bisa suka orang", gerutu Salwa sambil menepuk bahu Rifky.
"Sering-sering cerita ke gue yah!, anggap aja gue sodara lo tempat lo cerita apa aja !", lanjutnya dan berdiri meninggalkan Rifky yang masih ingin melanjutkan pembicaraannya.
"Mungkin bukan sekarang gue jujur yang sebenarnya Sal!"
❄❄❄❄❄
Lelaki itu berjalan menuju asrama pandangannya benar benar datar tak menghiraukan siapapun yang lalu lalang di sekitar nya.
Sore itu ia isi dengan bermain basket bersama beberapa temannya melampiaskan segalanya pada ring dan sebuah bola yang di rebut beberapa orang.
- Bakal ada saatnya lo sadar bagaimana rasanya pertahankan sesuatu yang menyakitkan tapi lo tetap kukuh mempertahankan karena rasa yang terlalu besar.-
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Diam Aku Bertahan (END)
Teen FictionCerita ini sudah berakhir. Namun, masih dapat kamu nikmati. Pesanku : Jangan kecewa dengan apa yang ada di akhir. Yang harus kamu tau, bahwa tulisan ini tulus untukmu. (Tahap revisi) Dalam hidup, ada banyak hal yang terjadi tidak sesuai dengan apa...