34. HARI WISUDA

938 37 0
                                    

"Hari ini, mungkin hari terakhir dan kesempatan terakhirku."
-Azrah&Rifky-

Rifky berjalan menuju aula dengan pakaian wisudanya yang telah rapih, cowok itu melirik kursi depan untuk melihat gadis yang ia cari, Azrah.

"Satu tahun itu berjalan terlalu cepat untuk dunia kita yang sempit, dan disinilah kita di penuhi dengan bayang-bayang kerja keras beberapa bulan lalu yang membuat kita dapat menunduki kursi berharga ini. Happy graduation day! Saya harap dunia menyeramkan yang akan kita lewati tak akan membuat kamu atau saya tercengang 😊," ucap Taufiq, wisudawan terbaik memberi kata sambutan.

Itu merupakan kalimat pendorong sekaligus kalimat ancaman bagi Rifky dan para siswa lainnya.

Para wisudawan di berikan kesempatan untuk melakukan sesi foto. Sekitar satu jam.

Azrah mengambil sepucuk surat yang ia simpan di saku baju wisudanya, surat yang hanya tuhan dan hatinya yang tau untuk siapa.

"Untuk Rifky ya?" ucap Taufiq membuat surat itu sekarang malah di ketahui orang lain.

"Apaan sih lo!"

"Sini biar gue yang kasih, kalo lo nggak berani." kata Taufiq mencoba merebut surat itu.

"Gue bisa sendiri kok," Azrah cepat-cepat menyimpan surat itu di saku baju lagi.

*****
"Ada yang mau gue sampein ke Azrah lo mau bantu gue?" ucap Rifky pada Farhan.

"Biar gue yang bantu!" tambah Taufiq tiba-tiba.

Rifky mengernyit, "ada yang mau Azrah juga sampein kayaknya sama lo!" ucap Taufiq cepat sebelum Rifky berpikiran lain terhadapnya.

"ayo kalo gitu."

Azrah dan Rifky sudah berhadapan sekarang, cowok itu menarik napas dalam-dalam ingin lebih dulu mengungkapkan apa yang ingin ia katakan.

"Bisa gue duluan Ky?" potong Azrah cepat sebelum surat itu tak ia berikan nantinya.

"iya"

"Semenjak hari itu gue udah berhenti buat berharap sama lo kok, tenang aja. Hari ini hari terakhir kita, seandainya jodoh lo bukan gue dan kita dipertemukan lagi. Gue harap kita udah bahagia saat itu, dan ini ada surat buat lo. Maaf ya kalo lo beranggapan gue anak alay atau jadul, tapi cuman ini yang bisa gue kasi sama lo. Gue harap setelah hari ini lo bahagia tanpa ada tekanan cinta dari siapapun lagi."

"Selamat hari kelulusan yah, Ky."

Senyum di wajah Rifky sirna, semangat 45 yang ia bangun hilang entah kemana perginya.
Niat mengungkapkan sesuatu yang bertolak belakang dengan pemikiran Azrah pergi di bawah perkataan Azrah.

Rifky menatap surat itu, meraihnya dan langsung di masukkan ke dalam saku celananya.

"Gue baca pas udah di rumah kan?"

Azrah mengangguk.

"Rah, jangan maksa diri lo buat menghapus bayang gue di kehidupan lo ya." pintah Rifky sebelum akhirnya cowok itu berbalik, kecewa pada diri sendiri yang benar-benar pengecut.

*****

Azrah masuk ke dalam kamarnya setelah pulang dari sekolah.

"Dia kenapa Bun?" tanya Akbar pada Bunda.

"Jangan di ganggu adeknya, lagi sedih."
ucap Bunda mencoba memahami apa yang terjadi pada putrinya

Akbar memcoba membuka kamar Azrah tepat jam 12 malam.

"Lo kenapa dek?" tanya Akbar sadar Azrah belum tidur. Karena masih memandang jendela kamarnya.

"Kak lo keluar aja deh sekarang! Lagi males banget gue bicara sama lo!" teriak Azrah mengusir Akbar dan mengunci kamarnya.

Cewek itu menatap salinan suratnya, melipatnya, dan memasukkan kertas itu ke dalam kotak hijau menyimpannya dilaci meja belajar paling dalam, berusaha membuat kotak itu agar tak terlihat.

*****

Rifky melipat surat itu menatap kosong laptop dengan foto seorang gadis yang sedang tersenyum di depannya. Bayangan tentang dirinya dan Azrah perlahan terekam dalam memori otaknya. Rifky lalu membuka Microsoft mengetik ulang surat itu.

Ketikan surat dan sebuah foto itu di isi dalam satu folder yang ditulisi Rifky dengan judul "Kertaspolos".

Rasa kaget dan kecewa pada diri sendiri masih cowok itu rasakan. Dia cowok terbodoh di dunia.



"Jangan lupa di comment dan vote yah, Dalam Diam Aku Bertahan udah mau ending, guys!"

Dalam Diam Aku Bertahan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang