Chapter Nine

3K 134 0
                                    

Negative.

Aku melihat satu bar ditest pack-ku dan aku tidak tahu aku harus bagaimana. Aku menundukkan kepalaku, ingin menangis. Aku sudah sangat senang mengandung, dan hasilnya negative.

“ Sabrina..” Grant mengetuk pintu kamar mandi. Aku sudah didalam beberapa menit dan Grant mengkhawatirkanku. Aku mengambil testpack-ku dan buru-buru merubah wajah kecewaku saat membuka pintu. Wajah Grant penuh rasa ingin tahu saat aku membuka pintu.

“ negative..” ujarku pelan. Grant menarikku kedalam pelukannya

“ relax.. ini baru beberapa bulan, baby..” ujarnya. Aku mengangguk lemas. Harapanku rupanya sudah terlalu tinggi kali ini dan aku kecewa saat menemukan bahwa aku tidak mengandung. Dan mungkin sakitku kemarin hanya salah makan, aku hanya meminum beberapa obat dari dokter kemarin dan semuanya langsung hilang.

“ I’m sorry..” ujarku. Grant menegakkan bahuku

“ untuk apa?” tanyanya tertawa

“ ergh..” aku malas menjelaskan dan kupikir dia sudah tahu. Grant memegang kedua bahuku dan menunduk untuk berbicara padaku

“ hei, tidak apa-apa.. aku seharian dirumah, kita bisa coba lagi…” godanya. Mendengarnya mau tak maupun aku mengembangkan senyumku.

“ mungkin butuh waktu untuk prosesnya..” aku berusaha meyakinkan diriku sendiri. Grant mengangguk meyakinkan.

“ yeah, jangan takut oke… nah sekarang, kita turun sarapan bersama kayla oke. Ini hari sabtu, kita sudah janji untuk pergi bersama ketaman kan?” katanya, aku mengangguk lemah

“ baiklah, aku ingin merapihkan diriku sebentar- kau turun saja duluan..” Grant mengecup keningku lalu dia turun kebawah.

========================================================================

Kami sampai ditaman. Kayla membawa sepedanya dan mulai bersepeda mengikuti jalur yang sudah dibuat khusus sepanjang taman. Aku dan Grant berjalan mengikutinya dibelakang. Kami sampai kearea bermain anak-anak dan kayla menitipkan sepedanya pada kami karena dia mau main mainan lain bersama anak lain ditaman. Ada komidi putar, bak pasir, seluncuran, jungkat- jungkit dan ayunan. Semuanya penuh dengan anak-anak.

Aku dan Grant membawa sepeda kayla dan duduk tidak begitu jauh dari dekat area taman itu. Banyak orang, sekumpulan anak-anak remaja menggelar tikar ditaman dan bermain gitar.

“ aku bisa main lebih baik daripada lelaki itu..” ujar Grant mendengar salah satu anak lelaki itu bermain

“ oke, sombong..” ledekku. Dia tertawa mendengarnya. Aku memandang sekitar dan ada satu keluarga memasuki taman bermain. Mereka bermain dibak pasir. Kedua orangtuanya juga ikut bermain menemani kedua anaknya yang sedang menancapkan sekop mainannya kedalam bak pasir. Aku memandang anaknya yang lelaki. Dia tampak senang sekali dan mata hijaunya sangat menyala, mengingatkanku akan Grant- dan mungkin anak kami kalau aku mengandung nanti.

“ aku bisa buat sebagus itu..” kata Grant tahu aku sedang mengamati anak kecil itu

“ hmm, kita bisa jauh lebih baik..” aku menambahkan. Grant tertawa.

“ jangan dipikirkan masalah itu ya..” katanya, “jika saatnya tiba- kau akan hamil..”

Aku hanya mengangguk mendengarnya. Aku melihat kayla bergabung bermain bersama anak-anak dari keluarga tadi yang bermain di bak pasir. Mereka mengenalkan diri dan Kayla memperkenalkan dirinya lalu menunjuk kearah aku dan Grant. Kedua orangtua anak tersebut melambai kearah kami. Aku dan Grant balas melambai. Kedua orangtua tersebut akhirnya keluar dari bak pasir tersebut dan membiarkan anak-anak bermain, mereka menghampiri kami.

Second GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang