[ 9 BULAN KEMUDIAN ]
“ IT’S THE ONLY LIFE YOU GOT SO YOU GOTTA LIVE IT BIG TIME!”
Lampupun redup dan para penonton berteriak dan perlahan bubar. Aku dengan susah payah bangkit dari dudukku, kayla membantuku untuk berdiri. Aku dan kayla menghadiri konser Grant and Friends untuk promo album terbaru mereka dan acara sudah selesai. Sepanjang konser aku hanya duduk dan bernyanyi, tidak bisa seperti dulu- sambil berjingkrak jingkrak karena kandunganku sudah besar dan bulat sekali, mungkin sebentar lagi aku akan melahirkan. Dan aku harap bukan sekarang.
Kayla menuntunku untuk kebelakang panggung, aku berjalan pelan pelan karena sakit sesekali kurasakan bayiku menendang nendang. Kulihat Grant dan yang lain sedang berkumpul membuat lingkaran dan setelah mereka menyatukan tangan mereka dan berteriak mereka bertepuk tangan, saling menjabat tangan dan sesekali memeluk satu sama lain lalu bubaran.
Grant berbalik dan tersenyum ketika melihatku. Dia berlari kecil kearahku dan kayla berlari kepelukannya. Grant menggendong kayla lalu menciumku.
“ terimakasih sudah datang.. dengan kondisimu seperti ini, seharusnya kau diam saja dirumah..”
“ ah aku tidak apa-apa.. wanita hamil memang seperti ini..” aku tersenyum
“ mom apakah sakit?” tanya kayla sambil menunjuk perutku“aku tidak apa-apa sayang..” kataku sambil mencubit pipinya. Grant menurunkan kayla lalu berjongkok untuk berbicara dengan perutku.
“ hello, kau bisa dengar aku? Ini aku lagi, ayahmu- Grant schmidt oke.. saat ini daddy sudah selesai konser, dan lihat mommy- dia membawa untuk melihat daddy..” ujarnya dengan suara anak kecil. Aku dan kayla tertawa mendengarnya. Grant lalu mencium perutku, “aku tidak sabar menunggumu keluar..” ujarnya, kayla ikutan mencium perutku, “aku juga..” sambung kayla. Grant mengusap kepala kayla dan dia berdiri tegak lagi.
“oh oh.” Wajahku pucat dan aku mulai mual lagi, aku bersandar kepada Grant
“ Grant, my water just broke..”
=========================================================================
Aku dibawa menggunakan ranjang jalan sepanjang koridor rumah sakit. Kayla bersama dengan kedua orangtuaku dan orangtua Grant. Grant bersamaku sepanjang koridor, aku menahan rasa sakitku, kugenggam tangannya erat-erat.
“ Grant, aku tidak kuat…”
“ honey, you can do it.. okay…” dia memandangku iba melihatku menangis sambil meringis merasakan sakit yang amat sangat saat kontraksi. Kami sampai diruang operasi. Kulihat kayla dan kedua orangtuaku juga orangtua Grant mengikuti kami dibelakang tapi tidak boleh ikut masuk keruang lahiran. Dokter sudah ada disana. mereka langsung membawaku ketengah ruangan dan dokter sudah berada didepanku.
“ oke, mrs.schmidt… tarik nafas dalam-dalam..” aku melakukannya masih sambil menahan sakit dan berteriak saat kontraksi datang lagi. Kubuka kakiku selebar-lebarnya. Grant disebelahku memegang tanganku erat sambil memberikan aku support.
“ lakukan lagi, nyonya.. ayo…”
“ Grant, aku tidak bisa lagi..”
“ kau bisa sayang, ayo… demi anak kita.. demi kita..”
“ eeeerghh!” aku mendorong lagi dengan sekuat tenaga, kuremas tangan Grant dan pinggiran ranjang erat erat. Aku menangis kencang karena rasa sakitnya.
“ ayo nyonya, dorong lebih kuat lagi…”
“ kau diam!!!” aku membentak kesal pada dokternya, dokternya kaget tersentak tapi dia tidak mengubrisku, malahan dia menyuruhku untuk menarik nafas dan mendorong lagi. Mungkin sudah banyak kejadian dia dibentak seperti ini. Aku mendorong lagi dengan sekuat tenaga dan berteriak, aku bisa mendengar suaraku melengking tajam diudara dan Grant masih memberikanku support.