Chapter Eight

3.3K 138 0
                                    

“Grant.. katakan sekali lagi apa yang dokter itu katakan..” kataku dalam perjalanan pulang

“ kemungkinan ada bayi didalam kandunganmu, mrs.schmidt..” ujar Grant dan dia tersenyum. Aku juga tersenyum. Aku senang, well- walau belum pasti memang aku sedang hamil atau belum. Tapi kemungkinan itu ada. Aku terus senyum sumringah sepanjang perjalanan pulang.

“ oh Grant..”

“ aku tahu, aku juga senang..” ujarnya, aku tertawa pelan dan memperhatikannya menyetir.

“ tapi dia bilang mungkin..” kataku

“ meh..” dia mengangkat bahu, “berdoa saja itu benar..” katanya.

Kami sampai didepan garasi rumah. Aku membuka pintu dan Grant berjalan kearahku. Dia menahanku untuk bergerak lalu menciumku perlahan.

“ aku berharap kau mengandung..” katanya. Aku melingkarkan tanganku dipinggangnya

“ aww, aku juga.. tapi jangan terlalu banyak berharap.. dokter bilang masih mungkin..”

“ ah, dokter itu tahu apa..” ujarnya sok pintar. Aku tertawa mendengarnya. Dia lalu meraih tanganku dan mengajakku duduk diatas kap mobil. Dia menggulung tangan sweaternya dan merangkulku.

“ tidakkah kita harus masuk terlebih dahulu? Kau tahu, mengabari ibuku dan kayla bahwa kita sudah pulang..” ujarku

“ kalau kita melakukannya, kita tidak bisa duduk seperti sekarang ini..” ujarnya. Aku merebahkan kepalaku dibahunya. Kami memandang jalanan kosong yang diterangi dengan lampu malam.

“ sudah lama kan kita tidak begini..”

“ yeah, ingat kau bolos latihan padahal besoknya kau konser hanya demi untuk duduk denganku seperti ini tanpa bicara pada kencan pertama kita?” Grant mengangguk dan tertawa malu

“ kita benar-benar tidak berbicara..”

“ hanya banyak dehemen dan siulan, dan gumaman-gumaman yang tidak jelas kudengar darimu..”

“ ergh, kau juga tidak bicara..”

“ kau lelaki, seharusnya kau memulai duluan!” ujarku

“ ha!” dia mencibir kearahku. Aku tersenyum kearahnya

“ but that’s really sweet, really.. the shy side of Grant schmidt..” ujarku

“ hmmm..” gumamnya. Aku menghela nafas.

“ itu kejadian berjuta-juta tahun yang lalu..” aku tertawa saat mengucapkannya

“ aku senang kau membeli tiket meet and greet dan bertemu denganku pertama kali..”

“ yeah. Kau ingat aku? Memakai atribut aneh dengan baju GRANT MARRY ME!” ujarku

“ kau juga berteriak paling kencang saat aku keluar..” aku mengangguk

“ idiot bukan?”

“ sangat..” ujarnya, kami berdua tertawa. Aku meraih tangannya dan meremasnya

“ tapi bajuku berhasil kan?” tanyaku

“ totally.. look at us now!” ujarnya sambil memandangku hangat

“ hei boleh aku tanya sesuatu?” tanyaku. Dia mengangguk

“ since we’re married, there’s no secret between us right?” dia mengangguk lagi

“ oke..” aku menegakkan kepalaku, “apa yang kau pikirkan saat pertama kali melihatku?”

Grant memanyunkan bibirnya dan dia terlihat berpikir. Aku menunggu.

“ you’re crazy..” ujarnya. Aku memukul bahunya cukup keras sambil tertawa dan dia meringis

“ and…” katanya sambil menangkupkan daguku. “ so beautiful.. perfect.. the one..” ujarnya. Wajahku bersemu merah mendengarnya.

“ benarkah?” tanyaku. “diotakku bahkan saat meet and greet aku tidak akan menarik perhatianmu sama sekali, kau lihat wanita yang datang. Woa! Semuanya jauh lebih baik daripadaku..” ujarku lagi.

“ kau mau tahu sesuatu?” aku mengangguk. “kau boleh tanya Chris, tapi saat aku melihatmu sebelum aku keluar, aku bilang pada Chris kalau aku ingin mendapatkanmu..” ujarnya. Aku melotot tidak percaya.

“ benarkah?” tanyaku pelan, dia mengangguk

“ yeah. Dan kau tahu, aku pemalu berat.. mungkin kalau aku tidak mengajakmu jalan duluan, Chris akan..” katanya, aku mengerutkan dahiku.

“ Chris?” tanyaku. Dia mengangguk. “kau tahu lah dia…” aku mengangguk.

“ jadi, kau berani hanya untukku..” kataku manja

“ oooh. Don’t get to cocky, missy!” katanya dengan angkuh membalasku. Aku tertawa

“ but, yeah.. kau boleh tanya yang lain- baru kali ini aku berani untuk mengajak keluar wanita duluan..” ujarnya. “biasanya, yang aku mau sudah diambil yang lain…” katanya. “atau aku tidak berani ngomong, jadi wanita itu pergi saja..” aku tertawa mendengarnya

“ waaw Grant, aku tidak pernah tahu kau melakukannya untukku..”

“ yepp. Like matt damon’s says ‘All you need is 20 seconds of insane courage and I promise you something great will come out of it’…” katanya mengutip quotes dari film dan aktor favoritku

“ oh Grant..”

“ dan lihat hasilnya sekarang..” ujarnya. “aku memilikimu, keluarga yang indah, kayla..” katanya, dia lalu menyentuh perutku pelan, “dan mungkin bayi kita berikutnya..” ujarnya sambil menunduk memandangku. Aku tersenyum simpul sambil memegang kedua wajahnya.

“ you’re great man..” kataku, dia menunduk tersenyum. “ you’re a great dad…” ujarku lagi

“ kayla, aku, seluruh dunia dan calon bayi ini akan bangga padamu..” kataku lagi

“ aku tidak akan begini kalau kau tidak ada disampingku..” ujarnya pelan setengah berbisik

“ kita berdua.. we’re a great team! That’s why I marry you..” katanya lagi. Aku berusaha untuk tidak meneteskan airmataku didepannya.

“ and because I love you. I want you beside me for the rest of my life.. have my kids, and being my number one supporter..” ujarnya

“ Grant..” aku menunduk menahan airmataku, Grant meremas kedua tanganku. Dia tahu aku akan menangis.

“ you’re the one Sabrina…” ujarnya. Aku tersenyum kepadanya, dia mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya ke bibirku. aku sudah berkali kali mendengar dia bicara sangat romantis padaku, tapi kali inilah yang membuatku terharu setengah mati. Aku tidak pernah berharap saat kami pertama bertemu dia akan menjadi sesuatu yang berharga dihidupku, apalagi menjadi ayah anakku- tidak pernah sedikitpun. Dan aku boleh bilang, aku adalah wanita paling beruntung didunia karena memilikinya.

“ dan sekarang, kau mungkin sedang mengandung anak kedua kita- aku janji aku akan selalu ada disampingmu. Aku akan katakan pada Chris dan semuanya aku akan off untuk sementara..”

“ jangan jangan jangan…” cegahku saat dia bilang akan off

“ Grant, kau lakukan tugasmu diluar sebagai ayah. Itu pekerjaanmu.. aku akan baik saja..”

“ aku akan berusaha sebanyak mungkin disampingmu..” ujarnya memperbaiki kalimatnya

“ yeah..” gumamku

“ oh!” aku berseru tiba-tiba, “aku akan membeli test pack dan akan kupakai besok agar aku bisa tahu apakah aku sedang hamil atau belum…” kataku.

“ kita beli sekarang, ayo..” kata Grant lalu loncat turun dari mobil dan menggendongku untuk turun dan menuntunku masuk lagi kedalam mobil []

Second GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang