Di teguk nya kopi yang sebelumnya ia beli di salah satu kedai kopi dekat Apartemennya. Gadis ini melirik ke arah jam tangannya, lalu kembali berjalan dengan langkah yang cukup besar. Untunglah hari ini ia tidak memakai high heels. Ia pun terus berjalan dengan langkah besar hingga sampai di depan gedung yang menjulang tinggi. Saat memasuki ruangan yang sangat besar itu, aroma lavender menyeruak di sekitarnya.
Meneguk kopi dengan beberapa tegukan, ia pun membuang sampah nya kemudian menekan tombol lift. Sesekali ia melirik jam yang melingkar di lengannya, kemudian menghela nafas. Jika saja ia tidak menoton film hingga larut malam, pasti ia tidak perlu membeli kopi dan terburu-buru seperti ini.
Setelah pintu lift terbuka, ia pun memasuki ruangan Mr. Ray -pamannya sendiri- untuk meminta jadwal.
"Morning, uncle." Ia menarik kursi di sampingnya kemudian duduk di hadapan Pamannya.
Ray berdeham, "Hey Brittany. How are you?"
Gadis ini tersenyum, "I'm good, uncle."
Ray mengangguk, "Great. I have a job for you and-" ia terlihat menatapi sebuah kertas, lalu kembali berucap, "Mac, Mac Harmon."
Brittany menghela nafas setelah mendengar ia akan menjalani tugas bersama Mac. Ia pun mengangguk mengerti, dalam hatinya ia mendesah lega karena tidak menjalani tugas ini bersama Joe. Karena menurutnya, Joe bukanlah orang yang bisa menghargai waktu dan terlalu banyak berbasa-basi.
"Okay, uncle. Thank you."
Ray tersenyum kepada Brittany. Brittany pun bangkit kemudian berjalan keluar ruangan pamannya untuk mencari Mac.
"What's up, Mac!"
Mac yang terlihat sedang sibuk dengan ponselnya, menoleh sejenak, "Aye, Brittany! You must got a job with me, right?"
Brittany mengangguk, namun ia sedikit mengerinyitkan mata nya saat mendengar suara Mac yang terdengar aneh. "Um, Mac, are you okay?"
Mac berdeham, "Actually, I'm not. Tenggorokan ku sedikit bermasalah." Ujarnya sembali menyentuh tenggorokannya. Seolah memberi tahu Brittany itu adalah bagian yang terasa sakit.
"Sorry to hear that, Mac. Hope you feel better." Brittany tersenyum singkat pada Mac.
"Thanks." Balas Mac dengan senyuman.
"So, what's job?"
Mac berdehan lagi seolah sedang menemukan suaranya. "Today I have to Interview a singer. But, I don't think I can."
Brittany terdiam sejenak, "Because of your voice?" Tanyanya.
Mac mengangguk, "Yes. But I think you can do it. What do you think?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Interview [S.M]
FanfictionBrittany Smith, merupakan seorang gadis yang sangat beruntung. Berawal dari sebuah Interview kecil, Brittany dapat bertemu idola nya. Bahkan tidak hanya sekali. Siapa sangka dengan seringnya mereka bertemu membuat mereka merasakan gelenyar aneh di d...