Dinginnya udara di dalam Studio milik Shawn membuatnya terhanyut oleh kemalasan. Gitar ditangannya hanya ia diamkan begitu saja. Pandangannya menatap kosong ke arah tembok putih di hadapannya. Tiba-tiba Andrew menghampirinya, membuat Shawn sedikit tersentak lalu membenarkan posisi duduk nya.
"Shawn, we'll start your second tour in three months." Ujar Andrew sembari memberi Shawn selembar kertas putih. Shawn meraihnya, disitu sudah tertera beberapa negara dan tempat pelaksanaan konser yang akan Shawn kunjungi beberapa bulan lagi.
Shawn hanya mengangguk mengerti, tidak bisa berkata apa-apa karena pikirannya sedang tidak fokus pada hal mengenai tour nya.
"Are you ok?" Tanya Andrew.
"Just- a little bit tired." Ujar Shawn.
Andrew mengangguk kecil lalu kembali menatap Shawn. "I'll give you ten minutes before you meet Geoff for your first rehearsal. Maybe just one or two hours."
Shawn menghela napas, "Okay. Thanks, Andrew."
"See ya in there, dude." Andrew bangkit sambil menepuk paha Shawn beberapa kali.
Shawn tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya, namun rasa bersalah itu masih terus menghantui nya sampai sekarang. Ia merogoh saku nya, lalu mengambil ponsel miliknya. Dicari nya nama Brittany, lalu ia mengetik sebuah pesan singkat.
To : Brittany
"Hey, are you alright?"
Ia berharap Brittany langsung membalasnya, namun semua tidak seperti yang Shawn harapkan. Beberapa kali Shawn mengunci-membuka ponselnya, berharap ada sebuah notifikasi dari Brittany. Namun lagi-lagi ia harus mendesah kecewa karena tidak menemukan notifikasi apapun. Akhirnya ia meninggalkan ponsel nya di atas sofa lalu berjalan menghampiri Geoff dan yang lainnya yang tengah menunggu dirinya.
Beberapa jam berlalu, Shawn mengakhiri latihan pertama nya dengan cukup baik. Mood nya pun meningkat karena team nya sesekali menghiburnya. Shawn mendapatkan semangatnya kembali ketika bermain musik bersama mereka. Sekarang beberapa tetes keringat mulai meluncur dari kening nya. Bahkan kaos yang dipakainya tidak lagi kering akibat keringat yang membasahi tubuhnya. Ia berjalan menuju sofa, menghempaskan tubuhnya kasar.
"Good job, man. Go take a rest and get ready for tomorrow." Andrew menghampiri Shawn sambil membawa sebotol air mineral untuknya.
Shawn menerima nya, lalu meneguknya dengan beberapa tegukan besar. "Thanks." Ia meraih kunci mobil serta ponselnya lalu bergegas pergi meninggalkan studio.
Memasuki mobilnya, Shawn terdiam sejenak. Memikirkan apa yang harus ia lakukan. Menjenguk Brittany, atau kembali ke Apartemennya dan beristirahat. Jika ia menjenguk Brittany, ia takut menganggunya mengingat hari sudah mulai malam. Ia pun membutuhkan istirahat karena merasa cukup lelah. Akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke Apartemennya. Dijalankannya mobil hitam miliknya dengan kecepatan rata-rata, sembari memasang radio supaya dapat menjernihkan pikirannya. Pandangannya menyipit ketika ia melihat sebuah toko kecil dengan banyak lampu yang menerangi toko tersebut. Shawn tidak tahu toko apa, namun itu menarik perhatiannya untuk menepikan mobil nya. Setelah Shawn menepikan mobilnya, ia menyadari bahwa itu adalah sebuah toko bunga kecil yang sangat indah. Berbagai bunga tersusun rapih disana. Shawn langsung turun dari mobilnya dan memasuki toko tersebut.
Jemari Shawn meraba beberapa kelopak bunga sambil memperhatikan setiap bunga yang ia sentuh. Tanpa sadar, ia tersenyum kecil saat melihat bunga Lily. Ingatan tentang Karen memenuhi pikirannya. Astaga, betapa ia sangat merindukan ibunya. Seketika ia tertegun, mencoba mengingat apa yang ia lakukan disini. Ia hanya tertarik pada toko kecil ini, namun ia tidak tahu untuk apa ia kesini. Otaknya berputar, memikirkan bunga apa yang akan ia beli dan untuk apa. Memberikannya pada Andrew? Tidak. Shawn menggelengkan kecil kepalanya. Menaruh di Apartmen nya? Tidak juga. Shawn bukan seorang yang telaten dalam merawat bunga. Lalu, apa yang akan ia lakukan jika ia sudah membeli salah satu bunga disini?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Interview [S.M]
FanfictionBrittany Smith, merupakan seorang gadis yang sangat beruntung. Berawal dari sebuah Interview kecil, Brittany dapat bertemu idola nya. Bahkan tidak hanya sekali. Siapa sangka dengan seringnya mereka bertemu membuat mereka merasakan gelenyar aneh di d...