"Hey, sweety, are you okay?" Claire melirik ke belakang mobil memperlihatkan Brittany yang tengah memandang jendela dan sesekali tersenyum.
Brittany tersentak, "Y-yeah, I'm okay, Aunt." Ia melipat bibirnya untuk menahan senyum yang memaksa untuk terukir. Entah bagaimana Brittany bisa merasa sangat bahagia atas kejadian beberapa menit yang lalu.
Jika saja ini bukanlah malam hari, pasti pipi merah Brittany dapat terlihat jelas seperti kepiting rebus. Untunglah pencahayaan yang remang-remang dapat menutupi pipi Brittany yang merah padam. Berkali-kali ia menggigit bibir bawahnya sambil tersenyum, memikirkan satu-satu nya pria yang mencuri hati nya. Rasanya Brittany kembali merasakan bagaimana mengagumi seseorang seperti yang sebelumnya pernah ia rasakan pada masa sekolah.
Terdengar dehaman kecil dari James, "Brittany, kau bisa tinggal bersama kami untuk beberapa hari ke depan."
Brittany tersentak, "W- what?"
Claire terdengar menghela nafas, "Ya, Britt. Kau bisa tinggal bersama kami bahkan kapan pun kau mau."
"But- why?" Tanya Brittany sambil mengernyitkan matanya.
"Kau akan tahu alasannya, Britt. Untuk saat ini, menginaplah. Kau tahu kami tidak ingin hal buruk terjadi padamu." Jelas James.
Brittany mendengus kesal, "C'mon, Uncle. I'm fine."
"No, Britt. Hanya sementara saja, okay?" Claire menyela.
Dengan pasrah, Brittany mengangguk. Sebenarnya Brittany kurang nyaman jika menginap di rumah Paman dan Bibi nya. Ia tidak ingin merepotkan mereka berdua, ditambah ia tidak ingin mendengar celotehan dari Bibi nya. Terkadang Claire benar-benar cerewet kepada Brittany dan itu membuat Brittany sedikit kesal. Namun Brittany tahu, sikap seperti itu menunjukkan bahwa Claire sangat menyayangi Brittany.
Senyum Brittany tidak lagi terukir di wajahnya. Pikirannya cukup berkecamuk antara rasa kesal dan senang. Ia memijat pelipisnya sambil memejamkan matanya. Selama perjalanan, Brittany hanya memandang jendela mobil dan tidak mengatakan apa pun lagi. Kedua tangannya dilipat di atas perut nya.
Claire melirik ke belakang, menyadari perubahan Brittany. Claire pun menoleh pada suami nya yang sedang menyetir. Menyadari tatapan Claire, James menoleh sejenak lalu kembali fokus pada menyetir.
James menghela nafas panjang, "Brittany, apa kau ingin membeli sesuatu?"
Brittany yang mendengar ucapan James, hanya menggeleng kecil meskipun James tidak melihatnya. "No, uncle. I just want to sleep." Ujarnya lemah.
"Okay."
Beberapa menit kemudian, James memarkirkan mobil di halaman rumahnya. Brittany mengeratkan mantel nya kemudian meraih buku dan ponsel di sampingnya. Ia pun membuka pintu mobil dan mengikuti langkah Claire memasuki rumah keluarga Ray.
"Brittany, you wanna tea or something?" Tanya Claire saat mereka memasuki ruang tamu.
Brittany menggeleng, "No, aunt. I wanna sleep." Brittany menunjukkan ekspresi lelah nya pada Claire.
Claire hanya bisa menghembuskan nafas kasar, "Baiklah. Panggil aku jika kau membutuhkan sesuatu. Kau bisa mengenakan baju ku untuk sementara. Akan kubawakan untukmu." Ujarnya sambil tersenyum.
Brittany mengangguk, "Okay, thanks aunt." Ia melenggang pergi menaiki anak tangga satu per satu. Setelah sampai di kamar, Brittany membuka pintu perlahan dan langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Berusaha memejamkan mata nya sejenak, sebuah ketikan pintu membuat Brittany bangkit kembali dari ranjang nya. Dengan langkah malas Brittany berjalan menuju pintu kamar dan terdapat Claire berdiri disana sambil membawa pyjama.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Interview [S.M]
FanfictionBrittany Smith, merupakan seorang gadis yang sangat beruntung. Berawal dari sebuah Interview kecil, Brittany dapat bertemu idola nya. Bahkan tidak hanya sekali. Siapa sangka dengan seringnya mereka bertemu membuat mereka merasakan gelenyar aneh di d...