"Brittany!?"
Brittany mengerjapkan matanya berkali-kali saat melihat seseorang di hadapannya. Ia memastikan bahwa apa yang dilihatnya benar. Apa ini hanya kebetulan? Atau bahkan sebuah mimpi? Brittany masih saja terdiam dan tidak melontarkan sepatah kata apapun.
"Hey." Seseorang di hadapannya melambaikan tangannya di depan Brittany guna menyadarkan Brittany dari lamunan.
Brittany membuyarkan lamunannya, "Ah- ya, jadi, kau benar-benar Shawn!?" Brittany melipat mulutnya menjadi sebuah garis lurus saat meluncurkan pertanyaan bodoh seperti itu.
"Of course, I am." Shawn terkekeh kecil di sela-sela ucapannya. Shawn tidak habis pikir mengapa Brittany bertanya seperti itu. Mungkin Brittany kebingungan mengapa Shawn bisa ada di Rumah Sakit padahal sebelumnya ia tengah bernyanyi di depan banyak penonton.
Ting..
Dentingan lift berbunyi dan mereka berdua keluar dari lift bersamaan. Lalu beberapa orang mulai memasuki lift, sehingga pembicaraan mereka sempat tertunda.
"Apa yang kau lakukan disini, Shawn?" Tanya Brittany memulai percakapan. Brittany mencoba bersikap santai dan biasa saja. Padahal dalam hatinya, ia berteriak tidak percaya karena bertemu Shawn di Rumah Sakit. Brittany pun menerka-nerka sebenarnya apa yang dilakukan Shawn di Rumah Sakit?
Shawn berdeham, "I- I just-"
"K- kau ingin duduk disini?" Potong Brittany saat mereka sudah sampai di Cafeteria Rumah Sakit.
Shawn mengedarkan pandangannya sejenak, bahkan ia baru menyadari kalau dirinya tengah di Cafeteria Rumah Sakit. Bodohnya Shawn tidak menyadari nya sama sekali. "Y- ya, tapi bisakah di pojok ruangan?"
Brittany mengangguk mengerti. Mereka pun berjalan ke sudut ruangan Cafetaria dan duduk di kursi yang mereka pilih. Brittany membuka buku menu yang tersedia di atas meja mereka. Senyum terukir di wajahnya saat ia melihat muffin pada buku menu. Ia pun memanggil pelayan dan menunjukkan pesanannya. Saat pelayan menghampiri meja mereka, Shawn sedikit menunduk karena takut identitasnya diketahui orang lain.
Shawn mengadahkan kepalanya kembali saat pelayan tersebut sudah pergi. Saat mata nya bertemu dengan mata indah milik Brittany, Shawn tersenyum. Brittany yang menyadari Shawn tersenyum padanya, hanya melipat kedua bibirnya karena merasa sangat gugup. Astaga, bisakah Shawn tidak melihatnya seperti ini? Batin Brittany terus menggerutu.
Brittany berdeham kecil guna menghilangkan kegugupannya, "So.. Kau belum menjawab pertanyaanku tadi, Shawn."
Shawn terkekeh kecil, "Ah- ya, benar. Sudah kuduga kau pasti akan bertanya seperti itu padaku."
"Of course. I- I mean, beberapa jam yang lalu kau sedang bernyanyi dan beberapa menit yang lalu kau di Rumah Sakit. Itu membuatku sedikit bingung." Brittany tertawa kecil. Dalam hatinya pun Brittany terheran-heran mengapa Shawn tiba-tiba berada di Rumah Sakit.
"Entahlah, aku hanya merasa sedikit lelah. Lalu Andrew menyuruhku kesini untuk mengetahui kondisi ku." Ujar Shawn.
Brittany sedikit mengernyitkan matanya, "Jadi kau bersama Andrew disini?" Di lubuk hatinya Brittany sedikit kecewa. Jika Shawn bersama Andrew, artinya kemungkinan Andrew tengah menunggu Shawn di luar atau dimana pun.
Shawn menaggeleng, "No. I'm not with him. Just me."
Brittany mengangguk sambil tersenyum kecil. Ia pun tidak mengerti mengapa tersenyum begitu. Mungkin kah Brittany merasa senang? Karena ia bisa lebih lama menghabiskan waktu bersama Shawn disini. Tapi tentu saja Brittany merasa senang. Penggemar mana yang tidak senang jika menghabiskan waktu bersama idola nya walaupun cuma sebentar? Apalagi bertemu secara kebetulan. Sungguh sebuah keberuntungan, bukan? Dan jangan melupakan fakta bahwa Brittany adalah penggemar seorang Shawn Mendes. Lelaki di hadapannya yang tengah menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Interview [S.M]
FanfictionBrittany Smith, merupakan seorang gadis yang sangat beruntung. Berawal dari sebuah Interview kecil, Brittany dapat bertemu idola nya. Bahkan tidak hanya sekali. Siapa sangka dengan seringnya mereka bertemu membuat mereka merasakan gelenyar aneh di d...