#15 Hospital II

127 29 3
                                    

Suara hairdryer bagaikan sebuah irama saat Brittany tengah mengeringkan rambut panjangnya. Rasanya sungguh lega saat rasa gatal di leher nya sudah menghilang. Brittany bersenandung kecil sambil memejamkan matanya, merasakan bagaimana uap panas hairdryer tersebut mengelilingi rambut nya dan sangat terasa pada kulit kepala nya. Setelah Brittany selesai dengan aktivitasnya, ia berjalan ke arah ranjang kesayangannya untuk beristirahat. Mengingat ia sedikit lelah hariini, ditambah alergi nya harus kambuh disaat yang tidak tepat. Oh astaga, itu sedikit memalukan baginya. Terkadang Brittany ingin mengeluh, mengapa ia harus alergi terhadap kacang-kacangan? Itu benar-benar membuatnya terlihat seperti seorang anak kecil. Namun apa boleh buat, Brittany hanya bisa menerima nya.

Ia meraih boneka panda besar disampingnya, lalu memeluknya. Merasakan betapa lembut bahannya, membuat Brittany sangat nyaman ketika memeluk boneka tersebut. Membuatnya aman, dan cukup tentram mengingat itu adalah pemberian Dad nya 2 tahun lalu sebelum semuanya berubah. Ditariknya selimut kesayangannya, lalu ia mencoba memejamkan matanya membiarkan dunia mimpi memasuki pikirannya. Tiba-tiba ia meringis kecil saat merasakan sakit pada punggungnya. Ingin rasanya ia berteriak sekarang, baru saja rasa gatal di lehernya benar-benar menghilang. Namun sekarang rasa sakit kembali datang pada punggungnya. Dengan perlahan, ia mencoba bangkit dari ranjangnya menuju lemari untuk mencari obat yang Mrs. Watson berikan padanya tempo hari. Setelah menemukannya, ia berjalan ke arah dapur untuk mengambil air mineral. Diminumnya obat tersebut tanpa rasa ragu. Brittany hanya berharap rasa sakitnya menghilang, supaya ia bisa tidur nyenyak malam ini.

Setelah meminum obatnya, ia mendesah lega karena berpikir bahwa rasa sakitnya akan menghilang sebentar lagi. Ia kembali ke kamarnya, lalu mengambil ponsel miliknya yang sebelumnya ia letakkan di meja. Brittany melihat satu pesan masuk terpampang di layarnya. Ia membukanya, lalu menampilkan sederetan gigi nya yang indah saat melihat siapa yang tengah mengirimnya sebuah pesan.

From : Shawn

Hey, are you alright?

Brittany menggigit bibir bawahnya supaya ia tidak berteriak sekarang. Ia berjalan ke arah sofa sambil menekan mode balas untuk membalas pesan singkat yang sangat berarti bagi Brittany. Senyumnya tiba-tiba pudar saat melihat ponsel yang bergoyang-goyang dihadapannya. Ia merasa...semua seperti berputar. Brittany menyentuh kepalanya, lalu memejamkan matanya. Menerka-nerka apa yang terjadi. Seluruh tubuhnya terasa begitu kaku. Tangannya terasa sangat lemas. Hingga tanpa sadar, ia menjatuhkan ponselnya begitu saja. Semua terasa semakin berputar, dan Brittany seolah tidak bisa merasakan kaki nya. Ia mencoba mengerjapkan matanya berkali-kali, mencoba berjalan kemanapun untuk mencari penyangga. Saat ia menggerakkan kakinya, tubuhnya terjatuh begitu saja ke arah lantai. Rasa sakit kini terasa pada tulang pipi nya. Ia mencoba mengatur nafasnya sambil tetap menjaga kesadarannya. Sungguh rasanya seluruh tubuhnya terasa kaku. Sakit di punggungnya memang tidak terasa. Namun pada tulang pipinya, pada seluruh tubuhnya yang kaku, ia benar-benar merasakan sakit yang cukup luar biasa. Brittany mencoba meraba-raba lantai untuk mencari ponselnya, namun sial. Kegelapan tengah menghampirinya duluan, membuat kesadarannya menghilang begitu saja.

***********

Shawn menundukkan kepalanya, membiarkan kupluk hoodie menutupi rambut indahnya. Kedua telapak tangannya tidak berhenti menggenggam satu sama lain. Keringat benar-benar membasahi kedua telapak tangan tersebut. Dinginnya udara di Rumah Sakit benar-benar seolah tidak menerpa permukaan kulit Shawn sama sekali. Tubuhnya masih menegang, kedua tangannya hampir bergetar hebat. Ia menggigit bibir bawahnya berkali-kali, tidak peduli jika ada setetes darah yang meluncur keluar dari permukaan bibirnya. Yang ia lakukan sekarang hanyalah duduk di kursi rumah sakit, menunggu seorang Dokter keluar dari ruangan tersebut serta menunggu Paman dan Bibi Brittany datang. Beruntung ketika Shawn menemukan Brittany tergeletak di lantai, ponsel gadis itu tidak jauh darinya sehingga Shawn bisa langsung menghubungi keluarganya.

The Interview [S.M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang