#7 Worried

140 32 5
                                    

Shawn mengambil salah satu gitar yang akan dipakainya untuk tampil malam ini. Banyak teriakan sudah terdengar dari luar. Hal ini membuat Shawn tersenyum dan bersemangat untuk tampil.

"Ok, Shawn, are you ready?"

Shawn mengangguk. Ia mulai memasuki panggung dan semua penonton berteriak dengan sangat keras. Shawn tersenyum menunjukkan deretan giginya yang rapih saat mendengar banyak orang menyerukan namanya. Alunan musik mulai terdengar, Shawn mulai memainkam gitarnya dan mulai bernyanyi.

Semua energi dari dalam tubuh Shawn berkumpul dengan sempurna dan menghasilkan penampilan yang sangat luar biasa. Shawn terharu melihat penontonnya. Matanya melirik dan mengamati setiap penonton di hadapannya. Sambil bernyanyi, mata Shawn tidaklah fokus dengan satu titik. Namun, Shawn juga berusaha untuk tetap fokus, walaupun sekarang ia tengah mencari seseorang.

Brunette hair. Shawn mencarinya di sekumpulan para penonton. Mustahil memang jika Shawn dapat menemukannya, dapat melihatnya diantara banyak orang. Namun Shawn percaya, Brittany ada disana. Dan Shawn menemukannya. Shawn menemukan Brittany yang tengah ber..nyanyi? Benarkah? Benarkah itu Brittany?

Shawn memastikannya lagi, dan ternyata benar. Itu Brittany. Senyum terukir di wajah Shawn. Rasanya semuanya sempurna saat Shawn melihat Brittany. Meski Shawn bertanya-tanya dalam dirinya tentang sosok Brittany, namun rasanya semua pertanyaan itu hilang saat melihat senyumnya. Brittany memancarkan senyum yang indah menurut Shawn.

Selama bernyanyi hingga lagu berakhir, Shawn tersenyum. Melihatnya. Melihatnya dengan jelas. Namun, perlahan pandangan Brittany tidaklah lagi menuju dirinya. Shawn menerka-nerka, apa yang terjadi? Brittany terlihat terdiam, tidak melakukan apapun, hingga Shawn melihat seorang pria di samping Brittany. Shawn mengingatnya, pria yang bekerja dengan Brittany. Ah, itu Mac. Bahkan Shawn hampir melupakan namanya.

Titik fokus Shawn mulai hilang perlahan, saat melihat Brittany memegang kepalanya.

"Shawn!" Shawn membuyarkan lamunannya saat mendengar seruan seseorang dari belakang. Shawn mencoba untuk fokus, memasuki lagu yang kedua.

Namun Shawn tetap memperhatikannya. Ia memperhatikan bagaimana lengan Brittany melingkar di pundak Mac. Shawn melihatnya. Melihat Brittany perlahan berjalan keluar. Shawn ingin berteriak. Ingin rasanya memanggil namanya, menyuruhnya untuk tetap disini, menyaksikan Shawn bernyanyi, membuat Shawn tersenyum. Shawn ingin menahannya. Tapi, Shawn tidak bisa melakukan apa-apa. Bahkan ia sempat memainkan chords yang salah pada gitarnya. Untunglah Shawn dengan cepat mengumpulkan kesadarannya kembali. Bagaimana pun juga, Shawn harus segera menyelesaikan penampilannya, lalu mengejar Brittany. Pikirannya berkecamuk, rasanya ia sangat ingin cepat keluar dari ruangan itu dan berlari menyusul Brittany. Tapi, Shawn tidak bisa. Bahkan di pikirannya sekarang adalah Ada apa dengan Brittany? Apa yang harus ia lakukan?

Dua lagu sudah Shawn bawakan dengan sempurna. Sekarang hanyalah satu lagu terakhir yang harus Shawn bawakan. Namun sebelum membawakan lagunya, Shawn mengambil sebotol air mineral yang sudah disediakan oleh salah satu tim. Shawn menepuk pundaknya, kemudian membisikan sesuatu padanya.

"Bisakah aku pergi sekarang? I can't finished the last song."

Salah seorang tim menatap Shawn bingung, "What's wrong, Shawn?"

"Entahlah, perutku tiba-tiba terasa mual." Ujar Shawn sambil mengangkat kedua bahu nya. Dalam hati Shawn berdoa supaya kaliini salah satu tim tersebut mengerti dirinya. Shawn tidak bisa melanjutkannya lagi, pikirannya tidaklah fokus untuk sekarang.

The Interview [S.M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang