chapter 12

1.8K 71 3
                                    

Prasaan ini tidak akan berubah. Masih dan akan selalu untuk mu.

##

Rara memasukkan semua peralatan tulisnya ke dalam tas dengan cepat. Kemudian menyandang tas dan berjalan ke arah meja Aidan dan Kanya.
Kanya yang melihat Rara mendekat langsung pergi memberi ruang. Namun Rara tak menghiraukan itu, ia sibuk mencari alasan untuk menolak pulang bersama Aidan. Ya!! Rara akan memulai memberi jarak sekarang, meski ia tahu itu tidaklah mudah.

"Hmmm" dehemam Rara membuka pembicaraan mereka. Aidan sedikit merasa aneh dengan sikap Rara.

"Lo kenapa sih?" tanya Aidan kemudian merangkul bahu Rara dan mengajaknya berjalan. Namun dengan cepat di tepis oleh Rara.
Aidan sedikit mengerutkan keningnya.

"Eeee Ai.. Gue ga bisa pulang bareng lo" ucap Rara melihat ke arah Aidan.

"Kenapa?" tanya Aidan aneh. Rara cepat-cepat mencari alasan yang tepat.

"Gue mau ke toko buku.. Hehehe" balas Rara cepat dan diakhiri dengan kekehannya.

"Ooh, ya udah kalo gitu gue temenin" ucap Aidan santai dan menarik tangan Rara. Lagi-lagi Rara menahannya dan membuat langkah Aidan terhenti.

Rara menggelengkan kepalanya dan melepaskan tangan Aidan dari tangannya. Aidan mengernyitkan dahinya.

"Gue bisa sendiri kok. Lagian gue udah janjian sama Kanya dan Carla" ucap Rara yang melirik Kanya yang ternyata sudah berdiri di pintu kelas bersama Carla dan Darrel.

"Udah ya.. Dadah... " lanjut Rara dan menepuk pundak Aidan kemudian berlalu mendekati Kanya dan Carla.

"Yuk" ajak Rara sambil menarik tangan Kanya dan Carla. Kanya dan Carla hanya mengikuti perintah Rara. Sedangkan Darrel berjalan mendekati Aidan.

"Kalo gitu sekarang kita pulang" ucap Darrel menepuk pundak Aidan dan berjalan mendahului Aidan.

Kemudian Aidan berjalan meninggalkan kelas. Dilihatnya koridor sekolah mulai sepi. Tiba-tiba dia teringat akan teman kecilnya yang akan datang ke rumah dan menginap. Aidan tersenyum kecil saat mengingat kisah kecilnya. Segera dia mengambil handpone dan mendial nomor temannya.

Tersambung. Senyum Aidan merekah saat mendengar suara perempuan di seberang sana. Langsung saja Aidan bercerita banyak hal pada temannya itu, sesekali mereka tertawa saat mengingat kejadian lucu. Aidan dan temannya harus terpisah saat mereka kelas 4 SD. Mereka dulunya tinggal di Bandung, kemudian Aidan terpaksa meninggalkan kota Bandung untuk pindah ke Jakarta.

"Ya udah. Lo hati-hati ke sini besok. See ya"

Sambungan terputus. Aidan melihat handphone seraya tersenyum. Ah, betapa ia merindukan teman kecilnya, oh bukan hanya teman. Mereka sahabat dan sekaligus sepupu. Ya! Teman kecilnya adalah sepupunya sendiri. Mengingat itu Aidan ingin tertawa, kira-kira bagaimana reaksi Darrel?

**

Rara menyuruh Kanya memberhentikan mobilnya di sebuah restoran. Kanya menurut saja. Mereka bertiga turun dan segera masuk mencari meja. Setelah dapat, Lala memanggil seorang pelayan dan menyebutkan menu yang dipesan.

friendzone?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang