chapter 1

15.2K 354 22
                                    

Terdengar suara riuh saat dia pertama kali menginjakan kaki di sekolah. Tepatnya sekolah baru, baju baru, guru baru dan pastinya temen baru. Matanya tak lepas dari orang-orang itu, sekedar melihat apakah ada temen SMP nya yang masuk di sini juga.

Ya, dia baru saja lulus SMP dan sekarang dia sudah SMA. Dia merasa beruntung masuk ke sekolah ini, karena di sini tidak ada yang namanya MOS, masa orientasi siswa. Entah lah, dia juga tidak tau mengapa di sini tidak ada MOS, dan yang jelas dia juga tak mau tahu.

"Rara..." terdengar namanya di sebut oh bukan, lebih tepatnya teriakan sehingga beberapa orang melihat ke arah orang yang berteriak tadi. Rara langsung membalikkan badannya karena merasa terpanggil.

Yang pertama Rara lihat adalah seorang cowo yang dengan semangat melambai-lambai kan tangannya seolah berkata aku di sini. Dan dengan semangat pula, Rara berlari dan langsung berhambur ke pelukan orang yang berteriak tadi. Tanpa memperdulikan orang-orang yang melihat ke arah mereka.

"Gila, gila, gila.." Rara berkata sambil melepaskan pelukan dan geleng-geleng kepala serta langsung bekacak pinggang.

"Lo sekolah di sini juga, tapi lo ga kasih tau gue" lanjutnya sambil menunjuk si cowo tadi dan memutar-mutar jari telunjuknya sambil menyipitkan matanya.

"Hehehe.. Jangan gitu dong, gue kan mau ngasih surprise ke elo. Gimana, Lo kaget gak?" tanya si cowo tadi sambil merangkul Rara dan berjalan melewati lorong-lorong sekolah, dan jangan lupakan alis tebalnya yang bergerak naik turun seolah menggoda si cewe.

"Iyuhhh.. Biasa aja kali. Eh, tapi surprise lo berhasil sih" ucap Rara sambil nyengir-nyegir kuda. Masih sambil berangkulan, mereka menuju papan pengumuman.

"Yessss... Yuhuuu, kita sekelas" ucap Rara kegirangan sambil melompat ke sana ke sini. Jelas saja senang, bisa satu kelas dengan teman, oh bukan, lebih tepatnya sehabat.

Mereka bersahabat memang tidak seperti cerita-cerita di wattpad yang kenal karena orang tua mereka sahabat, tetanggaan, terus kenal, terus sekolah di tempat yang sama, terus.. Terus.. Dan terus. Mereka kenal waktu baru masuk SMP, orang tua mereka kenal juga, tapi dulu tidak akrab seperti sekarang. Dari dulu orang tua mereka memang saling kenal, karena orang tua Rara seorang kepala sekolah SMP dan orang tua si cowo bekerja di dinas pendidikan. Tidak keduanya sih, hanya ayah dari mereka.

"Kesenengan banget yaa.. Ya udah, karena kita udah tau di mana kelas kita, lebih baik sekarang kita ke kantin. Perut gue laper" ucap si cowo sambil cengengesan dan tangannya yang mengelus kepala Rara.

"Ya udah yukk, gue juga udah laper" balas Rara yang sedang tersenyum sambil jalan duluan meninggalkan si cowo yang sedang tersenyum sambil memerhatikan punggung si cewe.

'Lo ga berubah ya, tetep aja bawel, manja, tapi gue suka itu. Jangan berubah ya' si cowo membatin dengan masih memperhatikan punggung sahabatnya itu.

"Ya elah, terong... Ngapain di situ, katanya laper. Jadi ke kantin ga?"

setelah berjalan cukup jauh, Rara merasa tak ada yang mengikutinya, dan benar saja. Saat Rara membalikkan badannya, ia tak menemukan sahabatnya itu. Langsung saja ia teriak tanpa memperdulikan orang yang melihat ke arahnya. Kapan sih tu anak punya malu.

"Eh toa, lu nya aja yang jalannya kecepetan. Dasar lo, bilang aja lo laper banget, makanya jalan duluan" jawab si cowo sambil berjalan ke arah si cewe.

"Ngapain lo manggil gue toa?"

"Karena suara lo itu cempreng"

"Enak aja lo"

"Lo juga, ngapain lo panggil gue terong?"

"Suka-suka gue dong"

"Sebahagia lo aja dah"

Mereka saling menatap dengan wajah sebalnya dan sedetik kemudian sama-sama mengalihkan wajah nya. Dan sedetik lagi mereka tertawa bersama saat menyadari keanehan yang di timbulkan dari mereka berdua itu sendiri.

"Kita ngapain sih? Kayak orang gila tau ga" ucap si cowo sambil menghentikan tawanya.

"Yee.. Lu aja yang gila, gua mah kagak" jawab Rara sambil mencolek pipi si cowo.

"Udah-udah, mending kita ke kantin. Gue beneran udah laper ini" si cowo berkata sambil memegangi perutnya.

"Ketauan kan, lo yang laper"

"Iya deh gue ngaku, ntar ada yang ngambek kalo perkataannya ga di turutin" sambil ngelirik-lirik ke arah Rara.

"Lo nyindir gue" balas Rara dengan sinis

"Biasa aja kali... Gue becanda doang, lu kan cantik, baik, rajin menabung dan tidak sombong" ucap si cowo sambil menggoda Rara agar tak marah lagi.

"Iya dong, gue gitu loh" balas Rara sambil mengibaskan rambutnya seperti sedang iklan shampo. Duh, ada-ada aja nih anak berdua.

Mereka selalu saja seperti itu jika bertemu, dunia berasa milik berdua, yang lain mah cuman ngontrak. Teriak-teriakan, ketawa-ketawaan. Pokoknya mereka akan menjadi gila dengan versi mereka sendiri.

Namanya Rara Putri Celina. Dia seorang anak kepala sekolah dan seorang pemilik butik. Anak dari tuan Celo andrawan dan dari nyonya Syina andrawan. Dia termasuk orang yang bisa di katakan pintar. Mungkin karena dia memang rajin atau memang sudah keturunan kedua orang tuanya. Rara anak tunggal, karena itu juga yang membuatnya manja. Tapi, walaupun di kategorikan manja, Rara anak yang pintar memasak. Dia juga anak orang kaya, meskipun orang tuanya kepala sekolah dan pemilik butik, orang tuanya juga memiliki perusahaan sendiri. Perusahaan CC, Celo Company. yang bekerja dalam bidang property.

Sedangkan si cowo tadi bernama Aidan Samudra. Seorang anak tunggal dari tuan Braman Samudra dan nyonya Anggun Samudra. Sama seperti orang tua Rara, tuan Bram memiliki perusahaan sendiri yang di beri nama Aidan company. Kalau di tanya mengapa perusahaan nya di namakan seperti itu, yang jelas karena Aidan adalah anak tunggal dan akan di wariskan ke Aidan itu sendiri. Dan jangan lupa, ayah Aidan juga bekerja di dinas pendidikan setempat. Tapi tetap saja, sepertinya prioritas nya pada perusahaan. Aidan tidak terlalu pintar, namun tidak juga bodoh. Ia bisa saja mendapat nilai seratus setiap kali ujian, tapi kalo dia belajar dengan sungguh-sungguh. Tapi sayang nya ia sangat pemalas kalo soal belajar.

Ya begitulah mereka, dengan perbedaan dan kesamaan. Mereka bisa menjadi diri mereka sendiri, tanpa harus meniru orang lain untuk menjadi lebih baik. Toh memang sebenarnya mereka sudah baik, jadi untuk apa menjadi orang lain kalo menjadi diri sendiri itu lebih menyenangkan.

##

Haiiiii... Part pertama publish, yang ini pendek ya.

Salam Cinta dari Rain 💞

friendzone?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang