chapter 5

2.5K 94 12
                                    

Hati-hati typo!!

Happy reading guys 😘

Author pov

"HAH??"

"Akhirnya.. Bangun juga lo, dari tadi kek. Gue udah khawatir tau ga, masa lo tidur senyam-senyum ga jelas, kayak orang gila lo, tapi maaf ya, gue nyirem elo"

"Aghhhhhh, jadi tadi cuman mimpi???" Rara berteriak histeris tanpa memperdulikan ocahan Carla.

"BRAKKK"

Tiba-tiba pintu kamar yang tadi tertutup, langsung menampilkan dua orang yang tersungkur ke lantai.

"Eh gila, badan lu berat njir" Aidan bersuara ketika merasakan badannya terhimpit sesuatu.

"Ya ampun, empuk banget lantai nya, keluarga lo beli lantai empuk kayak gini di mana Ai?" tanya Darrel tanpa memperdulikan ucapan Aidan.

"Astaga upil kutu, turun lo dari badan gue" ucap Aidan berteriak.

"Eh, ternyata ada elu di bawah, pantesan empuk ye" Darrel berucap sambil cengengesan dan langsung berdiri.

Rara dan Carla yang ada di dalam kamar hanya kaget melihat dua makhluk yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar mereka, kemudian mereka terlihat tak acuh karena sudah pasti Aidan dan Darrel beradu mulut lagi.

"Dasar lu" Aidan mengendus saat melihat Darrel. Kemudian Aidan pun berdiri setelah Darrel bangkit.

"Heheh, sorry yak.." Darrel hanya tersenyum lebar dan meminta maaf pada Aidan.

"Kalian ngapain sih, tiba-tiba masuk kamar orang" ucap Rara sambil berdiri dari tempat tidurnya.

"Lo juga, ngapain nyirem gue" lanjut Rara kesal kemudian langsung pergi berlalu ke kamar mandi.

"Aghh, gila apa.. Kenapa gue bisa mimpi di tembak Aidan sih" umpat Rara saat sudah sampai di depan kamar mandi.

Tok tok tok

"Ra, lo tadi kenapa teriak-teriak. Lo gapapa kan?" terdengar suara panik Aidan yang berteriak dari luar kamar mandi.

"Aidan" gumam Rara

"Iya, gue gapapa kok. Lo sama yang lain tunggu aja di luar, gue mau mandi bentar" balas Rara dari dalam.

"Oh ya udah, cepetan ya.. Ntar lo sakit kalo lama-lama mandinya" ucap Aidan. Kemudian terdengar suara langkah kaki yang mulai menjauh.

"Lo selalu kayak gini Ai, perhatian sama gue. Tapi gue tau, lo cuman nganggep gue sebagai sahabat, ga lebih" Rara bersuara dengan lirih sambil menatap langit-langit kamar mandi.

Tak lama, terdengar suara pintu berdecit menandakan bahwa ada seseorang yang membuka pintu, dan muncullah seseorang yang sedang memegang handuk.

"Lama amat sih, lo belum makan, trus lo lama-lama mandinya. Kalo lo masuk angin gimana?" tiba-tiba Aidan bersuara dan mendekat ke arah Rara.

"Astaga Ai, lo ngagetin gue tau ga, tadi kan gue suruh lo nunggu di luar, ngapain sekarang di dalem. Mau ngintipin gue ya?" mata Rara melebar dan menaikkan telunjuknya ke arah wajah Aidan.

Aidan terkekeh saat mendengar ocehan sahabatnya itu. Kemudian tangan Aidan terulur untuk mengusap rambut Rara yang masih basah.

"Pikiran lo itu ya, kotor mulu, ga pernah di cuci??" ucap Aidan sedikit tertawa.

"Yeeee, siapa tau aja lo punya niatan kayak gitu" ucap Rara.

"Ya enggak lah, tadi itu gue udah di luar sama Darrel, eh tiba-tiba Carla dateng ngajakin Darrel jalan-jalan ke luar, kan gue jadi sendiri. Makanya gue susulin lo ke sini, eh taunya masih mandi. Katanya bentar, ini udah hampir 20 menit tau" Kata Aidan yang udah panjang kali lebar.

"Oh gitu, trus lo mau ngajakin gue jalan-jalan juga?" tanya Rara sambil berjalan ke arah tempat gantungan handuk dan menggantungkan handuk yang ada di tangannya.

"Iya, tapi lo sarapan dulu. Entar sakit karena ga sarapan" kata Aidan sambil berjalan ke arah tempat tidur dan duduk di tepi ranjang.

"Kemana?" tanya Rara yang ikut duduk di samping Aidan.

"Kemana aja, yang penting jalan-jalan. Udah yuk, lo harus sarapan dulu. Ini udah jam 9" ucap Aidan sambil menarik tangan Rara untuk berdiri dari duduknya.

Setelah tadi sarapan, akhirnya Aidan dan Rara pergi jalan-jalan ke sekitar villa. Villa ini milik keluarga Aidan, makanya pas waktu meeting buat liburan, Aidan punya usulan ke Puncak. Selain pemandangannya yang Indah dan masih asri, di sini juga udah ada tempat untuk menginap, yaitu villa milik keluarga Aidan.

"Capek juga jalan-jalan nya" keluh Rara dan mulai duduk di rerumputan.

"Ya iya lah, namanya juga jalan-jalan. Kalo ga mau capek mah, tidur" ucap Aidan yang malah tiduran di atas rumput.

Mendengar kata 'tidur', Rraa teringat akan mimpi nya tadi malam. Rasanya Rara tak ingin bangun dari tidurnya, tapi kalo di pikir-pikir lagi, Rara malah ingin tidak tidur lagi.

"Woi, ngelamun aja lo" Aidan menyentak tangan Rara.

"Oh iya, lo ngapain sih tadi pagi-pagi pake teriak-teriak segala. Bikin panik orang tau ga" Aidan bangun dari tidurnya dan duduk mengahadap Rara.

"Oh, gue cuman kaget aja tiba-tiba ada air di muka gue. Ternyata Carla nyiram gue biar bangun" kata Rara dengan wajah yang cemberut.

"Hahah, lo juga sih, susah banget di bangunin. Emangnya kenapa sih? Kata Carla, tadi lo itu tidur sambil senyam-senyum ga jelas. Pasti mimpi Indah ya?" tanya Aidan sambil mencolek-colek pipi tembem Rara.

"Apa sih Ai, iya.. Gue emang mimpi Indah, malahan gue pengen itu jadi kenyataan" ucap Aidan terlihat berandai-andai.

"Emangnya lo mimpi apaan?" tanya Aidan mulai kepo

"Gue itu... Mimpi... Di.... Tembak sama justin bieber, hahahahahahah" tawa Rara pecah saat melihat wajah Aidan yang tadinya serius langsung berubah jadi masam.

"Anjir lo, gue pikir apaan" kata Aidan sambil geleng-geleng kepala.

"Emang lo pikir apaan?" tanya Rara.

"Kali aja lo mimpi menang lotre" jawab Aidan asal.

"Yee, ga mutu banget mimpi gue kalo gitu" kata Rara sambil berdiri.

"Pulang yuk, udah mulai siang, gue mau masak, boleh ya??" lanjut Rara saat sudah berdiri dan melihat ke arah Aidan.

"Yuk, tapi gue bantuin ya" ucap Aidan sambil berdiri dan mulai berjalan yang di susul oleh Rara.

"Ok"

Setelah berjalan cukup jauh, tiba-tiba Rara berhenti dan membuat Aidan juga turut berhenti.

"Kenapa, kok tiba-tiba berhenti?" tanya Aidan.

"Gue capek, istirahat dulu ya" ucap Rara dengan wajah yang memelas.

Aidan tidak menjawab, tapi tiba-tiba Aidan berjongkok di depan Rara yang membuat Rara mengernyit kan keningnya.

"Ayok naik, ngapain cuman bengong" ucap Aidan saat melihat Rara cuman diam.

"Eh, lo mau gendong gue?" tanya Rara.

"Ya iyalah Rara, masa gue gendong angin" ucap Aidan kesal.

"Heheh, iya iya" ucap Rara kemudian langsung ke gendongan Aidan.

"Gue berat ga?" tanya Rara saat Aidan mulai berjalan.

"Enggak, badan cuman segede upil kok berat" ucap Aidan sambil terkekeh.

"Sial lo" ucap Rara menoyor kepala Aidan, kemudian hening sejenak dan terdengar lah suara gelak tawa dari dua insan yang berbahagia.. *eeakk *apasih.

##
Salam Cinta dari Rain 💞💍

friendzone?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang