chapter 10

2.1K 92 9
                                    

Saat ini hujan sedang turun. Entah mengapa aku merasakan bisikan tentang rindu. Rindu yang ku yakini punya kamu.

##

Pagi ini terasa Indah bagi Rara. Setelah insiden Rara pingsan di sekolah, ia belum diperbolehkan masuk sekolah lagi oleh Aidan. Dan akhirnya Aidan membolos dan menemani Rara saat ini.
Bagaimana tidak, saat ini ia sedang duduk berdua bersama Aidan. Di Taman depan komplek saja sudah cukup membuat rasa bahagia muncul di hati Rara. Lalu bagaimana jika mereka duduk berdua di pelaminan? Shut up Rara! membayangkan itu saja membuat Rara terkekeh geli.

"Kenapa Ra?" tanya Aidan saat melihat Rara terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.

"Hah?" Rara yang terkaget dari khayalannya.

Sekarang giliran Aidan yang terkekeh melihat reaksi Rara. Sebenarnya apa yang di pikirkan gadis yang di cintai diam-diam olehnya ini? Agh, semoga saja Rara tidak sedang memikirkan lelaki lain.

"Kamu kenapa sih?" ucap Aidan sadar dan mengacak rambut Rara gemas.

Tubuh Rara sedikit menegang. Kamu?? Apa Rara tak salah dengar? Aidan memanggilnya dengan sebutan kamu? Ah, hanya dengan mendengar panggilan itu membuat perut Rara serasa digelitiki, apalagi ditambah dengan perlakuan Aidan.

Rara sebisa mungkin terlihat biasa saja. Sambil tersenyum melihat Aidan.

"Gapapa. Kamu ngapain sih ngajakin aku ke sini?" tanpa sadar Rara juga memanggil Aidan dengan sebutan kamu. Sontak Rara menutup mulutnya dan itu membuat Aidan terkekeh lagi.

"Kenapa di tutupin sih mulutnya? Gapapa kali. Lagian kan kita sahabatan, jadi gapapa panggil aku-kamu" ucap Aidan sambil melihat ke arah depan.

Seketika senyum Rara memudar. Kenapa ia bisa lupa? Mereka hanya sahabatan bukan? Harusnya Rara tak mempunyai rasa yang lebih pada Aidan, lebih-lebih berharap bahwa Aidan juga merasakan hal yang sama dengannya. Stupid Rara!!

Namun Rara rasa ini tak adil. Memangnya ada yang salah dengan perasaan suka atau Cinta pada seorang sahabat? Malah bagi Rara itu bagus, karena kita tau karakter masing-masing. Tapi kenapa seolah-olah persaan itu dilarang di dunia ini? Ini benar-benar tak adil!!! Memangnya siapa yang bisa menentukan perasaan orang? Tidak ada!! Begitupun perasaan Rara, ia juga tak memilih akan jatuh di hati siapa! Tapi apa boleh buat? Haruskah ia akan menyerah? Tidak! Ia tidak akan menyerah. Ia akan tetap mencintai Aidan sekali pun Aidan tak tahu itu.

Lupakan!! Lupakan angan Rara untuk mendekatkan Aidan dengan Kanya! Lupakan tekad Rara untuk menghapus perasaannya pada Aidan. Karena mulai saat ini, ia akan berjuang! Berjuang mendapatkan Cinta Aidan.

"Woi, ngelamun mulu sih" ucap Aidan mengagetkan Rara.

"Eh" Rara terkaget saat merasakan tangan di pundaknya.

"Lagi ada masalah?" tanya Aidan menatap Rara.

Rara tersenyum lebar menatap Aidan.

"Ada" ucap Rara sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

"Apa?" ucap Aidan penasaran

friendzone?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang