"Ayo. Masuklah, Naruto." Menma terhenti langkahnya karena lengannya Naruto yang ia gandeng tidak bergerak. Menma membalikkan badan.
"Ada apa?" Tanya Menma. Naruto terlihat gelisah.
"A...a...aku pulang saja, Me...Menma Senpai. Te...terima ka...kasih sudah menolongku." Naruto melepaskan tangannya dari lengan Menma dan membungkukkan badan.
"Kenapa?" Tanya Menma lagi menghadapkan tubuhnya pada Naruto.
"A...a...aku kha...kha...khawatir dengan adik-adikku di...di...di rumah." Bohong Naruto, ia sangat gelisah, takut jika bertemu dengan pemilik rumah tersebut kalau ia masuk.
"Kalau begitu, masuklah dulu. Ganti bajumu." Bujuk Menma. "Kau tidak inginkan jika adik-adikmu khawatir melihat kondisimu seperti ini?" Lanjutnya, Menma melirik pada bagian baju Naruto yang robek. Naruto menutupi bahunya dari tatapan Menma.
"Tenang. Hanya ada aku di rumah ini." Menma mendekati Naruto, menyentuh bahu Naruto. Seperti tahu apa yang Naruto pikirkan. Saat Naruto tenggelam dalam perseteruan batin dan pikirannya. Menma menarik tangan Naruto. Naruto tersadar jika Menma menariknya.
"Ti...tidak u...u...usah! A...aku pulang saja!" Menma tak mengindahkan permintaan Naruto masih tetap menariknya. Naruto kesulitan mengikuti langkah besar Menma. Naruto tidak tahu apa yang ada di pikiran Menma.
Naruto memandang takut rumah besar yang ada di depannya sambil mencoba melepaskan diri. Pintu itu semakin dekat darinya dan kenangan yang seharusnya ia lupakan kembali datang ke dalam otaknya.
Mereka sampai di depan pintu yang besar dan megah itu namun belum sempat Menma menggapai gagang pintu, Naruto menarik tangannya sekuat tenaga.
"A...a...aku ha...harus pu...pulang. Te...terima kasih a...a...atas kebaikannya." Belum sempat ia melangkah, tangannya kembali ditarik Menma.
"Sudah kubilang ganti dulu bajumu!" Suara Menma terdengar sangat berat dari sebelumnya. Menma seakan memaksanya untuk masuk ke rumahnya.
Menma mengambil kunci dari sakunya lalu setelah terbuka ia menendang pintu rumahnya sampai terdengar suara benda yang terbentur benda lainnya. Menma mendorong tubuh Naruto masuk ke dalam sampai Naruto jatuh tersungkur. Menma kembali pada pintu lalu menutupnya asal membuat pintu tak tertutup rapat.
Naruto kembali mengingat kejadian di mana orang tuanya menyeretnya keluar rumah, mendorongnya masuk ke dalam mobil, meninggalkannya di taman yang gelap dan sepi sendirian, membiarkannya jatuh berkali-kali mengejar mobil mereka dan menangis di bawah hujan yang deras.
Naruto bangkit lalu mengambil posisi berlari dan lagi tangannya ditarik Menma. Menma mencengkeram kuat kedua pergelangan tangan Naruto. Naruto meringis sakit. Naruto bingung dengan sikap Menma seperti bukan dirinya sendiri. Mereka saling tatap. Menma menatap dalam mata biru ketakutan Naruto.
"Le...lepaskan, Menma Se...Senpai!" Mohon Naruto. Menggeliatkan tangannya berusaha lepas dari Menma.
"Sudah kubilang ganti dulu bajumu! Jika tidak, aku tidak akan melepaskanmu pergi." Menma tetap keras kepala. Naruto memberontak dari kungkungan Menma sedangkan Menma mencengkeram pergelangan tangannya kuat.
Kriet...
Naruto dan Menma menoleh ke arah pintu. Kedua mata mereka membola sempurna melihat kedatangan tiga orang yang baru sampai. Keluarga Namikaze. Minato, Kushina, dan Naruko. Seketika mereka berhenti dari kegiatan mereka.
Sama halnya dengan Naruto dan Menma. Ketiga Namikaze itu terkejut melihat dua orang di depan mereka yang terlihat sangat dekat. Mereka saling diam di tempat. Menma baru sadar dari keterkejutannya tetap tidak melepaskan tangan Naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let This Be A Secret [ SasuNaru ] ✓
FanfictionKedua orang tua Naruto tak bisa menerima keadaannya. Sehingga Minato dan Kushina mengambil jalan pintas agar Naruto tidak mempermalukan nama besar Keluarga Namikaze. Lalu Naruto bertemu dengan Jiraya, dan saat itulah Naruto tinggal dengan anak-anak...