Sejak kejadian kemarin malam Kushina tak bisa tidur nyenyak. Seperti saat ini, ia hanya bisa menatap tak minat pada makanan yang tersedia di atas meja. Kushina duduk sendiri karena Minato sudah pergi ke kantor di pagi buta lalu Menma dan Naruko sudah pergi ke sekolah lima menit lalu. Kushina tidak bisa berhenti memikirkan kejadian kemarin malam sampai ada tangan yang menepuk pelan bahunya.
"Kushina!" Tsunade menarik kursi yang ada di sebelah Kushina dan menjatuhkan bokongnya pada kursi.
"Kaasan!" Pekik Kushina kaget.
Kushina heran atas kedatangan ibu mertuanya ini, bukankah Tsunade orang yang sibuk bahkan terakhir kali Tsunade berkunjung ke rumahnya saat perayaan tahun baru dua tahun lalu dan itu juga ia membawa berita kalau perusahaan Senju miliknya ada masalah dan Tsunade datang untuk meminta bantuan pada Minato, sang putra tunggal. Lalu jika Tsunade, ibu mertuanya itu datang pasti ada hal penting.
"Ada apa Kaasan kemari?" Tanya Kushina, menoleh pada Tsunade.
"Jika dia kembali, apa kau mau menerimanya?" Tanya Tsunade lirih.
"Dia? Dia siapa, Kaasan?" Tanya Kushina balik.
"Jika sesuatu telah terjadi padanya, apa kau masih tetap tak ingin mengakuinya?" Tsunade tak menjawab pertanyaan Kushina malah terus melanjutkan pertanyaan tanpa mengalihkan sedikit pun pada Kushina.
"Apa yang sebenarnya Kaasan bicarakan? Aku tidak mengerti. Siapa 'dia'?" Tanya Kushina penasaran. Kushina sungguh tidak mengerti pembicaraan Tsunade.
"Putramu." Tsunade menaikkan wajahnya dan langsung menatap bola mata Kushina dengan pandangan sendu. Sebenarnya Kushina tidak mengerti namun pembicaraan kali ini membuatnya teringat kejadian pada malam saat ia menampar Naruto di jalan.
"Putra bungsumu. Naruto Namikaze." Lanjut Tsunade lirih.
"Apa maksud, Kaasan?" Tanya Kushina tidak percaya. Mengapa saat mendengar nama itu ada rasa kosong, seperti ada yang hilang di dalam dirinya.
"Kau tidak usah pura-pura tidak mengerti, Kushina. Berhenti sekarang! Statusmu tidak akan bisa menyelamatkanmu dari penyesalan. Tsunade berdiri, menatap marah Kushina. “Sebenarnya aku sangat berharap jika dia bukanlah Naruto Namikaze. Sangat berharap...” Suaranya memelan. Lalu Tsunade pergi. Kushina masih mencerna perkataan Tsunade. Apa yang telah terjadi pada orang yang dimaksud Tsunade dan mengapa ia merasa khawatir.
.
.Naruto berlari cepat menuju kelas, tiga menit lagi kelas akan dimulai dan sekolah juga sudah mulai sepi. Naruto terus berlari menuju kelasnya.
Naruto menaiki tangga yang menuju lantai tiga di mana kelas 2A berada. Namun saat kakinya menginjak anak tangga selanjutnya ada tangan besar yang membekap mulutnya dan menarik lengannya mundur.
Pelaku itu adalah Suigetsu yang membekap mulut dan menarik Naruto, Suigetsu menariknya mundur lalu membawanya ke balik tembok menghindari guru piket yang sedang berjaga. Suigetsu menyerahkan Naruto pada Kiba yang langsung ditangkap Kiba. Kiba mencengkeram kedua lengan Naruto dari belakang.
“Pegangi dia. Aku akan mengalihkan guru itu agar tidak kemari.” Kata Suigetsu lalu meninggalkan Naruto dengan Kiba.
Ketika Naruto akan berteriak, Kiba lebih dulu membekapnya. “Hmmpphh!”
“Diam! Melawan tidak ada gunanya bagimu, seperti dirimu!” Kiba mendesis tajam di telinga Naruto. Tapi Naruto terus memberontak berusaha melepaskan diri. Bibirnya dibekap, yang mana tangan si pelaku hampir menutupi wajahnya. Naruto kesulitan bernapas. Naruto memukul-mukul tangan Kiba.
Kiba yang terfokus pada tengkuk Naruto tidak menyadari keadaan Naruto. Kiba pun mendorong Naruto ke tembok lalu mengimpitnya. Ia capit pipi Naruto ke kanan lalu ia sibak kerah kemeja Naruto memperlihatkan dengan jelas perpotongan leher Naruto dan bahunya. Kiba mengecupnya. Tertegun karena rasanya. Lalu ia menggigitnya. Naruto berteriak sakit tapi langsung dibungkam lagi oleh Kiba. Naruto memukul tangan Kiba yang membekap bibirnya dan mendorong bahu Kiba. Tangan Naruto yang mendorongnya pun Kiba tahan di sisi wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let This Be A Secret [ SasuNaru ] ✓
FanfictionKedua orang tua Naruto tak bisa menerima keadaannya. Sehingga Minato dan Kushina mengambil jalan pintas agar Naruto tidak mempermalukan nama besar Keluarga Namikaze. Lalu Naruto bertemu dengan Jiraya, dan saat itulah Naruto tinggal dengan anak-anak...