Kedua tangannya saling terkatup di depan dada. Ia berlutut dan kepalanya menunduk dalam. Inoe memejamkan kedua matanya khusyuk. "Tuhan, aku mohon..." doanya dalam hati. "Tolong jangan ambil Naruto Nii sekarang..." tangannya yang terkatup kini gemetar menahan tangis yang ingin keluar.
"Jangan ambil dia dari kami..." Inoe merasa tak kuat menahan tangisnya lagi. Inoe menggigit bibir bawahnya dan kepalanya menunduk lebih dalam lagi. "Kumohon, beri Naruto Nii kesempatan. Sangat menyakitkan jika Naruto Nii harus pergi di saat keluarganya sudah menyadari kesalahan mereka." Inoe menangis dalam doanya. Air matanya terus keluar dari sudut matanya.
"Tuhan... Kuceritakan sebuah kisah yang selama ini dirahasiakannya. Walaupun Engkau tentu sudah mengetahuinya juga." Inoe tidak dapat lagi menahan tangisnya. Ia berdoa, semoga kakaknya itu dapat sembuh dan bisa bahagia dengan keluarga kandungnya.
"Aku selalu melihatnya menangis di malam hari, dia sering terbangun dari mimpi buruk di tidurnya. Aku melihat kesedihannya. Tapi dia sangat hebat bisa menyembunyikan semua itu dari kami." Inoe mulai menceritakan tentang semua yang ia lihat dari Naruto. Tangannya mengambil sesuatu dari saku jaketnya. Ia mengeluarkan selembar foto, yaitu foto Naruto.
"Biarkan ini menjadi rahasia. Biarkan air mata Naruto Nii dan segala kesedihannya menjadi rahasia antara aku dan Engkau, Tuhan. Aku sangat menyayangi Naruto Nii, dia adalah kakak yang baik." Inoe menangis, suara isakan terdengar samar yang memilukan di dalam Gereja kecil tersebut. Ia memeluk selembar foto Naruto dalam dekapan eratnya. Berharap, bahwa yang ia peluk adalah Naruto, kakaknya.
Krieet...
Pintu tersebut berderit, menandakan ada yang masuk. Seorang pemuda yang memakai celana panjang levis dan memakai kupluk untuk menutupi rambutnya memasuki tempat tersebut. Langkahnya tenang dan pelan. Suara sepatu yang beradu dengan lantai memecahkan kesunyian di ruangan itu.
Nama pemuda itu adalah Han. Han sengaja mengunjungi Gereja kecil ini yang berada di dekat Rumah Sakit untuk berdoa setelah menyelamatkan seorang pemuda dengan bola mata yang sangat pekat dari celaka yang akan menimpanya.
Han menghentikan langkahnya ketika melihat seseorang seperti anak kecil. Lalu ia melangkah kembali untuk mendekati sosok tersebut tepat berada di belakang anak kecil itu.
Inoe. Anak kecil itu tidak menyadari kedatangan Han yang berada di belakangnya. Han melihat dari tempatnya berdiri jika bahu anak kecil itu bergetar naik turun, dan lamat-lamat pendengarannya menangkap suara isakan pelan yang Han yakin berasal dari anak kecil yang ada di depannya. Han maju ke depan, tepat di samping Inoe. Inoe tersentak kaget, ia menoleh dan mendapati seorang pemuda asing di sampingnya. Inoe menghapus kasar air matanya.Han terdiam, memperhatikan sosok kecil di depannya. Kedua iris mata berwarna coklat terang yang berair akibat menangis dengan hidung mancung yang kecil, kulit yang putih dan surai rambut hitam kecokelatan. Han memperhatikan anak itu dengan sangat teliti. Dari tempatnya berdiri, Han seperti melihat pantulan dirinya semasa kecil dari anak yang ada di hadapannya itu.
Han memperhatikan wajah Inoe lama, lalu beralih pada foto yang ada di pelukan anak itu. Dahinya berkerut saat melihat seseorang yang ada di foto itu, ia pernah melihat sebelumnya pada layar ponsel orang yang ia tolong tadi.
"Kau sendirian?" Tanya Han, mengedarkan tatapannya untuk mencari orang tua atau orang lain namun hanya ada ia dan anak kecil itu di sana. Ia melihat anak kecil di depannya ini hanya menatapnya. Inoe mengangguk sebagai jawaban. Tatapan matanya tak henti memperhatikan gerak Inoe dengan intens. Mengenang sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let This Be A Secret [ SasuNaru ] ✓
FanfictionKedua orang tua Naruto tak bisa menerima keadaannya. Sehingga Minato dan Kushina mengambil jalan pintas agar Naruto tidak mempermalukan nama besar Keluarga Namikaze. Lalu Naruto bertemu dengan Jiraya, dan saat itulah Naruto tinggal dengan anak-anak...