01. Mulai

4.8K 237 25
                                    

Mungkin semua orang tidak akan mengira bahwa seorang gadis berambut pendek yang sedang menunggu diparkiran itu adalah salah satu member JKT48.

Dibuat menunggu oleh sahabatnya sendiri Mungkin adalah hal biasa bagi dirinya. Terbiasa dibuat menunggu, sampai-sampai dalam masalah percintaan pun ia harus rela menunggu dalam jangka waktu yang cukup lama hanya untuk mengetahui bagaimana hasilnya nanti.

Hasilnya?

Yah, hasil dari sekian lama dari berbulan-bulan menenangkan diri, tidak maksudnya menetralkan seluruh hatinya yang diliputi rasa bimbang itu. Hingga sekarang pun, dirinya masih mau bertahan dan rela menunggu untuk menantikan hasil dari kekasihnya

Break? Yap. Jangan ditanya, dalam hal seperti ini memang sering kali ada break, banyak dikarenakan hal-hal sepele. Viny pun merasakan hal itu. Ia rela tak bertegur sapa dengan kekasihnya jikalau mereka bertemu ataupun berpapasan dijalan

Wajah datarnya terlihat ketika matanya melirik kearah samping. Tanpa sebuah senyuman, tanpa sepatah katapun yang terucap, Viny langsung pergi dan melangkahkan kakinya untuk memasuki kawasan dalam FX Sudirman itu.

"Vin, ih tungguin gue kek." Viny terus berjalan tanpa menoleh kebelakang. Ia tak memperdulikan Lidya yang sedang berlari kecil untuk menyamakan langkahnya dengan dirinya, "Vin naik lift aja." Tukas Lidya yang masih sibuk mengatur nafasnya yang cukup tak beraturan itu. Ia melirik kearah Viny, terlihat dari raut wajahnya bahwa sekarang ini Viny sedang menyimpan rasa kesal ntah itu pada dirinya atau pada siapa

Setelah dirasa cukup, Lidya kembali menegakkan tubuhnya dan menoleh kearah Viny, "Vin? Lo baik-baik aja kan?" Viny hanya berdeham sebagai jawaban dan itu mampu membuat Lidya mendelik malas pada Viny. Tak berniat untuk menanyakan apapun lagi, Lidya mulai melangkahkan kakinya dan meninggalkan Viny

"Bencong! Gue ditinggal!" Ucap Viny dengan sedikit teriak. Sedangkan Lidya hanya terkekeh mendengar teriakan Viny, dan mulai memasuki lift.

Mereka berdua mulai memasuki lift, didalamnya tidak ada siapapun. Hanya ada Viny dan Lidya, tangan Lidya terangkat guna menekan tomblo F4 yang terpampang di lift itu, sedangkan Viny masih terus menggerutu sendiri karna hari ini ada satu hal yang mampu membuatnya merasa kesal dan juga sakit.

"Gue kesell!!!" Lidya menoleh kearah Viny dan mulai berkerut kening, "Kenapa deh?"

Terlihat Viny terus mengatur nafasnya yang mulai memburu, ia kembali menoleh kearah Lidya dengan wajahnya yang memerah karena menahan semua emosinya,

"Lid, sakit ga sih kalau lo jadi gue?" Ucap Viny yang lebih pada sebuah pertanyaan untuk Lidya. Lagi dan lagi, Lidya dibuat bingung oleh pertanyaan Viny yang hampir sering sekali Viny tanyakan padanya

"Nadse?" Viny hanya mengangguk tanpa berniat mengucapkan sepatah katapun, "Terus?" Kembali tanya Lidya yang hanya mendapatkan kepalan tangan dari Viny sebagai jawaban

"Dia bilang mau nenangin diri, mau netralin hatinya. Tapi dia malah jalan berdua sama.."

TING!

Pintu lift terbuka dan pemandangan pertama yang Viny lihat adalah Nadse sedang tertawa lepas dengan seseorang yang sekarang ini mampu membuat Viny cemburu. Ia kembali mengepalkan kedua tangan nya, dan tak berniat keluar dari dalam lift. Sedangkan disampingnya, Lidya hanya bisa meneguk ludahnya susah payah melihat tatapan tajam Viny pada si orang tersebut.

Viny berjalan gontai dan menghiraukan Lidya yang sedang berdiri tak tau apa yang akan ia lakukan agar bisa menghentikan sahabatnya itu, dirinya mulai mengikuti langkah Viny dan berhenti ketika Viny pun berhenti,

"Gracia." Desis Viny. Sedangkan Lidya hanya menggelengkan kepalanya. Langkah kaki yang sedikit lambat itu akhirnya mulai terbuka, namun ternyata tangan Lidya lebih cepat hingga menggapai tangan kanan Viny. Ia pun menarik Viny pelan dan berdecak, "Bagus gue udah siaga satu. Masuk aja." Kesal Lidya yang langsung menarik tangan Viny tanpa menunggu jawaban dari sahabatnya itu,

Berikan aku Waktu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang