03. Mungkin

1.7K 184 16
                                    

Tak ada yang pernah menyangka tentang isi hati seseorang,

Baik itu luar dan dalam hatinya.

Sedari tadi, Shani terus diam. Hari ini ia tak terlihat banyak bicara pada teman satu teamnya. Ntah mengapa. Dirinya sendiripun tak tahu tentang isi hatinya sendiri.

Disatu sisi, Viny terus memandangi Shani dalam diam. Ia mulai berfikir, apa yang membuat Shani menjadi lebih diam dan berbeda dari Shani yang biasanya?

Hati nya terus meminta agar ia menemui Shani yang berada di sudut ruang latihan sana. Memang kondisinya terlihat sangat pas, namun keinginan Viny sendiri jauh dari kata pas dengan semua kondisi dan situasi disini.

Kenapa?

Belakangan ini, Shani dan Viny terlihat seperti seseorang yang memiliki satu hubungan lebih. Yang dimana, para member lain akan menganggap nya seperti itu. Sedangkan Viny yang merasa tak nyaman dengan situasi seperti ini, lebih memilih menjauh dan sedikit menghindari Shani,

Walaupun sebenarnya dirinya tahu, bahwa Shani adalah sumber kebahagiaan yang ia miliki sekarang ini.

Namun mengapa ia lebih memilih menghindar tanpa ingin mempertahankan kedekatan nya dengan Shani?

Karna di hatinya masih tertera nama Nadse. Dan ia masih menghargai Nadse yang dimana posisinya adalah kekasih dari seorang Viny.

Ia melekatkan tatapan nya pada Shani yang sekarang ini sudah berbaring dengan bantal kecil yang ia bawa. Wajahnya tertutup oleh Jaket.

"Kamu kenapa sih, Shan?" Gumam Viny pelan. Ia kembali menyandarkan kepalanya pada dinding yang berada di belakangnya dan kembali memejamkan kedua matanya.

.

Setelah 20 menit berisitirahat, Viny kembali membuka matanya, ia melihat ke sekeliling dan tak menemukan member lain. Yang ia dapatkan kali ini hanyalah, Shani.

Tanpa sadar kedua sudut bibirnya tertarik dan membuat sebuah senyuman manis. Ia menatap lembut Shani yang masih tertidur dengan Wajahnya yang tertutup Jaket. Ia bangkit berniat membangunkan Shani, namun niatnya ia urungkan ketika melihat Nadse dan Gracia datang lebih dulu dan membangunkan Shani.

"Capt?"

Viny terus memperhatikan ketiga gadis yang tak jauh dari hadapan nya itu. Ia menatap Shani dan menghiraukan Nadse yang berada disamping Shani. Wajahnya memancarkan ke-khawatiran yang cukup. Ia menggeleng pelan menatap wajah Shani yang sedikit pucat dengan kedua matanya yang memerah. Ntah itu efek karena baru bangun tidur, atau karena hal lain

"Capt?."

"Eh Iya?" Viny menoleh kesamping dan mendapati Beby yang sekarang ini tengah menatapnya bingung, "Kenapa beb?"

"Ih panggil beb-beb-an yah. Bilangin Shania nih."

"Nama lo Beby kan?" Geram Viny,

"Iya, terus?"

"Wajar dong kalo gue manggil lo Beb? Yakali gue manggil lo By." Kesal Viny

"Ehehe.. Iya Iya capt."

"Kenapa?"

"Disuruh gabung latihan. Beberapa menit yang lalu, Lidya izinin lo buat tidur sebentar," Jelas Beby, Sedangkan gadis yang berada dihadapan nya hanya menatap bingung Beby. Lebih tepatnya pada penjelasan yang Beby berikan untuknya

"Apa deh?"

"Yawloh Capt, lo ga ngerti?" Tanya Beby dengan raut wajah di buat sesedih mungkin.

Viny menggeleng pelan dan tersenyum tanpa dosa, "Udeh ayuk gabung latihan aja." Tanpa menunggu jawaban Viny, ia langsung menarik tangan Viny dengan kencang.

Berikan aku Waktu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang