04. Kenapa?

1.7K 183 17
                                    

"Gre.."

"Iya, Nads?"

Mereka berdua kembali diam. Keheningan pun menyertai suasana kali ini. Ntah kenapa, rasa penasaran yang menjadi pusat di dalam hati Gracia ini malah semakin menjadi-jadi

Penasaran dengan apa yang sebenarnya akan Nadse katakan. Jika di awal tadi Nadse mengatakan bahwa ada hal penting yang ingin dia sampaikan untuk Gracia, ia bisa saja menebak-nebak. Bahwa tak lain dan tak bukan, Nadse pasti akan bercerita dan mengatakan isi hatinya tentang Viny. Iya, Ratu Vienny Fitrilya.

Orang yang Gracia Fikiran sejak tadi, ternyata sedang memperhatikan gerak-gerik dari kedua nya. Nadse pun beralih memeluk erat tubuh Gracia, dan menangis

"Aku ga tau ini perasaan apa Gre.."

"Sa? Kamu gapapa kan?"

Nadse menggeleng cepat. Ia menenggelamkan wajahnya tepat dicaruk leher Gracia. Ia tahu, sekarang ini Nadse sedang menangis,

"Kenapa, sa?"

"Aku ga suka liat kamu deket-deket sama Okta.." Nadse menjeda kalimatnya, ia melepaskan pelukkan nya dan beralih menatap dalam kedua mata Gracia, "Aku jauh lebih ga suka liat kamu sama Okta, dari pada liat Kak Viny sama Shani, kamu tau itu kenapa?"

"Sa, Kak Viny pacar kamu kan? Kamu ga boleh gitu."

"Tapi kamu juga pacar aku Gre! Dan aku jauh lebih sayang kamu dari pada Dia!."

'Ga, ini ga mungkin kan?' Batin Viny yang masih setia memandangi dua orang yang sedang membelakangi nya saat ini

Kembali Nadse terisak. Ia menundukkan kepalanya, dengan kedua tangan yang melingkar tepat dileher Gracia, "Gre.."

Gracia menarik Nadse untuk masuk kedalam dekapan nya. Mata nya memicing kesekitar. Menangkap seorang gadis yang sedang berdiri tepat di belakangnya dengan menatap sendu dirinya dan juga gadis yang sedang ia peluk. Kepalan tangan yang masih terbentuk, dengan matanya yang memerah karna menahan tangis yang nantinya akan pecah. Gadis itu kini tersenyum miris, melihat Gracia yang sedang menatap nya saat ini,

"Kak.. kak Viny," Ucap Gracia nyaris berbisik. Suaranya semakin memelan, melihat keberadaan Viny yang semakin lama semakin samar, "Sa, kak Viny. Kamu harus jelasin semuanya." Ia melepaskan pelukkan nya dan menatap Nadse, "Sekarang."

.

Ratu Vienny Fitrilya,

Gadis itu sekarang ini tengah berdiri dan bersandar pada dinding yang berada tepat dibelakang nya.

Angin malam mampu membuat suasana hatinya menjadi lebih tenang dari sebelumnya,

Waktu mulai menunjukkan yang sebenarnya. Hatinya mulai merasakan lagi yang namanya sakit. Berulang kali ia menyembunyikan perasaan sakit itu, namun kali ini perasaan itu datang lagi.

Rasa sakit di dadanya mampu membuat sesak yang teramat sangat. Ia mulai berfikir, apa sebenarnya yang bisa membuat dirinya dan hatinya bertahan dan rela untuk tersakiti?

Dan, siapa orang yang bisa menghilangkan semua rasa sakit itu?

Fikiran dan hatinya kini tak lagi bertengkar. Keduanya saling merasakan perasaan yang sama sekarang ini,

Ia mulai membuka langkahnya dan berjalan kearah besi pembatas. Dicengkram nya dengan erat besi pembatas itu. Ia memejamkan matanya, lagi dan lagi perasaan itu datang lagi

Nadse dan Gracia.

Bayangan kedua orang itu lah yang pertama muncul saat Viny memejamkan matanya. Bayangan ketika Nadse memeluk erat Gracia dengan banyaknya kata-kata yang ia lontarkan,

Berikan aku Waktu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang