Drabble | Juara 3

9 4 0
                                    

= Zee =

"Bulan, ulang tahun lo mau apa?" tanya Bintang. Bulan mengadah ke atas mencoba melihat namun semuanya hitam.

"Gue ... pengen bisa liat lagi Bin," jawab Bulan sambil menitikan air mata. Bintang yang tau perasaan Bulan mencoba memeluk Bulan dan menenanginya.

"Udah dong jangan nangis, gue berusaha ngabulin permintaan lo deh," Bintang mengelus puncuk kepala Bulan.

=======

Sekarang Bintang melihat sahabatnya berbaring diatas kasur yang tengah di bius menunggu sang pendonor bersedia menanggung resikonya.

"Bintang, kau sudah siap dengan resikonya?" tanya Dokter, meyakinkan.

'Demi Bulan,' batinnya.

"Siap, Dok." Jawabnya mantap.

=======

Obat bius didalam tubuh Bulan habis, membuatnya kembali tersadar.

"Gue dimana? Bintang ... lo dimana? Kenapa mata gue diperban?" itulah pertanyaan yang di lontarkan Bulan, yang tampak gelisah.

Mamahnya tampak menenangkan Bulan. Dan mamahnya meminta sang Dokter untuk membuka perban Bulan, Dokter pun membuka perban secara perlahan. Saat Bulan membuka mata yang terlihat ada kedua orang tuanya dan dokter.

'Gue bisa ngeliat lagi,' batinnya terisak, dan saat itu pun matanya menitikan air mata.o

"Selamat Ulang Tahun Sayang." Kata kedua orang tuanya. Dia pun lupa akan hari ulang tahunnya karena terlalu senang ia bisa melihat kembali. Namun ia merasa ada yang kurang, sahabatnya yang mengantarnya namun sekarang menghilang.

"Mah, Bintang mana?" Tanya Bulan. Mamahnya diam seribu bahasa mengenai dimana Bintang berada. I

Tak lama dari arah pintu ada suara langkah kaki. Ia muncul dari pintu dengan sebuah tongkat ditangannya.

"Selamat Ulang Tahun Bulan." Ucapnya. Bulan yang mengetahui suara khas itu, dari posisi menunduk melihat langsung siapa yang mengatakan.

"BINTANG!!!!" Teriaknya kencang, sambil diakhiri dengan tangisan.

WNC 1st AnniversaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang