6. Kembali

5.9K 264 7
                                    

Pagi ini terasa sangat melelahkan karena Dina harus melepaskan semuanya tentang Haris, dan akan menjalani semuanya dengan ikhlas dan tabah. Tapi hidup memang harus dina jalani bahagaimanapun keadaannya. Selesai melaksanakan sholat subuh Dina langsung memakai baju kantornya dilengkapi dengan jilbabnya, karena malam ini Dina dan kelurganya akan melaksanakan arisan keluarga dirumahnya.

-

Setelah mengetahui semuanya Rahman menuju kerumahnya dengan kecepatan tinggi dipagi ini, setelah tiba dirumahnya Rahman langsung mengumpulkan keluarganya bahwa pernikahan Amel dan Haris dibatalkan, Haris mengerutkan dahinya dia merasa bingung kenapa ayahnya semarah ini dan bahagia karena tidak jadi menikah dengan amel, akhirnya Rahman menceritakan semuanya

"Sabar man, yang penting allah sudah menunjukkan semuanya kekita" ucap tante haris
"Yasudah cancel semuanya!" Marah besarnya rahman keluar

"Pah jangan dicancel, kita tunda aja!"

Semuanya kebingungan dengan kata-kata Haris

"Kamu mau nikah sama amel?" Tanya mamanya terkejut

"Tidak mah dengerin semuanya, haris ingin mengitbah perempuan yang haris cintai"

Semuanya terkejut atas pernyataam haris,"benarkah?bagaimana malam ini kita kitbah dia?" Usul tantenya, semua malam tambah bingung.

"...Sebelum perempuan itu dikitbah orang benar kan dan gak sia sia kami kesini kalau" lanjutnya

"Apakah kamu tertekan nak dengan perjodohan kamu dan amel kemarin?" Merasa bersalah papahnya "tidak pah,haris hanya ingin membahagiakan papah", "yaudah kejar perempuan yang kamu cintai,maafkan papah nak", haris mengangguki nya dan mencium tangan papahnya.

Keluarganya menyetujui dan haris langsung pamitan dengan keluarganya untuk ke kantor mencari Dina,sedangkan mamahnya langsung mengurus Weeding organizer

"Assalamualaikum semua" ucap haris bersemangat,
"walaikusallam"mereka terkekeh

***

Akhirnya haris sampai dikantor langsung mencari alamat Dina dan nomor handphonenya dengan kegirangan dia merasa bersyukur tiada henti karena pernikahannya dengan amel dibatalkan. Setelah mengurus itu haris langsung kerumah sakit.

-
Mulai kemarin ama tidak bekerja karena dia melaksanakan ijab kabul dan besoknya resepsi, dina wajib menghadiri resepsi itu pinta ama. Jadi hari ini dina makan siang sendirian tapi gibran datang dan mereka makan berdua, hanya suara sendok dan garpu memecah keheningan, selesai makan dina dan gibran menuju mushola kantor untuk sholat dzuhur. Diperjalanan menuju ruangan, gibran memberanikan diri memulai pembicaraan

"Din apakah kamu sudah ada yang mengitbah?" Dengan kagetnya dina mendengar ucapan gibran, "belum ada" dina hanya menjawab dengan nada datar, bolehkah saya mengitbahmu nanti malam?" Kagetnya dina menghentikan perjalanannya, dina hanya mengangguk tapi gibran langsung merasa kegirangan, tidak ada jawaban selain mengiyakan karena memang keluarganya dina mengharapkan ada yang mengitbah dina setelah melanjutkan perjalanannya dina langsung memasuki ruangannya setelah mengucapkan salam ke gibran.

-dina pov
Mungkin gibran takdirku, aku harus melaksanakan sholat istikarah setelah pulang ini, semoga ini langkah awal melupakan haris dengan itu aku tidak akan mengingat kembali tentang haris.

-
Hari yang lelah bagi dina musibah dan kejutan selalu datang akhir-akhir ini, setelah sampai dirumh dina langsung melaksanakan sholat istikarah sesudah mandi dan sholat magrib,keluarganya sudah banyak yang datang tapi dina enggan keluar kamar karena sedang menunggu gibran yang akan mengitbahnya malam ini.

Me, my husband and my futureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang