Part 3

310 9 0
                                    


Angin sepoi-sepoi menyibakkan rambut pirang Luna. Seperti biasanya, Luna berjalan menuju tempat kerjanya setelah turun dari dalam bus kota. Pagi ini, dia tidak peduli apakah Henry pergi bekerja bersamanya atau tidak.

Luna langsung masuk ke dalam lobi gedung kantor itu. Luna seperti biasa menyapa petugas keamanan dan petugas kebersihan yang selalu ramah kepadaku setiap kali dia datang ke kantor.

Seperti karyawan lainnya, Luna menaiki tangga. Sebenarnya, ada dua buah lift yang dapat digunakan. Tetapi, Luna sangat yakin kalau antrian lift sudah penuh, sehingga Luna memilih untuk menaiki tangga. Pasti lebih cepat bila dibandingkan dengan ikut menganti di depan lift.

"Selamat pagi!" sapa Luna kepada Clara.

"Lho, kemana Henry? Biasanya dia berjalan di belakangmu," tanya Clara.

"Entahlah. Ah, biarkan saja dia pergi kerja sendiri! Memangnya aku ini siapa sampai harus selalu bersamanya?" tanyaku.

"Bukankah kalian berdua sudah saling menempel?" tanya Clara.

"Apa katamu? Kami kan hanya teman dekat saja. Kami bukan pasangan. Jadi, kalau dia tidak menghampiri rumahku, ya biarkan saja!" ucap Luna.

Hari ini Luna menyalakan komputer, lalu membuka aplikasi untuk human resource. Luna mengecek data karyawan beserta data gajinya. Kemarin, Takuya mengirimkan kepada Luna list karyawan yang mendapat kenaikan gaji pada bulan depan atau kenaikan uang transport. Luna harus mengedit data penggajian dan mengetik gaji baru mereka.

Di samping Luna, Clara mengecek kehadiran masing-masing pegawai. Setelah itu, Clara bertugas untuk mengecek apakah ada karyawan yang mengajukan ijin cuti atau mengajukan reimbursement.

"Henry!" panggil Clara.

"Kenapa?" tanya Henry yang sedang berjalan menuju meja kerjanya.

"Kenapa kamu tidak datang bersama Luna? Aneh sekali! Seperti pasangan yang sedang bermusuhan dan ingin pisah ranjang saja," ucap Clara.

"Aku bangun lebih siang dari pada biasanya. Sudahlah, aku ingin langsung bekerja. Aku mendapat tugas baru dari manager Higashi," ucap Henry.

Luna duduk pada kursi kerjanya sambil menatap layar monitor. Luna memeriksa email seperti biasanya. Selain itu, Luna juga mengecek line seperti biasanya. Siapa tahu, ada perintah dari atasannya yang menjengkelkan itu.

"Luna, tolong periksa CV dari beberapa pelamar kerja," ucap Takuya melalui pesan line.

Luna membuka aplikasi sosial media untuk pencarian kerja. Disana, sudah ada pelamar untuk beberapa posisi kosong di J Company. Salah satu bagian yang memerlukan karyawan baru adalah bagian IT.

Kring...

Luna langsung mengangkat telepon penting itu.

"Ada apa manager Higashi?" tanya Luna.

"Sudah aku bulang jangan terlalu formal! Luna, sudah ada berapa orang yang melamar?" tanya Takuya.

"Sudah ada 15 orang. Dari 15 orang itu,menurutku ada 12 orang yang memenuhi kriteria yang kita pasang disana," ucap Luna.

"Baiklah. Tolong buatkan jadwal interview dan tes hari Senin minggu depan jam sembilan pagi. Telepon mereka semua ya! Kalau sudah, tolong buatkan list nama, tempat tanggal lahir, dan riwayat pendidikan terakhirnya ke dalam MS. Word. Email aku sebelum jam lima sore!" ucap Takuya.

"Baik," jawab Luna.

Luna menutup teleponnya dan mulai fokus untuk bekerja.

***

He is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang