Part 11

113 5 0
                                    


Luna tidak meneruskan pekerjaannya. Dia hanya merebahkan kepalanya di atas meja kerjanya. Komputer masih menyala dan aplikasi yang digunakannya masih terbuka. Luna tidak berniat untuk melakukan apapun saat ini.

"Astaga! Kau demam, Luna!" ucap Carla.

"Aku rasa kamu salah," ucap Luna.

Carla meneruskan pekerjaanya. Begitu juga dengan Henry. Dari tadi, Henry memeriksa CV para pelamar kerja sambil mendengarkan lagu melalui headphone, sehingga dia tidak mendengar percakapan antara Carla dan Luna.

"Carla, aku rasa perutku terasa mual," ucap Luna.

"Sayang sekali aku tidak membawa mobil hari ini," ucap Carla.

"Aku rasa, aku ingin muntah," ucap Luna.

Luna berlari menuju kamar mandi karena ingin muntah. Setelah itu, Luna kembali ke ruang kerjanya. Luna duduk di kursi kerjanya, lalu mengambil tissue untuk membersihkan hidungnya.

"Ayolah Luna! Aku rasa, kamu benar-benar harus pergi ke rumah sakit. Apakah aku perlu menelepon pacarku untuk mengantarmu ke rumah sakit?" ucap Carla.

"Tidak perlu. Aku tidak terlalu dekat dengan pacarmu. Aku hanya merepotkan dia saja," ucap Luna.

"HEI HENRY!" teriak Carla sambil mengetuk layar monitor yang ada di atas meja kerja Hanry.

"Ada apa Carla?" tanya Henry sambil melepas headphone yang dipakainya.

"Bawa Luna ke rumah sakit! Dia muntah-muntah," ucap Carla dengan intonasi yang semakin meninggi.

Henry memasukan ponselnya ke dalam saku celananya. Setelah itu, Henry juga memasukan dompetnya ke dalam saku celananya sebelum dia berdiri dari tempat duduknya. Henry langsung menarik lengan Luna dan hendak membawa wanita itu ke rumah sakit terdekat.

"HENRY, LEPASKAN!" teriak Luna.

"Kenapa?" tanya Henry.

"Aku masih bisa pergi sendiri!" ucap Luna.

"Luna, kenapa akhir-akhir ini kamu semakin berubah? Aku tidak suka dengan sifatmu yang sekarang," ucap Henry.

"Kalau kamu tidak suka, jauhi saja aku!" ucap Luna.

"Apakah kamu benar-benar ingin kita tidak berteman lagi? Lalu, apa arti dari delapan tahun ini?" tanya Henry.

Henry merasa tertusuk dengan kata-kata yang telah diucapkan oleh Luna barusan. Henry berpikir kalau Luna sedang bercanda. Ternyata, Luna sedang berbicara dengan serius kepadanya.

"Aku tidak ingin mengingat delapan tahun pertemanan kita. Sudah cukup sampai disini," ucap Luna.

"Baiklah! Kalau kamu ingin kita tidak berteman dekat lagi, aku akan mengabulkan permintaanmu. Tapi, ijinkan aku untuk mengantarmu ke dokter. Untuk yang terakhir kalinya," ucap Henry.

"Luna, kenapa kamu tidak cepat berangkat sih?" tanya Carla dengan kesal.

Henry menarik lengan Luna. Henry menekan tombol lift dan pintu lift langsung terbuka. Henry menekan tombol B agar lift langsung turun ke basement.

"Masuk," ucap Henry.

Luna masuk ke dalam mobil Henry. Kalau saja Henry tidak menyeretnya, Luna akan menunggu sampai sore, bahkan sampai malam. Luna tahu kalau Takuya sedang sibuk hari ini.

***

"Kamu harus banyak istirahat. Aku sudah membuat resep obat kepada bagian apotek. Setelah meninggalkan ruangan ini, kamu bisa mengambil obatnya di apotek lantai bawah," ucap Dokter yang memeriksa Luna.

He is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang