Part 19

84 4 0
                                    


Luna dan Henry berbaring tak sadarkan diri di ruang ICU. Luna menempati ruang ICU nomor 1, sedangkan Henry menempati ruang ICU nomor 2.

Di depan ruang ICU, Katie dan Takuya menunggu Henry dan Luna. Marvin belum datang karena acara yang dihadiri olehnya belum selesai, ditambah Marvin belum membalas pesan yang dikirim oleh Takuya. Selain itu, kedua orang tua Henry belum tiba. Mereka sedang dalam perjalanan menuju ke rumah sakit.

"Katie, kenapa kamu tidak pulang dan mengganti pakaianmu dulu? Aku yakin kalau kamu baru saja selesai sekolah," ucap Takuya.

"Aku panik mendengar berita ini dari Mom," ucap Katie.

Tak lama kemudian, hadir kedua orang tua Henry. Mereka tampak sangat panik, terutama ibu Henry yang membesarkannya dari kecil. Yang membuatnya takjub, hadir ayah kandung Henry yang sudah pergi meninggalkan keluarga Henry. Henry punya dua ayah yang mengkhawatirannya.

"Henry, aku minta maaf. Selama ini, aku tidak pernah perhatian denganmu," ucap ayah tiri Henry.

"Henry, it's Dad! Maaf kalau Dad pergi meninggalkanmu. Dad khawatir denganmu," ucap ayah kandung Henry.

"Mom juga khawatir padamu," sambung ibu Henry.

Takuya duduk dengan sedih di depan ruang ICU. Katie dan kedua orang tua Henry mengira kalau Takuya sedang bersedih karena mengkhawatirkan Henry. Sesungguhnya, orang yang sedang dikhawatirkan oleh Takuya adalah Luna, bukan Henry. Katie pun tidak tahu kalau Takuya punya pacar.

***

Marvin baru saja selesai membawakan sebuah acara di stasiun radio. Setiap hari Senin malam, Marvin membawakan sebuah acara selama satu jam.

Marvin mengecek ponselnya. Dari tadi, ponselnya begetar di dalam saku celana jeansnya. Marvin tidak boleh menyalakan suara telepon jika sedang membawakan acara atau hadir dalam acara radio agar suara telepon tidak mengganggu.

"Marvin, kenapa wajahmu pucat?" tanya Mia.

"Mia, aku harus segera pergi ke rumah sakit," ucap Marvin.

"Sekkarang juga? Kamu kan belum makan malam," ucap Mia.

"Aku tidak peduli! Adikku sedang berada di ruang ICU," ucap Marvin.

"Ada apa?" tanya Mia.

"Nanti akan aku ceritakan dalam perjalanan," ucap Marvin.

"Baiklah, ayo kita segera berangkat!" ucap Mia.

Mia yang bekerja sebagai manager Marvin, sekaligus fashion stylist dan tunangan Marvin mengemudi mobil perusahaan. Marvin duduk di samping Mia sambil menyantap makan malamnya yang belum sempat disantapnya.

"Ceritakan kepadaku ada apa sebenarnya," ucap Mia.

"Aku bingung dari mana aku harus memulai ceritanya," ucap Marvin.

"Ceritakan saja perlahan," ucap Mia.

"Jadi, kemarin malam Luna diculik oleh dua orang penculik yang merupakan kaki tangan dari istri Jasper Fox. Kamu tahu kan Jasper Fox, orang yang memiliki J Company Tokyo maupun LA? Dia yang sudah meninggal itu ternyata meninggal karena kecelakaan beruntun tiga tahun yang lalu dan kecelakaan itu adalah kecelakaan yang sama dengan kecelakaan yang menimpa kedua orang tuaku dan adikku. Ternyata, selama ini, istri dari Jasper Fox mencari keberadaan anggota keluarga yang masih hidup dan dia menemukan Luna. Malang sekali nasib Luna. Kenapa tidak aku saja yang mereka cari?" ucap Marvin.

"Karena kamu tidak pernah mempublikasikan siapa adik kandungmu. Itu yang membuat banyak orang tidak tahu siapa adik kandungmu. Kalau sudah begini, aku yakin kalau ada media yang bisa mengungkap siapa adik kandungmu," ucap Mia.

He is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang