Part 12

110 4 0
                                    


Luna sendiri di dalam kamarnya. Ini sudah hari ke dua Luna di rumah dan tidak masuk kerja. Anehnya, Takuya tidak menjenguknya ke rumahnya. Kemana sang kekasih?

"Marv, kamu tidak ada jadwal syuting hari ini?" tanya Luna sambil membuka pintu kamarnya.

"Hari ini bukan giliranku. Giliranku ada kembali di minggu depan, sekaligus jadwal rekaman untuk soundtrack," ucap Marvin.

"Kamu tidak pergi dengan Mia?" tanya Luna.

"Tidak. Aku sudah mengatakan kepadanya kalau kamu sakit dan aku harus merawatmu," ucap Marvin.

"Sudahlah, aku ini sudah dewasa! Aku bisa melakukan semua urusanku sendiri. Kalau kamu ingin menikmati kebebasan di luar rumah, aku tidak masalah," ucap Luna.

"Kamu ingin aku pergi?" tanya Marvin.

"Aku tidak nyaman kalau kamu terus memperhatikanku dan mengurusiku. Apalagi, seperti tidak ada privasi di antara kita," ucap Luna.

"Luna, aku ini kakakmu! Kita sudah hidup bersama selama 25 tahun," ucap Marvin.

"Marv, tapi aku bukan anak kecil lagi! Aku bisa memanggil pacarku untuk membantuku," ucap Luna.

"Baiklah! Aku akan pergi kalau memang itu yang kamu inginkan," ucap Marvin.

Marvin mengambil ponsel dan dompetnya, lalu mengambil kunci mobil. Marvin pergi sendirian karena dia tidak ingin melihat Luna tambah marah padanya.

***

Henry sudah tiba di apartemennya. Hari ini, dia tidak mampir ke mana-mana setelah pulang kerja. Dia tidak punya tujuan karena Luna sedang sakit.

Henry melihat jam yang ada di ponselnya. Sudah pukul enam sore. Henry menerka-nerka apakah Luna sudah makan malam atau belum. Henry khawatir kalau tidak ada Marvin di rumah Luna.

"Henry, kamu mau membawa makan malam kamu kemana?" tanya ibu Henry.

"Aku ingin pergi ke rumah Luna. Mom masih ingat dia kan? Luna yang dulu sering pergi bersamaku," ucap Henry.

"Luna yang juara kelas itu? Apa kabarnya ya?" tanya ibu Henry.

"Dia sedang sakit. Kasihan dia, tidak ada yang menemaninya di rumahnya," ucap Henry.

"Henry, apakah kamu masih mengejarnya?" tanya ibu Henry.

"Ah, dia sudah punya pacar. Sudah ya, aku pergi dulu!" ucap Henry.

"Hati-hati ya!" ucap ibu Henry.

Henry menyalakan mobil miliknya. Setelah itu, Henry menyetir mobil itu menuju rumah Luna. Walaupun Henry merasa lelah, tetapi Henry menyempatkan dirinya untuk datang ke rumah Luna.

Sebuah mobil hitam terparkir di depan pagar rumah Luna. Mobil itu bukan milik Marvin, sebab nomor mobilnya berbeda. Henry tidak tahu mobil itu milik siapa.

Henry membuka pintu pagar. Pintu pagar tidak terkunci. Henry mencoba untuk membuka pintu rumah Luna, tetapi pintu rumah Luna juga tidak terkunci.

"Takuya!" ucap Luna saat Takuya mencoba untuk menggoda Luna.

"Kamu mau makan apa? Aku akan membelikan semua makanan yang ingin kamu makan," ucap Takuya.

"Benarkah?" tanya Luna.

"Iya," jawab Marvin.

Hati Henry hancur. Malam ini, dengan mata kepalanya sendiri, Henry melihat Luna dan Takuya sedang bermesraan di rumah Luna. Mereka duduk bersebelahan. Takuya meraba tubuh Luna dan Luna tidak melawannya. Kemanakah sosok Luna yang polos yang pernah dikenalnya?

He is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang