Part 16

102 7 0
                                    

Bohong jika Takuya dan Henry langsung pulang begitu mereka keluar dari dalam rumah Luna. Mereka jalan kaki bersama sebentar sebelum berpisah menuju rumahnya masing-masing.

"Manager, eh, brother! Aku bingung bagaimana aku harus memanggilmu di luar kantor," ucap Henry dengan gugup.

"Terserah kamu ingin memanggilku dengan sebutan apa," ucap Takuya.

"Takuya," ucap Henry.

"Ya, kamu boleh memanggilku hanya dengan menyebut namaku. Kita hanya berbeda usia empat tahun," ucap Takuya.

"Aku minta maaf," ucap Henry.

"Hei, memangnya kamu salah apa?" tanya Takuya.

"Maafkan aku yang selama ini kesal padamu. Kamu yang selalu bertindak tegas dan menakutkan sewaktu di kantor, apalagi terhadap Luna. Rasanya, aku ingin marah padamu. Ternyata, saat sedang berada di luar kantor, kamu jadi berbeda," ucap Henry.

"Aku keras kepada Luna karena aku ingin menjadikannya wanita yang lebih kuat dari pada sebelumnya. Saat datang ke sesi wawancara pelamar kerja baru, aku tahu kalau Luna adalah wanita yang pintar, tetapi memiliki kepribadian yang lemah lembut dan polos. Aku ingin merubahnya. Maka dari itu, aku selalu memperlakukannya secara khusus. Aku tidak bersikap keras kepadamu karena aku tahu kalau kamu adalah tipe pria yang kuat," ucap Takuya.

"Aku juga minta maaf karena aku lancang masuk ke dalam rumah Luna tanpa minta ijin," ucap Henry.

"Aku sudah memaafkanmu," ucap Takuya.

"Takuya, aku pikir kamu membenci Luna," ucap Henry.

"Tidak. Sama sekali tidak. Bagaimana bisa aku membenci wanita yang aku cintai? Itu sama saja dengan pepatah senjata makan tuan," ucap Takuya.

Setelah Henry dan Takuya berbincang-bincang di pinggir jalan, mereka berpisah karena arah rumah mereka yang berbeda. Takuya berjalan ke arah utara, sedangkan Henry ke arah selatan.

***

Libur akhir tahun sudah selesai. Sekarang, Luna, Henry, dan Takuya menjalani aktivitas normal seperti biasa. Mereka pergi bekerja seperti biasanya.

"Luna, aku minta maaf karena ku tidak bisa menjemputmu pagi ini. Aku harus mengantar ibuku ke sebuah tempat," ucap Takuya melalui aplikasi Line.

Luna mematikan layar ponselnya dan memasukannya ke dalam tasnya. Luna merapihkan rok hitam selututnya dari serpihan salju sebelum jalan kaki menuju halte bis terdekat.

"Luna!" tegur Henry sambil membuka jendela mobil sebelah kanan.

Luna menatap Henry beberapa saat. Henry jadi bingung kenapa Luna diam saja. Bukankah sudah jelas bahwa Henry ingin memberikan tumpangan kepada Luna?

"Kenapa kamu diam saja? Ayo masuk! Dingin sekali di luar situ," ucap Henry.

Luna membuka pintu mobil depan sebelah kanan. Luna duduk di samping Henry. Luna merapihkan mantel tebalnya agar tidak terjepit pintu mobil.

"Kemana Takuya?" tanya Henry.

"Pergi mengantar ibunya," ucap Luna.

"Ah, sepertinya bibi ada kelas Yoga hari ini," ucap Henry.

"Bibi? Bibi siapa? Memangnya ibu Takuya adalah bibimu?" tanya Luna.

"Eh, aku belum memberitahumu ya? Aku adalah sepupu tiri Takuya. Ayah tiriku bermarga Higashi dan dia adalah adik dari ayah Takuya," ucap Henry.

"Hei, selama ini kamu merahasiakan hal itu? tanya Luna.

"Aku juga baru tahu. Baru kali ini aku berkunjung ke rumah Takuya, yaitu di hari natal kemarin," ucap Henry.

He is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang