SATU

5.5K 136 0
                                    

Aku hanya ingin lulus dengan tenang dari sekolah besar ini sehingga aku bisa pulang dengan sebuah kebanggaan yang mampu membuat keluarga tersenyum senang melihatku.

"ayolah Fima sekaliiiii aja lo ikut bareng gue"
"Tidak bisa Yas, malam ini ada pengajian"

"Ini malam minggu dan lo bakalan ngaji? Astaga lo itu masih muda Fatimah Aisyah, skali-kali dong hangout bareng gue refreshing doang gue janji deh kita bakalan pulang gak lewat dari jam 12 oke?". Aku hanya tersenyum mendengar pemaksaan dari sahabatku ini. Tyas Abigail Dean Agatha adalah sahabatku yang sangat baik. Dia adalah orang pertama yang akrab denganku setelah aku memutuskan untuk melanjutkan SMA di Kota Metropolitan Jakarta. Aku tinggal di sebuah apartemen milik suami kakakku Nur Asha. Kami dibesarkan dengan ilmu agama yang sangat kental. Sehingga walaupun di kota besar, aku tetap menggunakan hijab sesuai syariat.

"Aku tidak akan pergi Tyas, sebagai gantinya kamu boleh datang ke apartemen dan aku akan masak buat kamu, bagaimana?"

"Emang susah ngajakin lo hangout!" Kesal Tyas sambil pergi meninggalkanku di parkiran sekolah. Sekarang sudah jam 2 siang sebelum pulang aku melajukan mobilku ke sebuah supermarket untuk membeli beberapa keperluan. Hidupku sangat tertutup di umur yang sudah 16 tahun ini aku masih belum tertarik dengan pacaran karena merasa dirugikan.

Begitu selesai memarkir mobil, pandangan mataku tertuju pada segerombolan anak-anak muda yang berseragam sama denganku. Yang benar saja! Mereka adalah geng yang banyak digandrungi kamu hawa karena hebat dalam dunia sport. Pandanganku tertuju pada seseorang yang menggunakan kalung salip Si Arjuna dari Bali 'Alendra Excel Nathanda Geraldo' atau biasa di kenal sebagai El adalah yang paling memukau dari semuanya. Tidak ingin terjadi zinah mata, kuputuskan untuk keluar dari mobil dan berbelanja secepatnya karena aku belum sholat dzuhur.

Begitu selesai belanja, aku segera menuju mobil dan sebelum masuk kusempatkan melihat ke arah geng tadi. Gawat! Manik mataku bertemu dengan sepasang manik mata kecoklatan itu. Aku berusaha menenangkan pikiranku dan langsung pulang.

.............

Selesai mengerjakan sholat subuh dan berganti pakaian, akupun keluar dari apartemen dan berlari-lari kecil menuju sebuah taman kota sekedar menghirup udara segar.

LINE!!

Aku membaca notif line yang ternyata dari Tyas mengatakan dia akan ke apart sejam lagi. Akupun bergegas kembali ke apartemen karena sibuk melihat handphone, aku tidak melihat ada badan tegap nan atletis berdiri tepat di depanku sehingga aku menabraknya. Aku yang menabrak tapi aku juga yang jatuh mungkin karena tubuhku tidak seimbang dengan tubuhnya. Melihat dia yang masih memperhatikanku, akupun sadar kalau aku belum meminta maaf.

"Maafkan saya" kataku penuh penyesalan. Karena buru-buru aku tidak sempat melihat wajahnya dan langsung pergi melewatinya tapi diluar dugaan dia memegang tanganku dan menggenggamnya kuat karena merasa terlalu lancang menyentuhku, akupun berbalik betapa kagetnya saat aku tau siapa pria itu.

Mata sendu kecoklatan itu kini sedang menatapku seakan meminta pertolongan dariku, aku merasa seperti dihipnotis dengan tatapannya itu akupun terdiam dan tidak menyadari posisiku saat ini. Jujur ini adalah pertama kalinya. Dia seperti ingin mengatakan sesuatu tapi sangat berat.

"Fatima Aisyah.....tolong" suara itu terdengar sangat lembut tapi mengandung ketegasan dan jugat menyayat hati.

Apa yang aku lakukan? Membiarkan seorang pria tidak sah menyentuhku. Apa aku telah melupakan Tuhanku? Aku langsung melepaskan diri dan berlari menjauh secepat mungkin.

Assalamualaikum CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang