"Sudah jam 11, ngapain lo sendirian di taman? Kenapa balik duluan? Harusnya lo nungguin gue!! lo harus kembali ke apart! Besok tungguin gue. Lo harus berangkat bareng gue!"
"Maafkan aku El, tapi aku tidak punya alasan lagi berurusan denganmu. Jadi tolong pergilah seperti aku tidak pernah masuk ke dalam kehidupanmu seperti kita berdua tidak pernah bergandengan tangan dan seperti kita berdua tidak duduk dalam satu mobil yang sama karena sejujurnya, kita berdua sangat berbeda!"
"Gue bukanlah orang yang bisa dipengaruhi Fima! Jadi jangan minta gue buat lakuin hal-hal bodoh seperti itu. Kita udah sampai, lo harus tidur"
Akhirnya, aku meninggalkan dia sendirian dalam mobil dan masuk ke apart.
.............
Setelah sholat subuh, aku bergegas mandi. Tidak biasanya memang aku mandi di jam seperti ini aku hanya ingin menghindari El karena siapa yang tau kalau dia tetap akan menjemputku. Jam 06.15 aku berangkat tapi begitu aku sampai di luar apart sebuah mobil sport hitam langsung menghadangku yang benar saja, sejak kapan dia ada di depan apartemen? Berusaha tidak mempedulikannya, aku terus berjalan ke garasi tapi El yang keras kepala dia bahkan keluar dari mobil, mencengkeram tanganku dan memaksaku masuk ke dalam mobilnya aku seperti diculik.
Hening dan tegang keadaan menghiasi atmosfer dalam mobil mewah ini karena sejujurnya aku sangat tidak suka dengan paksaan ini tapi lihat dia. Dia sangat senang dan sesekali bersiul apa dia senang melihat orang yang tidak suka dengan perlakuannya? Dasar anak aneh!
"Sepertinya lo senang dijemput sama gue Fima?"
Aku hanya memutar bola mataku, malas. Mencoba mengalihkan pandanganku dari 'pemaksa' ini. Begitu kami sampai di sekolah, tanpa menunggunya aku langsung keluar dari mobil dan bergegas menjauh.
Jam istrahat. Aku berjalan ke perpustakaan mencari tugas yang di berikan Mrs. Anna tapi diperjalanan tidak sengaja aku melihat Tyas sepertinya dia baru saja dari loker aku sadar sejak malam itu aku dan Tyas belum sempat bercerita dan dengan senyum riangku aku mendekatinya.
"Fima!! Lo baik-baik aja? Semalam lo pulang bareng El kan? Lo nggak di apa-apain kan? Astaga Fima gue khawatir tau nggak terus sorry gue nggak hubungin lo semalam soalnya gue sibuk sama acaranya tapi gue udah bicara sama El kalau........"
"Sssh..... kamu liat aku sekarang kan Tyas? Bagaimana penampilanku? Baik-baik saja kan, itu tandanya aku tidak apa-apa. Iyaa... semalam aku pulang bareng El dia yang mengantarku ke apart langsung tanpa ada perantara heheh"
"Aah.. syukurlah kalau begitu"
"Emm.... Tyas, maaf yah aku tidak bisa menghentikan pertunangan kalian. Semua yang sudah kamu berikan serasa sia-sia saja"
"Nggak ada yang sia-sia kok Fima, nggak semua rencana berjalan lancar kan? Pertunangan emang terjadi tapi untuk pernikahan? Itu nggak bakalan terjadi gue bisa jamin itu. Ooh iya pemberian gue lo simpan aja, anggap itu hadiah dari gue oke?"
Aku hanya mengangguk mendengar penuturan dari sahabatku ini. Senang rasanya memiliki sahabat seperti Tyas.
.........
"Kalau gitu lo pulang bareng gue aja Fima"
"Aku naik taksi saja Tyas, seperti biasa aku tidak suka merepotkan"
Tyas hanya menatapku dan kemudian setelah dia melihat mobil jemputannya datang, dia berpamitan dan kemudian pergi.
"Kenapa lo keluyuran? Harusnya tunggu di mobil!" nada bicara El seperti tidak suka dengan tingkahku. Akupun di dorong menuju ke mobil
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Cinta
Teen Fiction"Ini cinta Aisyah! kelak kalau kamu sudah mau membuka hati untuk pria lain, kamu akan merasakan apa yang aku rasakan tapi semoga kamu hanya menyukai yang seiman denganmu"