FIMAA!!" Seru Tyas sambil berlari ke arahku. Sepertinya dia sudah lama menunggu di depan kamar apartemenku.
"Ada apa ini? Bukannya kamu akan datang sejam lagi?"
"Gue lagi bosan di rumah. Lo dari mana aja? Gue cemas banget tau nggak! Dari tadi pencet bel tapi lo gak keluar"
"Kamu seperti tidak tau kegiatanku saja Yas" sambil tersenyum aku membuka pintu dan mengajaknya masuk.
Setelah selesai makan, aku dan Tyas duduk di depan tv dan bercerita. "Yas kamu tidak ke gereja?"
"Tumben nanyain hal ini, yah lo kan paling sensitif kalo soal agama"
Tyas adalah seorang kristen protestan orang tuanya juga pengusaha hebat yang sangat berkuasa dan di perhitungkan dalam dunia bisnis, pastinya nama keluarga Agatha selalu menghiasi majalah bisnis.
"Aku hanya iseng..." jawabku gugup. "Lo kenapa sih? Aneh banget. Atau jangan-jangan lo punya pacar ya? Hahahhaa" tawa Tyas menghiasi ruangan ini. Jujur saja pertemuanku dengan El tadi membuat moodku buruk seharian karena terus memikirkan tentang perkataannya tadi yang meminta tolong padaku.
Sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa dia minta tolong padaku? Aku tidak pernah berurusan dengan dia dan juga kenapa dia ada di taman kota pagi tadi? Kenapa juga......
"Fima! Lo denger gak sih gue ngomong apaan tadi?" Sepertinya Tyas agak emosi karena aku yang sedikit mengabaikannya. "Lo mikirin apaan?"
"Aku tidak......"
"Etss! Gak boleh bohong Fima, ingat! Itu dosa".
Hhh..... kali ini Tyas menang. Aku rasa aku memang harus menceritakan hal ini kepadanya lagipula dia kan sahabatku."Hh...pagi tadi tidak sengaja aku bertemu dengan Alendra......" sengaja aku menjeda perkataanku karena aku yakin Tyas pasti memiliki respon tersendiri kalau tentang El secara El adalah orang yang sangat dicintainya juga mantan tunangannya dulu yaah MANTAN. Dan benar saja, dia tersedak dengan es jeruknya sendiri dan tidak sengaja menjatuhkan tempat kue yang sedang dipeluknya. Untung saja tutup tempat kue itu belum dibuka jadi kue-kue itu tidak berserakan.
"Terus...?" Setelah meredakan emosinya dan melihatku sejenak, Tyas memintaku untuk meneruskan pengalamanku pagi tadi.
"Tidak apa-apa kalau aku cerita tentang dia?" "Cerita sajalah, dia itu hanya masa laluku"
"Matanya sendu Yas dan dia...eee...dia.. dia juga minta tolong padaku"
"Minta tolong Fima? Tapi kenapa?"
"Entahlah, aku rasa dia mabuk dan mungkin tidak sengaja bertemu denganku yah itulah yang sering aku sebut dengan......"
"Takdir...yah gue tau itu" Tyas memotong pembicaraanku. Merasa kalau pikiran kita searah, aku dan Tyas tertawa dan melupakan Geraldo tadi.
........
"Kamu telat 5 menit Yas" aku menyambut kedatangannya dengan sedikit kesal. Hari ini, Tyas menyuruhku untuk menunggunya dan berjalan bersama ke dalam sekolah. Karena sekolah ini adalah sekolah yayasan dari perusahaan Geraldo tentu saja sekolahnya adalah sekolah yang sangat besar dan jangan lupa dengan penghuninya, mereka tentu saja berkelompok-kelompok sesuai dengan profesi orang tua mereka karena saat bertemu, bahan pembicaraan mereka hanyalah pekerjaan orang tua mereka.
Tyas memang berada di kelompok teratas karena seorang pewaris tapi jujur saja, dia tidak suka bergaul dengan lainnya karena pertemanan mereka tidaklah tulus. Jadi kalau ada kalangan atas yang melihat Tyas jalan bersamaku dan mempertanyakannya dia pasti akan menjawab 'dia adalah putri kedua dari keluarga Agatha' yah seperti itulah.
..........
"Entar gue ke apart yah, lo jangan keluyuran lagi Fima!!" Teriakan Tyas membuatku tersenyum. Karena kurang suka dengan keadaan parkiran yang sesak, aku segera bergegas ke arah mobil dan segera pulang.
.......
"Kenapa lama buka pintunya Fima?" "Maaf Yas, aku baru selesai sholat" karena sudah terbiasa, Tyas langsung masuk ke apart dan meletakkan camillan di meja pantry.
"Nyokap bakalan ngadain perjamuan malam ini" Tyas mulai membuka percakapan.
"Lalu? Kamu seperti tidak biasa dengan perjamuan Yas"
"Acara ini untuk melanjutkan pertunangan gue sama El Fima! Lo ngerti gak sih?" Tyas terdengar sedikit kesal.
"Oops..maafkan aku, aku tidak begitu tau dengan dunia bisnis. Aku juga heran kenapa harus ada pertunangan padahal kalian baru 16 tahun"
"Hh... itulah dunia bisnis yang kejam. Pertunangan harus ada demi rating dan harga saham perusahaan. Kalau pernikahan benar terjadi, dunia bisnis akan gempar karena 2 perusahaan besar akan menjalin kerja sama dan tentu saja akan ada perusahaan baru yang muncul ke permukaan" Tyas terdengar pasrah dengan semuanya.
"Tapi kenapa kamu tidak mau? Alendra adalah pria yang tampan dan tidak terlalu buruk, dia juga......"
"Wow, jadi sekarang lo udah bisa liat cowok nih? Dia emang tampan Fima, tapi lo tau apa yang terjadi dua bulan lalu kan? Aah sudahlah, gue gak mau flashback"
Yah aku tau betul apa yang terjadi dua bulan lalu. Masa dimana Fima sayang-sayangnya sama El tapi seperti tidak berpikir seperti manusia El mencampakkan dan mempermalukan Tyas di depan banyak kamera dan juga tamu undangan. Hal itu membuat Tyas stres dan berakhir mabuk di club.
"Gue tau harus ngapain!!" Tiba-tiba saja Tyas berseru.
"Kamu tidak akan melawan orang tuamu kan? Kamu pasti tau kalau itu tidak boleh"
"Fima, boleh lihat gue dulu?"
Saat aku melihat raut wajah Tyas yang berseri-seri, aku tau apa yang ada dalam pikirannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Cinta
Teen Fiction"Ini cinta Aisyah! kelak kalau kamu sudah mau membuka hati untuk pria lain, kamu akan merasakan apa yang aku rasakan tapi semoga kamu hanya menyukai yang seiman denganmu"