Mentari pagi mulai membiaskan cahaya kuning keemasannya melalui celah jendela. Cahaya yang menyilaukan menerpa tubuh polos berbalut selimut tebal yang hanya menutupi sebatas punggungnya. Sedangkan tubuhnya terbaring diatas tubuh polos seorang pria yang ternyata sudah membuka matanya sebelum cahaya matahari menyinari mereka.
Geraldo tak berani mengusik tidur cantik gadis yang semalam membuatnya begitu menikmati permainan panas mereka. Ini bukan kali pertama Geraldo menjadi pria pertama bagi gadis-gadis yang ia tiduri, tapi ini pertama kali bagi Geraldo ada seorang gadis yang membuatnya begitu terlena karena permainan ranjang mereka.
Apalagi, ini menjadi hal pertama Geraldo membawa seorang gadis kedalam Apartement pribadi miliknya. Karena biasanya, ia akan membawanya ke hotel-hotel yang masih menjadi milik keluarganya.
Geraldo tak berani mengusik Anna, gadis itu ternyata masih menikmati pelukan hangat Geraldo. Entah menikmati sentuhan sentuhan lembut yang Geraldo lakukan di punggung polosnya.
Perlahan, terdengar lenguhan kecil keluar dari bibir bengkak Anna. Gadis itu menggeliat hingga kelopak matanya terbuka. Namun saat kelopak mata itu terbuka, Anna kembali menutupnya rapat-rapat membuat Geraldo mengerutkan keningnya.
"Ya tuhan!" Anna terlihat menguap. "Kenapa aku bermimpi kotor seperti ini..." keluhnya lalu mulai beranjak dari tubuh Geraldo.
Perlahan Anna mulai turun dari ranjang membuat seketika saja Geraldo membulatkan matanya melihat tubuh polos Anna tanpa sehelai benangpun.
Gadis itu malah asyik berjalan dengan tangan yang masih mengucek matanya, berjalan tanpa arah seolah mencari sesuatu.
"Jen!" Serunya dengan suara serak.
Tentu saja tak ada suara yang membalasnya.
Geraldo mengubah posisinya yang ternyata sudah pegal dengan duduk bersandar di kepala ranjang. Menikmati pemandangan luar biasa yang ada didepan matanya.
'Shit! Adik kesayanganku ikut menontonnya!' Batinnya ketika melihat selimut ia yang pakai tak bisa menutup ketegangan tubuh bagian bawahnya.
Anna masih sibuk dengan berjalan-jalan mengitari ruangan meski jalannya agak sedikit aneh dengan rintihan kecilnya tiap kali berjalan hingga ia menemukan pintu kamar mandi lalu membuka dan kemudian masuk ke dalamnya.
Geraldo menghela nafas panjang. "Apa dia selalu seperti ini?" Gumamnya pelan.
Tak lama terdengar jeritan keras dari balik pintu kamar mandi dan refleks saja Geraldo beranjak dengan memakai selimut guna menutupi tubuh polosnya.
"Anna!" Geraldo mengetuk pintu kamar mandi dengan cemas. "Anna kenapa denganmu?" Tanyanya.
"Siapa kau!" Anna balas membentak. "Apa yang kau lakukan terhadap tubuhku?" Suara gadis itu begitu bergetar membuat Geraldo mencoba untuk mendobrak pintunya.
"Anna! Bukalah!" Teriaknya.
"Pergi!" Bentak gadis itu tanpa berniat membukakan pintu untuk Geraldo.
"Anna!" Geraldo mulai merasa takut jika gadis itu akan berubah membencinya.
"Pergi!"
Geraldo merasakan kakinya lemas ketika mendengar isakan kecil Anna dibalik pintu, perlahan ia mundur beberapa langkah kemudian berlari dengan menubruk pintu hingga pintu itu terbuka.
Anna memekik terkejut ketika pintu terbuka menampilkan sosok pria yang begitu ia kenali.
"Geraldo..." lirihnya dengan suara tercekat.
Geraldo memeluk tubuh Anna yang berbalut handuk miliknya, sedangkan Anna kembali terisak dipelukan Geraldo.
"Apa yang kau lakukan padaku?" Isaknya pelan.
Geraldo terdiam, entah kenapa ia tidak ingin menyalahkan gadis itu ataupun mengakui jika itu kesalahannya.
"Apa salahku hingga kau melakukan hal menjijikan seperti ini padaku?" Anna merintih dengan tangan yang menutupi area pahanya.
Semula memang Geraldo menginginkan hal ini dengan Anna, tapi Geraldo tak mengira jika ini akan secepat yang ia rencanakan.
Geraldo tahu, ini bukan waktu yang tepat karena Anna masih terlalu polos untuk mendapatkan hal ini apalagi gadis ini terlalu polos bahkan belum mengerti apapun masalah dewasa seperti ini.
Tapi godaan semalam membuat Geraldo pun lepas kendali hingga akhirnya memenuhi keinginan gadis yang dalam pengaruh obat perangsang.
"Apa yang kau rencanakan Geraldo.." pekik Anna dengan suara seraknya. "Apa yang kau inginkan.." tambahnya.
"Aku menginginkanmu.." jawab Geraldo dengan menangkup wajah Anna kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah gadis yang masih menatapnya dengan tatapan tak mengerti.
Perlahan tapi pasti, Geraldo mendekatkan bibirnya pada bibir Anna, mengecupnya lembut tanpa meminta balasan dari Anna sendiri.
Namun perkiraannya salah, Anna dengan perlahan membalas ciumannya. Semakin lama semakin menuntut hingga Geraldo tak bisa lagi membendung pertahanan miliknya. Dengan masih menempelkan bibir tipisnya di bibir bengkak Anna, ia mengangkat tubuh Anna yang hanya diam membalas ciumannya ala bridal style, membawa tubuh gadis itu kembali ke tempat tidurnya dan membaringkannya.
Anna tak tahu kenapa ia begitu terbuai karena ucapan Geraldo, seakan lupa siapa Geraldo, status Geraldo dan siapa yang bersamanya nanti tak ia perdulikan. Yang ia perdulikan adalah kehangatan yang semalam tak ia nikmati dengan sadar, meski ia sendiri merasakan nikmatnya, namun alam bawah sadarnya hanya tipis hingga apa yang mereka semalam lakukan bagai kaset kusut yang memutar dengan cepat dan perlahan.
Anna mendesah saat Geraldo menyapukan lidahnya di tubuh bawah Anna yang masih terasa sakit dan membengkak. Bahkan tanpa aba-aba Geraldo melesatkan miliknya ke tubuh Anna membuat Anna memekik nikmat dan sakit bersamaan.
Geraldo kembali memompa tubuhnya diatas tubuh Anna, kembali menikmati percintaan panas mereka tanpa menghiraukan mentari yang kian meninggi menyinari tubuh yang saling bersentuhan diatas ranjang tersebut.
Ruang yang sedikit mendapat terpaan cahaya matahari itu seakan panas walau AC telah dihidupkan, entah berapa kali Anna mendapatkan puncak nikmatnya karena Geraldo sendiri tak kunjung menghentikan permainannya.
Anna merasa terbang tinggi diatas langit ketujuh saat berulang kali Geraldo membisikan namanya dan mengatakan jika ia hanyalah milik Geraldo seorang.
Entah benar atau salah, Anna tak peduli semua itu.
Yang jelas dan berharga baginya adalah, ia bisa melupakan masalah hidupnya dengan hubungan panas seperti ini, entah dengan orang yang benar, atau dengan orang yang salah.
_____________
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNASTASYA (Key To Heart)
Teen FictionPart 1-10 PUBLIK Part 11-End PRIVASI.. silahkan follow dulu.. Annastasya Bella, gadis cantik yang tertutupi oleh penampilannya yang biasa. Ditinggalkan oleh satu-satunya orang yang hidup bersamanya, yang membesarkannnya, dan menjaganya yaitu ibunya...