Part 21

3K 250 14
                                    

"Kau yang meninggalkan aku Geraldo!"

"Geraldo!"

"Geraldo!"

"Anna? Hey? Sayang?"

Anna terbangun dengan airmata yang meleleh di pipinya, sejenak ia menyeka airmatanya lalu menatap Geraldo.

Geraldo?

Anna mengedarkan pandangannya ke segala arah dengan deru nafas yang tersengal seolah baru selesai berolahraga.

"Anna, kau bermimpi buruk?" Geraldo menyeka airmata gadis itu dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya memegang kemudi mobil.

"Geraldo?" Anna menatap Geraldo lalu berhambur memeluknya membuat Geraldo tiba-tiba menginjak pedal Rem mobil yang mereka tumpangi.

"Kau kenapa sayang?" Tanyanya heran namun membalas pelukan Anna dengan membelai punggungnya lembut.

"Ak-aku bermimpi begitu nyata..." Anna sedikit sesegukan karena tangisnya. "Mimpi itu seolah nyata.." beo nya dengan terus memeluk Geraldo erat seolah takut kehilangannya.

"Kau mimpi apa sampai memelukku sebegitu eratnya?" Geraldo mencoba melepaskan pelukan Anna lalu memegang bahunya hingga mata mereka saling menatap satu sama lain.

"Aku bermimpi..aku bermimpi kau meninggalkan aku di hotel tadi..."

Geraldo memicingkan matanya.

"Kau meninggalkan aku sendiri lalu..lalu aku marah..lalu aku pulang ke rumahku..lalu..lalu aku..lalu..." Anna gelagapan karena mengingat kejadian di tempat pembelian bensin.

"Lalu?" Geraldo memiringkan kepalanya menatap gadis yang masih sesegukan itu.

"Geraldo..." Anna bergumam lirih.

Geraldo tak menjawab namun pria itu merengkuh tubuh Anna ke dalam pelukannya, mencium aroma tubuh gadis yang telah mencuri hatinya itu membuat Anna semakin tersedu oleh tangisannya sendiri.

"Ceritakanlah.." bisik Geraldo lembut di telinga gadisnya.

"Aku..aku bermimpi namun seperti nyata saat aku..mengisi tangki mobil, lalu ada pria berandalan yang mencium bibirku..dan kau..kau..kau meninggalkan aku..." Anna kembali tersedu sedan di pelukan Geraldo membuat pria itu semakin bingung akan mimpi yang di alami gadisnya ini.

"Apa minuman itu membuatmu mabuk hingga kau bahkan tak sadar jika akulah yang menciummu?" Tanyanya.

Anna menurunkan satu alisnya dengan menatap lekat ke arah Geraldo. "Menciumku? Kau?"

Geraldo mengangguk. "Kau benar-benar mabuk hingga mengira jika lelaki lain yang menciummu!" Geraldo berujar dingin. "Bahkan jika ada satu pria yang berani menyentuh kulitmu saja, aku pastikan ia harus merelakan hidup dengan satu tangan!" Dengusnya dingin.

Anna menelan salivanya. "Kau? Kau yakin aku hanya bermimpi?" Anna menerawang. "Mimpi itu bahkan nyata sekali!" Anna menggeleng.

"Anna, kau tertidur lama sekali. Sepertinya kau harus banyak istirahat." Pria itu kembali memacukan kendaraannya menuju apartement pribadi miliknya.

"Lalu kenapa aku bisa ada di mobil? Bukankah tadi kita..." wajah Anna seketika memerah mengingat apa yang mereka lakukan di sela makan malam mereka.

"Kau tertidur Anna, aku tidak berani membangunkanmu.." imbuh Geraldo. "Kau tidak sadar saat aku mengangkatmu?" tanyanya dengan melirik sekilas ke arah gadisnya.

Anna menggeleng membuat Geraldo terkekeh.

"Kau kebo juga ya.."

Anna dengan merengut mencubit pelan pinggang Geraldo.

ANNASTASYA (Key To Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang