Part 23

2.8K 228 8
                                    

Geraldo menaikkan selimut pada tubuh gadisnya yang tengah tertidur pulas hingga menutupi bahunya.

Segera saja Geraldo turun dari ranjang dengan gerakan pelan seolah takut jika gadisnya akan terganggu dengan gerakannya.

Pria berambut legam itu segera memakai tshirt yang tadi ia kenakan kemudian keluar dari kamarnya.

Beberapa hari lagi ia harus segera meninggalkan Swiss, meninggalkan Anna-nya juga meninggalkan kenangan manisnya disini bersama gadisnya yang baru beberapa minggu mereka jalani.

Geraldo menyesap minuman beralkohol yang berada di mejanya dengan pikiran yang entah melayang kemana.

Ia mengingat bagaimana Rollano begitu menjauhkan Anna dengan Zora dan Evelyn, sepertinya ada hal aneh yang tengah Rollano sembunyikan.

Sejenak ia kelihatan tak nyaman hingga akhirnya merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponsel miliknya.

Geraldo berniat menelpon seseorang.

"Hallo!" Ucapnya saat telpon tersambung.

"Ada apa brother?"

"Andrew, bisakah kau meminta anak buahmu untuk menyelidiki Evelyn dan ibunya? Aku punya firasat buruk jika mereka tahu bahwa aku akan pergi meninggalkan Anna disini.." pintanya datar.

"Kau bisa mengandalkanku, tapi..lebih baik kau meminta Daniel membantumu, bukankah ia mempunyai ratusan anak buah yang terlatih? Kau bisa dengan mudah mendapat informasi sedetail mungkin."

"Tidak!" Tegas Geraldo. "Aku ingat si brengsek itu hampir menodai gadisku!" Dengusnya.

"Lalu kenapa kau mempercayaiku? Bukankah akupun pernah ingin menyentuh kekasihmu itu huh?"

Geraldo menggeram. "Jika kau tak ingin-"

"Hei, hei brother! Jangan mudah marah seperti itu! Oke, tunggu paling telat besok, aku akan segera mengirimkan semua yang aku dapatkan!"

Geraldo menutup sambungan teleponnya lalu menyimpannya kembali ke sakunya.

Malam telah larut dan ia masih terjaga, resah dan gelisah karena akan berpisah dengan kekasih hatinya.

↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭

"Nyonya?" Jen memasuki kamar rumah sakit saat terlihat Eliza mengangkat tangannya. "Nyonya anda menginginkan sesuatu?" Tanya Jen lalu mendekatkan telinganya di telinga Jen.

"Se.ge.ra.pin.dah.kan.sa.ya." ucap Eliza terbata namun begitu pelan.

"Nyonya, saya akan memberitahukan Tuan Ronny juga Nyonya Zora jika Nyonya Eliza telah siuman!" Jen segera undur diri membuat Eliza sekuat tenaga berontak hendak menolak namun pelayan pribadi Anna itu sudah pergi sejak lama.

Di tempat lain tepatnya di kediaman Rollano, Zora tengah duduk bersantai sementara menunggu kepulangan suaminya yang sampai tengah malam ini belum kembali hingga Dizy, pembantu yang baru ia pekerjaan untuk membersihkan kamar Anna serta Naomy itu lari tergopoh-gopoh menghampirinya.

"Nyonya!" Dizy menunduk hormat.

Zora memandang datar ke arah Dizy. "Ada apa?" Tanyanya.

"Nyonya saya menemukan ini!" Pembantu itu mengulurkan sebuah kalung berliontinkan kunci juga jurnal lusuh yang ia sendiri merasa jijik untuk memegangnya.

"Apa itu?" Tanyanya terlihat tak tertarik.

"Nyonya, jurnal ini berisi nama Zyrabella.." ujarnya kembali menyodorkan benda yang ia pegang saat Zora memandangnya dengan membelalakan mata.

ANNASTASYA (Key To Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang