Part 22

2.9K 211 7
                                    

Geraldo baru memasuki mobil sport miliknya, memukul kemudi dengan sedikit memekik.

"Aaargggghhhtttt!" Ia menangkup wajah dengan kedua telapak tangannya hingga terlihat wajahnya memerah karena amarah.

Baru saja ia menyelesaikan beberapa tahapan agar ia lulus hingga bisa melanjutkan Study-nya. Ayahnya malah akan mengirimnya beserta 2 sepupu ababilnya ke Inggris.

Apa yang harus ia lakukan?

Mengajak Anna untuk ikut dengannya ke Inggris?

Geraldo menggeleng. Gadis keras kepala itu tak akan semudah itu menerima ajakannya apalagi Eliza juga Rollano tak akan menyetujuinya.

Cinta atau kewajibannya berbakti kepada orangtua?

Geraldo mendesah kasar, orangtuanya berjuang keras hingga sampai ke puncak kejayaannya, lalu apakah ia sanggup mematahkan kejayaan orangtuanya hanya karena satu orang gadis yang ia cintai?

Geraldo menyandarkan punggungnya di sandaran jok, menutup matanya seolah mencari jawaban hingga suara ponsel miliknya berdering menandakan ada pesan masuk.

Annastasya : Aku tahu apa yang menjadi bebanmu, Geraldo. Aku mencintaimu tulus, jika memang keputusan orangtuamu itu benar dan baik untukmu maka lakukan saja. Yakinlah aku akan bersabar menunggumu disini...Aku tunggu kau di apartementmu 30 menit lagi.

Geraldo melirik jam di atas layarnya.

"Apakah jam pelajaranmu sudah selesai hingga kau bisa pulang secepat ini?" Gumamnya pelan namun buru-buru ia menyalakan mesin mobilnya dan melesat pergi menembus jalanan kota.

↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭

"Anna!" Geraldo menghambur memeluk Anna yang tengah memunggunginya tersebut.

Anna terkesiap karena melamun hingga tak mendengar kedatangan Geraldo ke tempatnya. "Kau cepat sekali kembali.." ujarnya pelan seraya menyandarkan kepalanya di dada pria-nya.

Geraldo membelai rambut Anna, mencium aroma wangi dari rambut gadisnya hingga turun ke dagunya dan mengangkatnya perlahan. "Aku mencintaimu..." ucapnya lembut.

Terlihat airmata mulai menggenang di pelupuk mata Anna hingga satu tetes jatuh membuat Geraldo cepat-cepat menghapusnya dengan punggung tangannya sendiri.

"Kau yakin pada keputusanmu?" Ucap Geraldo tiba-tiba.

Anna mengangguk. "Geraldo, minggu depan kau bertuna-"

"Aku tak akan menjadi tunangan siapapun selain dirimu!" Hardik Geraldo sedikit keras.

Anna sedikit menautkan kedua alisnya. "Tapi k-"

"Aku tidak menerima lamaran dari Evelyn!" Geraldo melepaskan tangannya dari wajah Anna kemudian memunggungi gadisnya.

"Geraldo aku ha-"

"Jika kau memang menginginkan aku untuk pergi, maka cukup berjanji kau akan menunggu kepulanganku bukan membahas pertunanganku dengan orang yang tidak aku sukai!" Hardiknya lagi.

Anna langsung saja memeluk punggung Geraldo, menangis tersedu hingga dadanya turun naik tak karuan membuat Geraldo menghela nafas pelan lalu berbalik dan memeluk Anna.

"Aku hanya tidak yakin kau mau bertahan selama itu di negara yang begitu jauh denganku.." Anna bergumam lirih.

Geraldo menggeleng. "Bahkan jika kau di ujung dunia dan aku di ujung dunia yang lain, aku akan tetap bertahan untuk sesegera mungkin bersama denganmu.." ucapnya meyakinkan.

Lagi, gadis itu semakin terisak karena merasa jika tuhan tengah mempermainkan kehidupannya. Memberinya kebahagiaan namun belum berapa lama menikmatinya, kebahagiaan itu akan di ambil begitu saja.

ANNASTASYA (Key To Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang