"Annaaaa...."
Anna terjaga lagi dari tidurnya yang ia rasa baru beberapa menit setelah mendengar seseorang menyerukan namanya.
Dengan segera ia beranjak dari sofa di sebelah ranjang Alaric untuk merapikan selimut yang menyelimuti Alaric, memastikan jika Alaric tak memanggilnya karena dilihat anaknya itu begitu pulasnya tidur. Lalu ia berjalan ke arah Geraldo yang masih diam tak bergerak, hanya helaan nafasnya yang tidak teratur yang dilihat Anna.
Segera saja Anna duduk di sampingnya, menggenggam tangannya saat melihat kedutan di sudut bibir juga lelehan airmata di sudut mata kekasihnya itu.
"Geraldo, kau menangis? Kenapa kau menangis? Apa kau merasakan sakit? Aku disini! Aku disini Geraldo, bertahanlah..." Anna merasakan kabut menghalangi pandangannya hingga ia harus menyapukan punggung tangan ke matanya untuk menghapus lelehan airmatanya sendiri yang hampir terjatuh.
Di saat bersamaan, tangan yang tadi di genggam Anna bergerak sesaat lalu kembali mengendur pergerakannya.
"Geraldo, bertahanlah..aku yakin kau sosok kuat...aku yakin kau sanggup menghadapi semua ini...tenanglah, karena aku akan selalu ada di sampingmu..." Anna menempelkan tangan Geraldo pada dadanya. "Aku mencintaimu, rasakan detak jantungku sekarang Geraldo, aku benar-benar merindukanmu, sadarlah..." air mata kembali tumpah ruah membanjiri pipi mulus Anna. "Geraldo, dulu kau yang membuatku bahagia, kau yang sanggup membuatku merasakan jatuh cinta, hanya padamu aku bisa merasakan cinta yang begitu dahsyat..maka saat aku tak bisa mengingat siapa diriku, aku hanya bisa berbahagia dengan anak kita yang mampu membuat hidupku lebih berwarna meski tak mengingat siapa aku.."
Anna menunduk, mencium tangan Geraldo lalu kembali terisak lirih. "Aku bahagia denganmu...aku bahagia denganmu...aku bahagia denganmu Geraldo...." pecahlah tangisnya, tak kuasa menahan rindu hingga ia menangis, bukan lagi terisak.
Punggungnya bergetar, merasakan ia saat ini lemah. Lemah karena salah satu sosok yang membuatnya kuat dan bahagia tengah merasakan sakit hingga untuk mengucapkannya pun tak bisa.
Begitu berartinya Geraldo dan Alaric, Anna tak tahu saat ia tak mengenal dirinya siapa. Memberikan nama Alaric Gerald Alardo pada anaknya, nama yang langsung ia ucapkan saat anak itu terlahir di dunia.
"Alaric...."
"Siapa Anna?" Tanya Carry.
"Alaric Gerald Alardo..."
"Kau memberikan nama yang begitu indah, apa kau menyiapkan dari jauh jauh hari?" Kini Rodrique yang bersuara.
"Entahlah, nama Gerald membuat jantungku seakan terbang melayang. Mungkin memang nama itu yang pantas untuknya..."
"Dan memang pantas, karena ternyata ia anakmu..darah dagingmu...Geraldo...aku mohon sadarlah...jangan membuatku merasakan sakit karena tidak melihat kau tersenyum...kau sumber bahagiaku Geraldo..kau bahagiaku...hikss...hikss.."
"Annaaaa..."
Tangan yang di genggam Anna merespon dengan kuat, tangan itu bergerak membuat Anna tersentak. "Geraldo? Geraldo? Kau sadar?"
Anna melihat airmata kembali meleleh di sudut mata Geraldo.
"Geraldo? Kau menangis lagi? Aku mendengar suaramu memanggilku? Geraldo?"
"Annaa...."
Jantung Anna seakan melompat keluar, dengan segera ia menekan tombol sekuat tenaga beberapa kali lalu kembali memandang Geraldo lalu memeluknya. "Sadarlah Geraldo, ini aku...ini aku..."
Alaric terbangun mendengar suara sang ibu juga dokter dan beberapa suster yang buru-buru masuk untuk memeriksa keadaan pasiennya, karena memang kondisinya sudah sangat membaik, anak balita itu turun dari ranjangnya lalu menghampiri sang ibu yang tengah menepi memberikan ruang pada para dokter untuk memeriksa Geraldo.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNASTASYA (Key To Heart)
Teen FictionPart 1-10 PUBLIK Part 11-End PRIVASI.. silahkan follow dulu.. Annastasya Bella, gadis cantik yang tertutupi oleh penampilannya yang biasa. Ditinggalkan oleh satu-satunya orang yang hidup bersamanya, yang membesarkannnya, dan menjaganya yaitu ibunya...