Part 31

2.8K 215 12
                                    

Belle menutup pintu ruang CEO lalu berjalan cepat menuju ruangan miliknya dengan wajah memerah.

Sekretaris CEO yang meja kerjanya berdekatan dengan meja Receptionist menatap heran melihat Manager baru itu keluar dari ruang CEO yang memang belum terbuka sejak pagi tadi.

"Sejak kapan ia berada di dalam sana?" Tanya receptionist bernama Agatha pada sekretaris CEO yang juga tengah menatap manager baru itu.

"Kurasa aku tak melihat ia masuk ke dalam sana, bukankah tuan Reigns juga belum datang ke ruangannya?" Tanyanya heran.

"Sebaiknya kau periksa ke dalam sana, aku takut ia mencuri sesuatu di dalam sana!" Ujar receptionist itu pada sekretaris CEO bernama Dianne.

Dianne mengangguk, ia berdiri dengan merapikan pakaiannya. Rok mini berwarna merah yang senada dengan high heels nya itu pantas sekali dengan kulit tubuhnya.

Tak lupa ia menyemprotkan parfum mahal di tubuhnya, wanginya menyeruak hingga receptionist itu sedikit mengernyitkan hidung karena mencium aroma parfum yang begitu menyengat.

Dianne berjalan dengan langkah seksi, bokongnya yang memang berbentuk itu ia goyangkan agar menambah keseksian dalam tubuhnya.

Tok...tok...tok.

Ceklekk

"Tuan..." Dianne menunduk saat ia baru saja hendak membuka pintu bersamaan dengan terbukanya pintu oleh CEOnya sendiri.

Geraldo memandangnya datar tanpa ekspresi sama sekali. "Ada hal penting?" Tanyanya acuh.

Dianne gugup, sepertinya parfum mahalnya ini tak bereaksi sama sekali karena Geraldo tetap saja mengabaikannya. "Tidak tuan, hanya saja tadi saya melihat manager baru itu keluar dari ruangan anda dengan tergesa-gesa. Saya berfikir jika ia telah mencuri barang anda, tapi ternyata anda berada di dalam ruangan anda sen-"

"Kalau begitu kau bisa lanjutkan pekerjaanmu!" Potong Geraldo lalu pergi meninggalkan Dianne yang terperangah memandang kepergiannya.

"Selalu dingin!" Umpatnya kesal. Padahal saat pertama ia menjadi sekretarisnya, Geraldo mau menidurinya. Tapi saat mereka selesai melakukannya pria dingin itu memberikan sehelai cek kosong yang langsung saja ia isi dengan nominal uang begitu fantastis.

Namun tak di sangka, keesokan harinya Geraldo seperti tak menganggap jika mereka pernah bercinta. Dianne berfikir mungkin karena jumlah uang yang ia tulis begitu besar, namun saat ia dengan manja bergelayut di bahu Geraldo dan memperlihatkan jumlah uang yang ia tulis, Geraldo hanya mengatakan "hargamu murah sekali." Padahal jelas nominal yang ia tulis adalah gajinya selama kurang lebih 3 tahun di perusahaan lamanya. Mungkin bagi Geraldo yang memang kaya raya, nominal itu tetap kecil.

"Kau di abaikan lagi?" Tanya Agatha dengan menahan tawa.

Dianne mendesah kasar lalu berjalan cepat ke mejanya, pura-pura sibuk mencoba mengabaikan ocehan receptionist menjengkelkan itu.

"Aku dengar kau pernah tidur dengannya, tapi kenapa kau selalu di acuhkan?" Ejeknya dengan sedikit tersenyum geli.

"Diamlah kau! atau aku akan melaporkanmu karena kerjaanmu hanya memainkan ponsel murahanmu itu!" Hardik Dianne sinis.

Agatha kembali tersenyum geli mendengar ancaman membosankan Dianne.

Tak jauh dari situ, Belle berdiri dengan mematung mendengar semua percakapan Agatha juga Dianne, ingin sekali ia menghardiknya namun ia tak ingin ada keributan.

"Jadi pria itu selalu meniduri setiap gadis lalu mencampakkannya?" Gumamnya lirih. "Apa karena ia setia pada gadis dalam foto hingga ia hanya meniduri gadis dalam sekali kencan?" Belle menggeleng cepat. "Untuk apa aku mengurusi pria brengsek itu? Toh itu bukan urusanku! Kasihan sekali gadis itu, mempunyai kekasih yang brengsek yang senang berganti wanita!" Umpatnya kesal lalu berjalan cepat ke arah ruangannya.

ANNASTASYA (Key To Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang