Part 27

2.4K 220 46
                                    

Mobil sederhana berwarna hitam metalic itu melesat cepat hampir mendekati plastik sampah yang tak lajim berada disana.

Mobil silver yang menurunkan plastik besar itu begitu mencurigakan.

"Sayang, bisakah kau menepi? Aku melihat sesuatu di depan sana!" Tunjuk seorang wanita setengah baya pada plastik besar didepannya.

Sang pengemudi yang tak lain adalah suaminya itu menepikan kendaraannya percis di pinggir plastik besar yang memang sedikit bergerak.

Wanita itu turun dengan terburu-buru karena jelas melihat ketidakberesan dari orang-orang yang tadi meletakkan plastik besar ini di tepian jalanan sepi.

Dengan di bantu suaminya ia membuka plastik besar itu dan betapa terkejutnya mereka mendapati tubuh mengenaskan gadis belia.

"Sayang!" Pekik wanita itu terkejut sekaligus ketakutan.

Sang suami mengecek nadi dan jantungnya yang berdetak sangat lemah, mencoba menghapus jejak darah di wajah gadis di balik plastik itu namun ia menggeleng cepat. "Wajahnya hancur.." gumamnya.

Wanita paruh baya itu terlihat berkaca-kaca. "Gadis malang ini seumuran dengan anak gadis kita jika ia masih hidup." Lirihnya sendu.

"To.....to....long...."

Kedua manusia paruh baya itu terkejut bukan main, di saat tubuhnya hancur begini ia masih bertahan.

"Kita harus bawa dia ke rumah sakit!" Pekik sang suami dan di angguki istrinya.

Mereka membopong tubuh berlumuran darah sang gadis ke dalam mobil lalu cepat-cepat membawanya pergi menuju rumah sakit terdekat agar gadis malang itu mendapatkan pertolongan medis secepatnya.

▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣

Dua langkah kaki menapaki lorong sebuah rumah sakit di salah satu rumah sakit di Bern, Swiss.

"Sayang, apa kau berhasil menjual mobil kita?" Tanya seorang wanita paruh baya pada pria paruh baya yang tak lain adalah suaminya.

Pria paruh baya itu mengangguk lemah. "Tapi uangnya tak cukup untuk membuat wajahnya kembali sempurna, menurut dokter, wajah gadis itu terluka cukup parah hingga mendapat belasan jahitan di setiap inci lukanya." Terang pria tersebut dengan ikut duduk di samping sang istri.

"Lalu bagaimana?"

"Aku meminjam uang pada seseorang dengan menggadaikan rumah kita.." pria paruh baya itu menunduk sedih.

Wanita itu menghela nafas beratnya, hidup mereka sederhana namun cukup untuk hidup sehari-hari namun tak menyangka kebaikan hati mereka terhadap orang lain tak mengenal batas hingga terhadap gadis yang tak mereka kenal, mereka dengan ikhlas menolongnya.

"Tenanglah sayang, hidup kita sudah tua, tak selayaknya aku mempertahankan rumah yang terlalu besar untuk aku tempati.." dusta sang istri, karena jelas rumah itu tak besar namun juga tak begitu kecil untuk mereka tempati.

"Ya, yang terpenting gadis itu selamat.." gumam sang suami.

Wanita itu mengangguk, di hatinya ia ingin sekali mengetahui kenapa hal yang begitu mengenaskan itu didapatkan gadis secantik itu?

Luka gadis itu begitu parah, dadanya terdapat luka tusukan dan beruntung tak mengenai jantungnya, wajahnya begitu mengenaskan dengan luka sayatan dimana-mana, tulang tengkoraknya retak hingga harus menjalani beberapa kali operasi.

Mobil tua, tanah, sebuah rumah juga beberapa harta lainnya mereka habiskan dalam sebulan ini, berharap si gadis yang ternyata masih kritis itu selamat.

ANNASTASYA (Key To Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang