Part 34-2

3.3K 235 16
                                    

Geraldo bernafas lega, 3 hari setelah ia siuman. Dokter mengatakan jika ia boleh pulang sore hari ini.

Saat ini ia dan Anna tengah berada dalam mobil yang di kemudikan supir pribadi Geraldo.

"Aku meminta Daniel membeli apartement yang mewah untuk kedua orangtua angkatmu, tapi mereka menolak. Mereka mengatakan jika rumah mereka sudah lebih dari cukup, apalagi jika Alaric diijinkan untuk menginap dirumah mereka." Geraldo, membuka suara setelah 5 menit hanya keheningan di antara mereka.

Anna membalas dengan dehaman membuat Geraldo gemas ingin sekali menerkam nya saat ini juga.

"Berhentilah berbuat konyol, Daniel sendiri malah tertawa saat aku memberikannya kejutan istimewa seperti itu.." Geraldo memanyunkan bibirnya yang menurut Anna itu menggelikan.

"Tapi kau keterlaluan Geraldo! Bagaimana jika ia malah gegar otak atau bahkan membalasmu? Kau itu belum sembuh total dan sudah mencelakai saudaramu sendiri sampai harus mendapat 9 jaitan seperti itu!" Anna menyilangkan tangannya lalu menoleh ke arah lain.

Geraldo mendesah. "Anna sayang, kau dengar sendiri jika si bodoh itu mengatakan jika ia seperti di lempar bantal berbulu kan? Itu sudah biasa baginya." Ujar Geraldo dengan mencoba membalikkan wajah Anna agar menatapnya.

Anna bergeming. "Jika itu yang terjadi padamu? Kau pasti kembali koma!" Pekik Anna tak tahan mendengar alasan yang selalu di ucapkan keturunan Jonathan itu.

"Anna.." Geraldo menangkup wajah Anna hingga gadis itu menatapnya. "Apa kau belum lihat CCTV bagaimana kecelakaan tragis yang menimpaku itu?" Tanyanya lembut.

Anna menggeleng. "Aku tidak ingin melihatnya!" Tukasnya.

"Jika kau meragukannya, lihat saja.."

"Aku tidak mau!" Tolak Anna dengan mencoba memalingkan wajahnya. Namun lagi, Geraldo menahan wajahnya agar tetap menatapnya.

"Mobil ku hancur Anna, remuk.."

Anna tersentak, begitu terkejut. "Remuk?" Gumamnya pelan sekali.

Geraldo mengangguk. "Mobil itu hancur, dan kau lihat? Aku hanya koma, hanya memar, hanya tergores.." Geraldo memperlihatkan beberapa luka di sekujur tubuhnya yang sebagian telah membiru bahkan beberapa sudah menguning. "Kau tahu? Kecelakaan apapun tak membuat aku mati, karena dalam masa koma-ku, aku bersumpah pada tuhan. Jika aku akan menukar diriku demi membuatmu bahagia..lalu aku mendengar kau juga Alaric mengatakan jika kalian bahagia karenaku, jika kalian hanya bahagia bersamaku..maka dari itu, aku tak akan mati begitu saja meninggalkanmu.."

Anna menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Bahkan kau sendiri selamat setelah di hajar sebegitu bengisnya oleh iblis berkepala manusia itu.." Geraldo menghapus airmata yang hampir keluar dari mata indah Anna. "Kita di takdirkan untuk kembali bersama.." terang Geraldo lembut.

Anna sontak saja memeluknya, mengingat jika semua yang ia dan Geraldo alami, jika di alami orang lain pasti mereka tak akan selamat seperti dirinya dan Geraldo.

Sebuah mobil mewah yang terjun ke jurang, hancur dan remuk. Namun pengemudi itu hanya terluka kecil meski koma selama 1 minggu.

"Jadi, separah apapun menghajar Daniel. Ia takan merasakan apapun. Apa kau pernah mendengar jika ia pernah di tembak tepat di bagian sisi jantungnya?" Tanya Geraldo.

Anna menggeleng dengan bergidik ngeri.

"Saat itu ia berusia 23 tahun, tengah mabuk karena bertengkar denganku. Tak lama, musuh mengetahui jika ia tidak dalam kawalan seperti biasanya hingga dalam situasi yang begitu menguntungkan bagi musuhnya, ia langsung membidikkan senjata api nya tepat di dada Daniel, dan beruntung meski bersarang di sisi jantungnya, jantungnya masih bisa bertahan."

ANNASTASYA (Key To Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang