Bab 2

128 12 0
                                    

* Beberapa tahun kemudian *

Sekarang Surya dan Senja bukanlah anak kecil lagi. Bahkan kini usia mereka hampir 17 tahun. Tentu saja mereka masih dekat dan bersahabatan seperti dulu. Bahkan sekarang mereka masuk di SMA yang sama.

Kini mereka sedang berjalan menunggu bus dihalte dekat sekolah mereka. Karena jarak dari rumah mereka dengan sekolah bisa dibilang jauh jika berjalan kaki atau mengendarai sepeda jadi mereka lebih memilih naik bus. Di kota Senja dan Surya seorang siswa sekolah sangat jarang mengendarai kendaraan pribadi seperti motor apalagi mobil. Para siswa biasanya naik bus atau bersepeda kesekolah mereka.

Kini bus yang mereka tunggu sudah datang. Bus tersebut berhenti tepat didepan mereka. Lalu mereka masuk kedalam bus dan memilih tempat duduknya yang nyaman.

Senja sedari tadi sedang asyik bersenandung. Sedari pagi raut wajahnya terlihat senang sekali. Sedangkan Surya hanya menatap kearah jendela dan termenung memikirkan sesuatu.

Selama perjalanan mereka hanya saling sibuk dengan kegiatan masing masing. Hanya keheningan terjadi diantara mereka ditambah lagi cuma ada mereka berdua didalam bus tersebut.

Bahkan sampai bus berhenti dihalte pemberhentian mereka. Hanya suasana hening yang terjadi. Bahkan disaat mereka sudah turun dari bus dan berjalan kerumah mereka.

Jarak dari halte bus dan rumah mereka lumayan jauh. Karena rumah mereka dekat sebuah danau yang jauh dari keramaian.

" Surya " panggil Senja tak tahan.

Surya masih sibuk dengan pikirannya. Hal itu membuat Senja semakin geram. Pasalnya Senja sudah tak tahan dengan suasana hening yang menyelimuti mereka.

" Surya " ujar Senja sambil menggoncangkan goncangkan badan Surya.

Surya hanya menoleh sebentar kepada Senja lalu kembali sibuk dengan pikirannya. Senja sudah sampai batas kesabarannya. Hingga ia berteriak kesal. Untung saja daerah yang mereka lewati sepi.

" Kenapa sih kok teriak teriak begitu??? " tanya Surya dengan tampang tak berdosa.

" Tau ah, sebel " ujar Senja sambil menggebungkan kedua pipinya.

" Kamu lagi pms ya??? " tanya Surya gak peka.

" Tau ah " ujar Senja sambil mencepatkan langkahnya.

Tiba tiba ada sebuah motor yang melaju kencang hampir saja Senja keserempet kalau saja Surya tidak menyelamatkannya.

" Dasar pengendara motor gila " ujar Senja marah marah.

" Sudah sudah, tidak perlu diperpanjang " ujar Surya.

Sedangkan Senja hanya memalingkan wajahnya dengan kesal. Suasana kembali hening. Senja benar benar muak dengan suasana seperti ini. Hingga akhirnya ia memutuskan bertanya sesuatu kepada Surya.

" Surya, kenapa sih dari tadi diam mulu??? " tanya Senja kesal.

" Tidak apa apa " ujar Surya datar.

" Apakah kau sedang memikirkan sesuatu??? " tanya Senja.

" Tidak kok " ujar Surya.

" Owh " ujar Senja datar.

" Senja, apa besok malam kau ada waktu??? " tanya Surya.

" Sepertinya ada, memangnya kenapa???" tanya Senja.

" Mainlah kerumah ku, jam delapan malam " ujar Surya.

" Baiklah " ujar Senja.

*******

Keesokkan harinya Senja dibuat bingung dengan sifat Surya. Dia kelihatan lebih sibuk dari biasanya. Bahkan menyuruh Senja untuk pulang terlebih dahulu. Hari ini adalah hari ulang tahunnya. Keluarganya tentu saja sudah memberikan kejutan kepada dirinya tadi malam tepat 12 malam. Biasanya Surya adalah orang yang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya, tapi kali ini Surya hanya diam saja dan mencuekkan dirinya. Senja merasa sebal, padahal hari ini ulang tahunnya yang ke 17 tahun. Harusnya bisa menjadi hal yang istimewa. Tapi ya sudahlah.

Tak terasa waktu berjalan dengan begitu cepat. Sekarang menunjukkan jam 8 malam. Senja yang hanya mengenakan celana olahraga favoritnya sejak SMP dengan kaos panjang. Rambutnya ia ikat satu kebelakang.

" Mau kemana dek??? " tanya kakak Perempuannya yaitu kak Dina.

" Mau kerumah Surya " ujar Senja.

" Dengan berpenampilan seperti itu??? " tanya kak Dina heran.

" Memang kenapa??? Dia sudah terbiasa melihat ku seperti ini " ujar Senja.

" Bersikaplah manis sedikit jadi cewek jangan urakan gitu " cibir kak Dina.

" Aku hanya bersikap manis kepada laki laki yang ku anggap spesial " ujar Senja bersemangat.

" Memang Surya tidak spesia dimata mu??? " goda kak Dina.

" Tidak, lagi pula kakak ini kenapa sih tumben sekali bersikap seperti itu??? " tanya Senja heran.

" Tidak apa apa, sudah pergi sana " ujar kak Dina sambil tersenyum penuh arti.

" Iya iya " ujar Senja malas.

Tidak butuh waktu lama Senja sudah sampai dirumah Surya. Tentu sajalah, karena rumah mereka bersebelahan.

Senja membuka pagar rumah Surya lalu membuka pintu utama rumah tersebut. Saat Senja membuka pintu utama rumah tersebut tiba tiba ia mendapatkan kejutan dari sahabatnya itu. Betapa senangnya dirinya saat ini.

Acara kejutan terjadi cukup sederhana namun berkesan. Lalu sekarang mereka sedang berada diruang keluarga rumah tersebut yang dilengkapi tv sebagai pelengkap ruangan tersebut.

Mereka tampak menonton kartun pada salah satu saluran channel tv.

" Surya " panggil Senja.

" Kenapa??? " tanya Surya.

" Apa boleh aku minta satu hadiah dari mu??? " ujar Senja.

" Apa??? Kalau aku bisa melakukannya maka akan ku lakukan " ujar Surya.

" Ayo kita tidur bersama, aku rindu perang batal dengan mu " ujar Senja.

" Tidak mungkin aku melakukan hal itu diumur kita yang sekarang " ujar Surya.

" Ayolah, sekali ini saja " ujar Senja.

" Tidak bisa anak kecil " cibir Surya.

" Hei, seenaknya kau memanggil ku anak kecil, bahkan aku ini lebih tua dari mu tau " ujar Senja tidak terima.

" Ayolah, kita hanya berbeda beberapa bulan, jangan terlalu mempermasalahkannya " ujar Surya.

" Iya maaf, permintaan ku agak aneh " ujar Senja.

" Tidak apa apa, karena memang dasarnya isi pikiran mu itu aneh " cibir Surya.

Senja hanya mendengus kesal. Lalu memfokuskan diri untuk melihat kartun ditelevisi.

" Surya, kapan om dan tante akan pulang??? " tanya Senja.

" Entahlah, mereka terlalu sibuk mengurusi pekerjaan mereka " ujar Surya.

Suasana kembali hening. Karena mereka sibuk dengan pikiran mereka masing masing.

" Surya, aku baru ingat satu hal " ujar Senja tiba tiba.

" Besok ulhar matematika dan aku belum belajar " ujarnya lagi dengan cemas.

" Lalu??? " tanya Surya.

" Ajarin aku ya, ayolah kita belajar bersama " ujar Senja dengan mata berbinar binar.

" Baiklah tapi ada syaratnya " ujar Surya.

" Apaan??? " tanya Senja bingung.

" Besok sepulang sekolah traktir batagor langganan kita yuk " ajak Surya.

" Baiklah, gampang itu mah " ujar Senja bersemangat.

Lalu mereka pun belajar matematika bersama sama. Walaupun sebenarnya Senja gak paham sama sekali dengan matematika tapi karena ada Surya disisinya jadi dia bisa menanyakan matematika kepada Surya yang lebih pintar darinya.

Senja bersama muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang