Hari berlalu dengan cepat sejak malam itu. Keluarga mereka sangat bahagia dan sedih disaat bersamaan. Karena mereka senang Kak Dina berhasil meraih mimpinya tapi mereka sedih harus berpisah dengan Kak Dina.
Sekarang hari H keberangkatan Kak Dina ke Australia. Kak Dina kemarin mendapatkan beasiswa ke Le cordon blue. Mungkin Kak Dina akan kuliah beberapa tahun disana.
Senja tidak menyangka kakaknya akan sehebat ini. Senja sungguh bangga kepada sang Kakak. Sekarang Senja dan keluarganya begitu juga orang terdekat mereka sedang melepas kepergian Kak Dina.
" Putri kecil ayah, ternyata sudah besar dan kita akan berpisah, baik baik disana " ujar Ayah menahan air matanya supaya tidak menetes.
" Dina ku sayang, ibu berharap kau disana baik baik saja dan bisa meraih mimpi mimpi disana " ujar Ibu lembut.
" Kak Dina, sering ngasih kabar ke kita supaya kita gak terlalu rindu sama Kak Dina trus semangat belajar disana Kak " ujar Senja sambil tersenyum.
" Kak Dina hebat sekali bisa dapat beasiswa keluar negeri, aku juga kalau sudah besar ingin menjadi seperti kakak " ujar Surya.
" Iya yah, Dina akan jaga diri dengan baik disana trus juga ibu, Dina minta doa restunya supaya bisa menjadi anak membanggakan ayah dan ibu, Kakak akan selalu mengirim kabar kepada kalian, Kakak yakin kamu juga pasti bisa seperti Kakak " ujar Kak Dina panjang lebar.
" Neng Dina, mamang turut bangga dan senang atas prestasi Neng Dina, mamang akan selalu berdoa yang terbaik untuk Neng Dina " ujar Mang Jono.
" Bibi juga akan selalu mendoakan yang terbaik buat Neng Dina " ujar Bi Emi.
" Makasih Bi, mang " ujar Kak Dina sambil tersenyum.
Kak Dina juga berpamitan dengan bos ditempat kerjanya beserta anak laki lakinya itu.
Setelah momen mengharukan itu. Mereka pulang kerumah. Selama perjalanan Senja berpikir mungkin rumhnya akan sepi karena tidak ada yang ia ajak berantem.
Sesampai dirumah mereka melakukan aktivitas seperti biasanya. Sedangkan Senja malah main kerumah Surya.
Sekarang mereka sedang berada dikamar Surya. Seperti biasa Senja asyik tiduran dikamar Surya. Sedangkan Surya sedang sibuk mencari buku catatannya.
Senja mencari remot tv yang ada dikamar Surya. Setelah menemukannya Senja malah asyik menonton spongebob.
Surya melemparkan buku catatan kimia miliknya ke muka Senja. Yang dilempari buku tidak terima lalu mencibir Surya.
Dengan tampang tak berdosa Surya malah ikut tiduran disamping Senja. Lalu ia merebut remot tv dari tangan Senja.
" Loh kok diambil sih " ujar Senja tak terima.
" Sekarang kamu ngelengkapin catatan kimia mu dulu " ujar Surya.
" Entar aja, lagi pula besok mata ujiannya bukan kimia " ujar Senja.
" Ya terserah itu bukan urusan ku, jika nilai mu jelek jangan merengek kepada ku " ujar Surya.
" Cih, baiklah " ujar Senja sambil beranjak dari kasurnya.
Sekarang malah Surya yang asyik menonton tv dan tanpa sadar lama kelamaan Surya mengantuk dan tertidur dengan nyenyak tanpa menghiraukan sekelilingnya.
Tanpa sadar hari sudah sore. Sepertinya Surya tidur cukup lama. Surya mulai membuka matanya perlahan lahan dan mengumpulkan semua kesadarannya.
Surya celingak celinguk mencari Senja tapi orang itu sudah tidak ada hanya menyisahkan sebuah kotak makan dan sebuah surat.
Surya tersenyum kecil melihat dua benda itu. Surya perlahan mengambil kotak makan itu yang isinya ternyata brownies coklat kesukaannya lalu ia membuka surat itu.
" Surya aku sudah mencatat semua seperti yang kamu perintahkan, itu brownies buatan ku sendiri loh, brownies itu sebagai ucapan terimakasih, salam sayang Senja " ujar Surya membaca surat dari Senja.
Lalu Surya membawa kotak makan itu kedalam kulkas yang berada didapur. Selesai dari dapur Surya langsung memutuskan untuk mandi agar badannya kembali segar.
Selesai mandi tentu saja ia akan belajar sambil menikmati brownies buatan Senja.
Keesokan harinya ujian akhir semester 1 sudah dimulai. Murid murid mengerjakan ulangan dengan serius tak terkecualu Surya dan Senja.
Bel istirahat berbunyi. Senja langsung keluar ruang ujian dan mengambil tasnya menuju tempat dimana ia bertemu Rafa dulu.
Dan benar seperti dugaannya Rafa sudah ada disana. Tapi ini berbeda waktu ia ketemu kemarin Rafa tertidur tapi sekarang Rafa sedang asyik mendengarkan musik.
Senja berasa Rafa semakin ganteng dan lucu disaat bersamaan juga. Senja sedang mengangumi ciptaan tuhan yang indah ini.
" Senja, kenapa kau berdiri saja disitu? " tanya Rafa heran sambil melepas earphone ditelingannya.
" Eh, tidak apa apa " ujar Senja sambil duduk berhadapan dengan Rafa.
Suasana hening. Baik Rafa maupun Senja tak ada yang bicara. Hingga akhirnya Senja memberikan kotak makannya kepada Rafa.
" Apa ini? " tanya Rafa.
" Ini brownies coklat yang ku janji kan waktu itu " ujar Senja sambil tersenyum.
" Ini untuk ku? " tanya Rafa ragu.
" Ini memang untuk mu " ujar Senja.
" Terimakasih " ujar Rafa sambil tersenyum manis.
Rafa membuka kotak makan Senja dan memakan satu potong brownies itu.
" Manis seperti yang membuat " ujar Rafa sambil memakan brownies itu.
Senja langsung terkena heart attack dan mukanya langsung merona malu.
Bel tanda masuk telah berbunyi. Senja pun bergegas menuju ruang ujiannya. Sedangkan Rafa sibuk membereskan bekas makanannya. Lalu memasukan kotak makan Senja kedalam tasnya.
Tak terasa sekarang ujian telah selesai. Senja dan Vera berdiri didepan ruang ujian mereka sambil menunggu Surya dan kawan kawannya.
" Hey " sapa Rafa sambil menghampiri mereka.
" Hey juga " ujar Vera.
" Gimana ulangannya? " tanya Rafa.
" Baik kok " ujar Vera.
" Oiya aku harus pulang " ujar Surya.
" Tunggu Surya, kita kan pulang bareng " ujar Senja.
" Ya ayo " ujar Surya.
" Oiya, temen lo yang cerewet tuh mana? " tanya Vera sambil celingak celinguk.
" Doni lagi latihan basket " ujar Surya.
" Bentar lagi kan Doni mau ikut turnamen basket " ujar Rafa.
" Owh, iya iya " ujar Vera sambil mengangguk anggukan kepalanya.
" Kalau gitu kita duluan ya " ujar Surya.
" Ok hati hati " ujar Rafa dan Vera kompak.
Lalu Senja dan Surya meninggalkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja bersama mu
Teen FictionKita dipertemukan dibawah langit senja dan dipisahan pula dibawah langit senja....