Bab 3

136 10 3
                                    

" SURYA " teriak Senja dengan suara cemprengnya.

" Bisa gak sih, gak teriak teriak " ujar Surya sambil menuntun sepedanya keluar rumah.

" Hehehe, maaf " ujar Senja cengengesan.

" Kalau gitu kita langsung berangkat yuk " ajak Surya sambil mengedarai sepedanya yang kemudian disusul oleh Senja.

Seperti sore sore biasanya mereka selalu bersepeda bersama untuk melihat matahari terbenam didekat danau.

Jarak danau dan rumah mereka tidak terlalu jauh, mungkin kurang lebih 1 km gitu.

Sekarang mereka sudah sampai didanau tersebut. Langsung saja mereka memarkirkan sepeda mereka. Lalu duduk disebuah batu dipinggiran danau.

" Surya, kamu tau gak??? " tanya Senja tiba tiba.

" Apa??? " Surya balik bertanya.

" Aku tadi sepulang sekolah kan main dulu kerumah Vera " ujar Senja.

" Truss??? " tanya Surya menanyakan kelanjutan ceritanya.

" Lalu aku tadi diajak nonton anime sama Vera dan salah satu karakter dianime itu ada yang memakai kacamata dan dia kelihatan keren sekali ditambah waktu dia tersenyum itu, aduhai kelihatan ganteng banget " ujar Senja dengan mata berbinar binar.

" Tentu saja lebih ganteng aku lah " ujar Surya percaya diri.

" Hilih, pede banget " cibir Senja.

" Ya jelas, orang ganteng itu harus pede dong " ujar Surya.

" Songong " cibir Senja.

" Bukan songong, tapi kenyataan, lagi pula masa cowok tiga dimensi bisa kalah sama cowok dua dimensi " ujar Surya.

" Ini nih, salah satu sifat cowok tiga dimensi yang gak aku suka, ya songong kek kamu " ujar Senja.

" Jangan kek gitu, ntar kalau aku pergi kamu bakal rindu loh " goda Surya.

" Gak bakal, wekk " ujar Senja sambil menjulurkan lidahnya.

" Dasar cewek tsundere " cibir Surya.

" Diamlah, matahari mula terbenam tuh " ujar Senja.

Lalu hanya keheningan yang terjadi antara mereka.

" Pulang yuk " ajak Surya.

Senja hanya menganggukan kepalanya. Mereka pun pulang kerumah masing masing  dan sibuk dengan kegiatan masing masing tentunya.

Senja yang telah berlalu berganti malam malam penuh bintang gemerlapan semakin lama berubah digantikan oleh terbitnya sang Surya yang siap memberikan kehangatan dipagi hari kepada manusia dibumi.

Lalu bagaimana dengan 2 remaja itu. Mereka sedang sibuk bersiap siap berangkat sekolah. Setelah siap lalu mereka berangkat bersama layaknya seorang kekasih yang selalu bersama. Indahnya masa muda, tapi kembali kepada fakta yang ada bahwa mereka hanya seorang remaja yang tidak mengerti cinta begitu polosnya mereka diusia yang bahkan sudah beranjak dewasa itu.  Tapi biarlah seperti itu dibandingkan mereka dewasa sebelum waktunya tentu saja itu buruk bagi mereka.

Sekarang mereka sudah waktunya pulang sekolah. Surya tampak menunggu Senja didepan kelasnya. Tiba tiba Doni manusia tukang tebar pesona kepada semua wanita menghampiri Surya disusul dengan manusia berkacamata yang ramah dan digilai wanita disekolahnya karena pesonanya dan senyuman manisnya. Ahhh, dia begitu lucu dan tampan secara bersamaan bukan sebenarnya dia kelihatan cantik dengan pipi tembemnya.

" Oy Sur " panggil Doni sambil duduk disebelah kanannya sedangkan Rafa disebelah kirinya.

" Surya kita kerja kelompok hari ini bisa gak??? " tanya Rafa sang pria cantik yang diceritakan tadi.

Senja bersama muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang