Jiyeon hanya memberikan senyum tipisnya lalu berbalik pergi meninggalkan Tuan Shin yang menatapnya penuh kehangatan. Langkahnya terhenti ketika sampai di pintu. Ia membiarkan Yunho membuka pintu kayu ber-cat putih itu lalu melangkah keluar. Tetapi sekali lagi langkahnya terhenti ketika ia berhadapan dengan seseorang. Kim Myungsoo.
"Oh! Park Jiyeon." Suara itu berasal dari Hyunwoo yang muncul dari balik punggung Myungsoo.
Walau pun ada Hyunwoo di antara mereka, kontak mata antara Myungsoo dan Jiyeon tak kunjung terputus seakan saling berusaha membaca pikiran satu sama lain hanya dengan saling menatap.
"Selamat siang, Lee Hyunwoo-ssi, dan Yang Mulia Putera Mahkota," ucap Jiyeon pada akhirnya lalu membungkuk sopan seperti biasa.
Tetapi Myungsoo tak melepaskan tatapan tajamnya dari Jiyeon, tidak bisa ia lakukan. Setiap kali bertemu dengan gadis itu, ia hanya ingin mengetahui siapa dan apa tujuannya hadir di kehidupan damainya.
Takdir yang mempertemukan mereka walau pun sebenarnya sejak awal mereka mempunyai sebuah ikatan yang mungkin juga bisa disebut dengan takdir yang sudah ditetapkan sejak mereka lahir di dunia ini.
Eirene part 5
Hyunwoo menatap Myungsoo dan Jiyeon secara bergantian dengan alis yang terangkat ke atas. Ia mengamati bagaimana Jiyeon dan Myungsoo saling bertatapan tanpa ada yang berniat memutus kontak mata mereka. Saat ia akan menoleh pada Woohyun untuk menanyakan apa yang terjadi dengan Myungsoo, Hyunwoo mengurungkan niatnya setelah melihat Woohyun dan Yunho yang juga saling melemparkan tatapan tajam. Detik itu pula Hyunwoo memutuskan, mungkin lebih baik kalau diam dan menunggu mereka berdua tersadar dengan sendirinya.
"Oh! Anda berkunjung ke Angelia, Yang Mulia Putera Mahkota?" Tuan Shin datang dari ruangan yang baru saja Jiyeon tempati, membuat mereka menatapnya.
Dalam hati, Hyunwoo berkali-kali berterima kasih pada pria tua itu karena menyelamatkannya dari suhu ruangan yang tiba-tiba turun drastis. "Shin ahjussi, senang bertemu denganmu lagi," kata Hyunwoo lalu menjabat tangan Tuan Shin.
"Terima kasih, Hyunwoo-ah," balas Tuan Shin dengan ramah. Tuan Shin menatap Myungsoo lalu memberi hormat padanya.
"Tuan Shin, anda mengenal Jiyeon?" tanya Myungsoo tanpa menatap Tuan Shin.
Sebelum menjawab, Tuan Shin menatap Jiyeon yang dibalas Jiyeon dengan kernyitan kecil di dahinya sehingga hanya Tuan Shin yang menyadari hal itu. Tuan Shin kembali menatap Myungsoo dengan senyum lebarnya. "Jiyeon sedikit tertarik dengan Angelia, jadi kami sedikit berbincang tentang hal itu. Benar 'kan, Jiyeon-ah?"
"Seperti yang anda katakan, Tuan Shin," Jiyeon membenarkan. "Kalau begitu saya harus pergi. Sampai jumpa," kata Jiyeon lalu membungkuk singkat sebelum pergi dari hadapan Myungsoo bersama Yunho.
"Sampai jumpa kembali," balas Hyunwoo.
Berbeda dengan Hyunwoo, Myungsoo lebih memilih diam dan menatap punggung Jiyeon yang semakin menjauh.
---
Ryu Family's Manor
Tuan Ryu sedang duduk bersantai di sofa sambil mendengarkan musik karangan Beethoven yang diputar melalui piringan hitam yang terletak tak jauh darinya. Wajah arogan dan mata tajamnya membuat siapa pun akan takut melihatnya. Bibirnya mengapit cerutu dan tangan kirinya menopang kepalanya di lengan sofa. "Jadi, Eirene sudah menyadari perangkap yang kita buat, ha?"
"Saya sangat menyesal karena telah membiarkan-nya lolos, Tuan," sahut seorang pria yang berlutut dengan kepala yang menunduk dalam di depannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/88200664-288-k847441.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
EIRENE
FanfictionJiyeon tidak pernah menyalahkan Tuhan atas garis takdir yang mengelilinginya. Bahkan ketika setelah ia kehilangan kedua orang tuanya dan diperlakukan layaknya sampah oleh musuh keluarganya. Ia tidak menyesal dan menyalahkan Tuhan atas itu. Terkadang...